xxxvii penyemprotan hama yang terakhir dilakukan. Hal ini untuk menghindari
kemungkinan masih adanya sisa-sisa bahan kimia yang menempel di daun teh. Kemudian pucuk teh yang dipetik juga tidak boleh terkena kotoran
ketika dipetik, seperti jatuh ke tanah misalnya. Hal ini disebabkan oleh pengolahan pucuk teh yang sama sekali tidak melibatkan proses pencucian
terhadap pucuk teh yang akan diolah Arifin, 2008. Sanitasi pucuk teh ketika berada di pabrik juga tidak kalah penting.
Pucuk teh yang akan dilayukan tidak boleh jatuh keluar dari whitering trough selama proses penghamparan. Pucuk teh juga tidak boleh terkena
bahan-bahan kimia seperti oli, solar, maupun minyak pelumas ketika diangkut menggunakan truk untuk menghindari adanya kontaminasi
terhadap pucuk teh Arifin, 2008.
2. Sanitasi Peralatan, Mesin, dan Ruangan Pengolahan
Sanitasi peralatan dilakukan sejak pemetikan pucuk teh di kebun. Sanitasi terhadap mesin akan lebih banyak ditemukan di pabrik. Mesin-
mesin yang baru selesai digunakan untuk melakukan pengolahan maupun ketika akan digunakan untuk pengolahan harus dibersihkan untuk
menghilangkan kontaminan yang bisa menempel dibahan baku maupun produk teh jadi Arifin, 2008.
Sanitasi terhadap ruangan pengolahan dapat dilakukan dengan membersihkan ruangan yang digunakan untuk proses produksi secara
periodik. Ruangan-ruangan diberi ventilasi agar sirkulasi udara bisa berjalan lancar, ruangan harus dibersikan dari debu maupun kotoran-
kotoran lain secara periodik setiap hari. Dan khusus untuk ruangan fermentasi perlu dilakukan pengepelan setiap hari karena di ruangan ini
proses produksi berlangsung dalam suasana lembab sehingga jika tidak di pel setiap akhir proses produksi bisa mengakibatkan tumbuhnya jamur
maupun bakteri di ruang fermentasi ini Arifin, 2008.
3. Sanitasi Karyawan dan Pengunjung
Pekerja pada pengolahan industri pangan sebaiknya memakai sarung tangan plastik yang steril. Hal ini dikarenakan luka-luka atau iritasi
xxxviii lainnya dikulit adalah tempat yang baik bagi sejumlah besar bakteri
Staphyloccus aureus, oleh karenanya harus ditutup. Batuk atau bersin di sekitar bahan pangan juga sebaiknya dihindarkan dan tangan harus
dihindarkan dari muka dan hidung Buckle et al, 1987. Sanitasi terhadap karyawan dan pengunjung yang masuk ke pabrik
sangat penting untuk dilakukan sebab manusia adalah sumber kontaminan terbesar. Para karyawan dan pengunjung yang masuk ke pabrik diwajibkan
memakai masker serta baju khusus beserta topinya, dan juga sepatu yang sudah disediakan. Pemakaian masker dimaksudkan agar bahan baku
maupun produk yang dihasilkan tidak terkontaminasi oleh sumber kontaminan dari mulut karyawan maupun pengunjung ketika bercakap-
cakap. Selain itu, dengan pemakaian masker ini kenyamanan karyawan dan pengunjung juga akan lebih terjamin sebab proses pengolahan teh
menimbulkan bau yang cukup menusuk hidung Arifin, 2008.
I. Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah yang dihasilkan sangat penting untuk dilakukan agar tidak mencemari lingkungan di sekitar pabrik walaupun
pada dasarnya proses pengolahan teh tidak menimbulkan limbah yang terlalu berbahaya bagi lingkungan Arifin, 2008.
1. Limbah Padat
Limbah padat dari proses pengolahan teh berupa bubuk-bubuk teh yang jatuh ke lantai tidaklah terlalu berbahaya. Penanganannya hanya
perlu dilakukan dengan cara menyapunya kemudian memasukkannya ke dalam karung untuk selanjutnya dibuang atau dijadikan pupuk organik
Arifin, 2008.
2. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan juga sangat kecil bahkan dapat dikatakan tidak ada sama sekali. Limbah cair hanya dihasilkan dari oli
maupun bahan bakar yang tercecer yang bisa dibersihkan dengan mengelap atau mengepelnya Arifin, 2008.
xxxix
3. Limbah Gas