Patofisiologi Klinik Klasifikasi Gangguan Pendengaran pada Lansia

fibrosit tipe IV dapat menyebabkan perubahan ambang batas pendengaran yang bermakna. Gambaran histopatologi pada tikus yang terpapar bising menunjukkan bahwa terjadi hilangnya sel-sel spiral ganglion, yang merupakan badan sel dari saraf aferen di koklea, yang bersinaps dengan sel-sel rambut dalam inner hair cells. Intinya, paparan bising pada usia muda dapat meningkatkan risiko terjadinya presbikusis seiring dengan bertambahnya usia seseorang Kujawa dan Liberman, 2006. d. Genetik Disebut-sebut bahwa genetik berperan penting dalam menentukan kerentanan seseorang terhadap faktor-faktor lingkungan seperti bising, obat-obat ototoksik dan bahan-bahan kimia, serta stress. Pada penelitian lain didapati bahwa terdapat beberapa gen yang mengalami mutasi pada penderita presbikusis, yaitu gen GJB2 dan gen SLC26A4. Selain itu, didapati bahwa orang-orang yang mengalami dua mild mutations pada gen GJB2 akan terjadi peningkatan risiko berkembangnya presbikusis dini Roland, 2014 dan Rodriguez-Paris, dkk, 2008.

2.3.3 Patofisiologi Klinik

Tanda utama dari presbikusis adalah terjadinya penurunan sensitivitas ambang batas pendengaran pada suara berfrekuensi tinggi. Perubahan ini dapat terjadi pada dewasa muda, tetapi terutama secara jelas terjadi pada orang-orang dengan usia 60 tahun ke atas. Seiring bertambahnya usia, penurunan sensitivitas ini akan mencapai ke suara dengan frekuensi yang rendah pula. Pada kebanyakan kasus presbikusis dijumpai terjadinya kehilangan sel rambut luar outer hair cell pada koklea bagian basal Soesilorini, 2011. Faktor lainnya seperti genetik, usia, serta ototoksik dapat memperberat proses penurunan fungsi pendengaran seseorang. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mills dkk, didapati bahwa terjadi penurunan fungsi pendengaran yang berkaitan dengan faktor usia secara signifikan pada hewan-hewan yang tinggal di Universitas Sumatera Utara tempat yang bising. Kedua faktor ini sama-sama berperan dalam menyebabkan terjadinya kerusakan koklea dalam menerima suara dengan frekuensi tinggi Soesilorini, 2011.

2.3.4 Klasifikasi

Berdasarkan perubahan patologi yang terjadi, Schuknecht menggolongkan prebikusis menjadi 4 jenis, yaitu: a. Sensorik Pada presbikusis jenis ini dapat dijumpai lesi yang terbatas pada koklea. Dijumpai adanya atrofi pada organ corti, serta berkurangnya jumlah sel-sel rambut dan sel-sel penunjang di koklea. b. Neural Pada jenis neural, dijumpai berkurangnya sel-sel neuron pada koklea serta pada jaras auditorik. c. Metabolik strial prebycusis Presbikusis dengan jenis metabolik dapat terjadi sebagai akibat terjadinya atrofi stria vaskularis yang akhirnya menyebabkan terganggunya fungsi sel serta keseimbangan biokimia bioelektrik pada koklea. d. Mekanik cochlear presbycusis Presbikusis koklear terjadi akibat perubahan gerakan mekanik pada duktus koklearis. Selain itu, dijumpai pula atrofi ligamen spiralis serta kekakuan pada membran basalis. Menurut penelitian, prevalensi presbikusis terbanyak adalah presbikusis dengan jenis metabolik dengan persentase sebesar 34,6. Berikutnya adalah jenis neural sebesar 30,7, mekanik 22,8, dan sensorik sebesar 11,9 Suwento dan Hendarmin, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.3.5 Derajat Ketulian