5.2 Pembahasan
Dari jumlah sampel yang didapatkan berdasarkan karakteristik kelompok usia yaitu kelompok usia 61-70 tahun dengan jumlah 28 orang 37.3, kelompok
usia 7-80 tahun dengan jumlah 33 orang 44, kelompok usia diatas 80 tahun dengan jumlah 14 orang 8.7.
Pada hasil penelitian yang dilakukan, kelompok usia pada sampel penelitian yaitu kelompok usia 61-70 tahun dengan jumlah 26 orang 34.7,
kelompok usia 71-80 tahun dengan jumlah 32 orang 42.7, kelompok usia 80 tahun dengan jumlah 16 orang 21.3. Hasil penelitian ini sama dengan hasil
penelitian lain Blevins, 2013 yang menyatakan sekitar umur antara 71-80 tahun yang merupakan jenis kelompok usia dengan tingkat terbanyak.
Dari jumlah sampel yang didapatkan berdasarkan karakteristik jenis kelamin yaitu jenis kelamin perempuan dengan jumlah 45 orang 60 lebih
banyak dibandingkan jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 30 orang 40. Pada hasil penelitian ini, jenis kelamin yang mengalami gangguan
pendengaran didapatkan bahwa kelompok jenis kelamin perempuan dengan jumlah 45 orang 60 lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki
yaitu dengan jumlah 29 orang 38.7. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Agrawal,1999 dan Dalton, 2003 yang menyatakan jenis kelamin
laki-laki lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran dibandingkan jenis kelamin perempuan, karena pada laki-laki lebih sering terpapar bising dan lebih
banyak faktor resiko dibandingkan perempuan. Pada penelitian ini didapatkan perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, kemungkinan karena jumlah
sampel jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Berdasarkan literatur yang didapat, gangguan pendengaran yang paling
sering terjadi pada usia lanjut ialah tuli sensorineural Smith, 2014. Namun pada penelitian ini, jenis gangguan pendengaran paling yang paling banyak pada
telinga kanan yaitu tuli campur sebanyak 51 orang 68. Jenis gangguan pendengaran yang paling banyak pada telinga kiri yaitu tuli campur sebanyak 53
Universitas Sumatera Utara
orang 70.7. Tuli sensorineural pada lanjut usia lebih dikarenakan faktor degeneratif seperti contohnya presbikusis, sedangkan tuli campur pada lanjut usia
lebih berhubungan dengan otosklerosis Shemesh, 2010. Penelitian ini membutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk menetapkan penyebab gangguan
pendengaran pada lanjut usia.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 75 sampel lansia di panti jompo Karya Kasih Medan tentang gambaran gangguan pendengaran pada lanjut
usia di panti jompo Karya Kasih Medan pada tahun 2014 dari bulan Agustus- September, dapat ditarik kesimpulan berupa :
1. Proporsi lansia yang mengalami gangguan pendengaran sebanyak 74
orang 98.7 dengan karakteristik demografi sebagai berikut : a.
Kelompok usia 61-70 tahun dengan jumlah 26 orang 34.7, kelompok usia 71-80 tahun dengan jumlah 32 orang 42.7,
kelompok usia 80 tahun dengan jumlah 16 orang 21.3. b.
Jenis kelamin perempuan dengan jumlah 45 orang 60 lebih banyak daripada jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 29 orang 38.7.
2. Jenis gangguan pendengaran pada telinga kanan yaitu tuli sensorineural
sebanyak 15 orang 20, tuli konduktif sebanyak 5 orang 6.7, tuli campur sebanyak 51 orang 68. Jenis gangguan pendengaran pada
telinga kiri yaitu tuli sensorineural sebanyak 19 orang 25.3, tuli konduktif sebanyak 2 orang 2.7, tuli campur sebanyak 53 orang
70.7. 3.
Derajat gangguan pendengaran yang paling banyak dijumpai pada telinga kanan yaitu tuli campur berat dengan jumlah 20 orang 26.7. Derajat
gangguan pendengaran yang paling banyak dijumpai pada telinga kiri yaitu tuli campur berat dengan jumlah 19 orang 25.3.
Universitas Sumatera Utara