2.2.5 Kerugian
Kerugian bahan resin akrilik polimerisasi panas adalah:
3,8,27
1.
Tidak tahan terhadap abrasi
2.
Konduktivitas termal rendah
3.
Monomer sisa dapat menyebabkan reaksi alergi
4.
Kekuatan impak resistensi terhadap benturan rendah
2.3 Penguatan Resin Akrilik
Resin akrilik polimerisasi panas merupakan bahan yang paling sering digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan karena memiliki banyak kelebihan.
Namun resin akrilik polimerisasi panas memiliki kekurangan yaitu mudah patah. Hal ini berhubungan dengan rendahnya kekuatan impak dan kekuatan transversal yang
dimiliki oleh resin akrilik polimerisasi panas. Kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas hanya sekitar 0,26 charpy, Nm. Salah satu usaha yang dapat
dilakukan untuk mencegah kepatahan dan meningkatkan kekuatan basis gigitiruan adalah dengan penambahan serat.
3,14,20
Penambahan serat dapat dilakukan dengan penambahan :
2.3.1 Serat Kaca
Serat kaca adalah bahan anorganik yang dapat ditambahkan ke dalam bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. Serat kaca merupakan material yang
terbuat dari serabut-serabut yang halus dari kaca. Komposisi utama serat kaca adalah silikon dioksida SiO
2
yang memiliki sifat kaku sehingga dapat berfungsi sebagai penguat dan digolongkan ke dalam serat penguat yang dominan karena memiliki sifat
mekanis yang baik, tahan terhadap bahan kimia dan memiliki titik leleh yang tinggi. Namun, serat kaca merupakan bahan yang hidrofobik secara alami dan
memiliki energi permukaan yang relatif rendah. Hal ini menyebabkan serat kaca sulit beradhesi dengan matriks polimer karena serat kaca sulit menyerap monomer resin
akrilik polimerisasi panas.
18
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Serat Carbon
Serat carbon dapat memperkuat resin akrilik polimerisasi panas, tetapi saat ini sudah jarang digunakan karena serat carbon sulit untuk dipolis, estetik yang tidak
baik karena seratnya berwarna hitam dan bersifat toksik.
18
2.3.3 Serat Aramid
Nama lain dari serat aramid adalah Kevlar. Serat aramid dapat memperkuat modulus elastisitas pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. Serat
aramid sudah jarang digunakan, karena mempunyai permukaan yang kasar sehingga sulit untuk di polish, adhesi yang kurang baik antara serat dengan resin akrilik.
18
2.3.4 Serat Nilon
Serat nilon terbentuk melalui reaksi polimerisasi molekul-molekul kecil sehingga terbentuk molekul yang besar atau disebut makromolekul, hal tersebut
menyebabkan bahan ini mempunyai berat molekul yang tinggi. Penggunaan serat nilon pertama kali di kedokteran gigi tidak begitu memuaskan oleh karena memiliki
sifat penyerapan air yang tinggi. Namun, bahan ini mempunyai fleksibilitas yang tinggi sehingga dapat
meneruskan tekanan yang diterima. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan dari serat nilon sehingga memiliki ketahanan yang tinggi terhadap fraktur.
18
2.3.5 Serat Polietilen