Komposisi Manipulasi Resin Akrilik Polimerisasi Panas

akrilik polimerisasi sinar memiliki kekuatan yang lebih rendah dan permukaan yang lebih kasar. 4,6,10 Resin akrilik polimerisasi panas heat cured resin acrylic adalah resin akrilik yang menggunakan proses pemanasan untuk polimerisasi. 4,6,10

2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Resin akrilik polimerisasi panas adalah salah satu bahan basis gigitiruan polimer yang paling banyak digunakan saat ini dan proses polimerisasinya dengan pengaplikasian panas. Energi termal panas yang diperlukan untuk polimerisasi bahan tersebut dengan menggunakan pemanasan air di dalam waterbath atau dapat juga menggunakan pemanasan dalam oven gelombang mikro. 4,5

2.2.1 Komposisi

Resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan. Unsur-unsur yang terkandung dalam resin akrilik polimerisasi panas antara lain: 1,3,5,10,24 a. Bubuk Polimer : butiran atau granul polimetil metakrilat Inisiator : benzoyl peroxide Pigmenpewarna : garam cadmium atau besi atau pigmen organik b. Cairan Monomer : metil metakrilat Cross-linking agent : ethyleneglycol dimethylacrylate Inhibitor : hydroquinone

2.2.2 Manipulasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat manipulasi resin akrilik polimerisasi panas yaitu: 5,10 Universitas Sumatera Utara a Perbandingan bubuk dan cairan Pencampuran bubuk dan cairan menggunakan perbandingan volume 3 : 1 atau perbandingan berat 2 : 1. 3,25 b Proses pencampuran bubuk dan cairan Bubuk dan cairan dalam perbandingan yang benar dicampur di dalam tempat yang tertutup lalu dibiarkan hingga mencapai dough stage. 5,10 Pada saat pencampuran ada lima stages yang terjadi yaitu: 5,10,26 1. Wet sand stage Polimer secara bertahap bercampur dengan monomer membentuk endapan. 2. Sticky stage Monomer berpenetrasi ke dalam polimer dan membentuk massa yang lengket dan berserat ketika disentuh atau ditarik. 3. Dough atau gel stage Setelah monomer berdifusi ke dalam polimer, terbentuk massa yang halus dan seperti adonan. Massa ini homogen dan tidak melekat pada dinding wadah sehingga dapat dimasukkan ke dalam mold. 4. Rubbery stage Monomer sudah tidak terdapat lagi dalam tahapan ini karena telah menyatu seluruhnya dengan polimer atau mengalami evaporasi. Massa yang terbentuk pada tahap ini berbentuk seperti plastik dan tidak dapat lagi dimasukkan ke dalam mold. 5. Stiff stage Pada tahap ini massa sudah kaku. c Pengisian Sebelum pengisian, dinding mold diberi bahan separator Cold Mould Seal untuk mencegah merembesnya adonan akrilik ke dinding mold sehingga menghasilkan permukaan yang kasar, merekat dengan bahan tanam gips dan mencegah air dari gips masuk ke dalam resin akrilik. 7 Mold dalam kuvet harus diisi dengan cepat pada saat polimerisasi. Untuk mencegah kelebihan dan kekurangan pengisian, mold diisi secara bertahap. Setelah pengisian adonan dilakukan tekanan sehingga besi kuvet atas dan bawah bertemu Universitas Sumatera Utara agar mold terisi dengan padat. Kuvet dilepaskan dari alat tekan dan dibuka agar kelebihan resin dapat dibuang kemudian dilakukan tekanan terakhir sampai kuvet atas dan bawah bertemu, lalu kuvet dikunci. 27 d Kuring Kuvet dimasukkan ke dalam waterbath yang berisi air dan dipanaskan dari suhu kamar sampai suhu mencapai 70°C dan dibiarkan selama 90 menit lalu suhu dinaikkan sampai 100°C dan dibiarkan selama 30 menit. 28 e Pendinginan Setelah pemanasan, kuvet dibiarkan di dalam waterbath selama 30 menit untuk proses pendinginan. Setelah itu kuvet dialiri air selama 15 menit dan dibiarkan dingin hingga mencapai suhu kamar. 5,10

2.2.3 Sifat Resin Akrilik Polimerisasi Panas