B. Tanggungjawab PERUM DAMRI Sebagai Angkutan Bandara Terhadap Penumpang Yang Mengalami Kecelakaan
Tanggungjawab dalam kamus bahasa Indonesia didefinisikan sebagai keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
43
Di dalam istilah Belanda disebutkan Verantwoordelijkatau bertanggungjawab yaitu wajib mengadakan
pertanggungjawaban, serta memikul tanggungjawab atas kemungkinan terjadinya kerugian.
44
Kecelakaan accident adalah peristiwa hukum pengangkutan berupa kejadian atau musibah; yang tidak dikehendaki oleh pihak-pihak: terjadi sebelum dalam,
dalam waktu, atau sesudah penyelenggaraan pengangkutan; karena perbuatan manusia atau kerusakan alat pengangkut sehingga menimbulkan kerugian
material, fisik, jiwa, atau hilangnya mata pencarian bagi pihak penumpang, bukan penumpang, pemilik barang, atau pihak pengangkut. Berdasarkan konsep tersebut,
dapat diuraikan unsur-unsur kecelakaan pengangkutan sebagai berikut:
45
1. Kejadian atau musibah;
Kejadian atau musibah pengangkutan merupakan peristiwa yang tidak dapat diketahui sebelumnya oleh penumpang, pengirim barang, atau oleh pengangkut
bahwa hal itu terjadi. Akan tetapi, bagi orang yang ahli tentang alat pengangkut, mungkin musibah itu dapat diperkirakan akan terjadi jika alat pengangkut tersebut
tidak diperiksa atau peralatan yang tidak lagi memenuhi standar operasional tidak diganti. Orang yang ahli tentang alat pengangkut dapat memperkirakan bahwa
musibah tidak akan terjadi jika alat pengangkut itu diperiksa secara rutin atau
43
Ilham, Kamus Bahasa Indonesia,Mitra Jaya Publisher, Surabaya, 2010, hal 414.
44
Imam Radjo Mulano, Penjelasan Istilah-istilahHukum Belanda-Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982, hal.211.
45
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal 225.
Universitas Sumatera Utara
berkala sesuai dengan ketentuan undang-undang. Jika alat pengangkut dinyatakan layak operasi yang dibuktikan oleh sertifikat kelayakan, tetapi musibah masih
terjadi juga, hal ini dikatakan sebagai kelalaian pengangkut human eror, misalnya, pengemudi mengantuk, mabuk minuman keras, atau karena ceroboh
mengendalikan alat pengangkut.
46
Jika alat pengangkut itu sudah diperiksa oleh ahlinya dan ternyata layak digunakan untuk mengangkut penumpang danatau barang, sedangkan pengemudi
mengendalikan alat pengangkut dengan professional dan kehati-hatian yang tinggi, kemudian terjadi kecelakaan, barulah hal ini dapat dikatakan musibah
objektif, yang disebut objective force majeure. Artinya, siapa pun pengemudi professional yang mengendalilkan alat pengangkut tersebut tidak mungkin dapat
mencegah terjadinya musibah. Dengan kata lain, musibah terjadi bukan karena kelalaian manuasia human eror, melainkan karena kehendak pihak lain yang
bukan penumpang, bukan pengemudi, dan bukan pengangkut, melainkan Walaupun musibah tersebut masih dapat dikatakan sebagai subjective force
majeure karena sifat relatif pada dasarnya masih dapat dicegah oleh orang lain karena kehati-hatiannya atau oleh ahli yang melakukan pemeriksaan alat
pengangkut. Sebenarnya, jika pemilik alat pengangkut memeriksa secara rutin selama tenggang waktu tertentu kepada ahlinya sesuai dengan ketentuan undang-
undang, akan dapat diketahui kelemahan alat pengangkut itu sehingga sebelum dioperasikan dapat diperbaiki atau diganti bagian yang tidak memenuhi syarat
operasional. Dengan demikian, dapat dicegah kemungkinan musibah akibat alat pengangkut tidak memenuhi standar keselamatan operasional.
46
Ibid, hal 226.
Universitas Sumatera Utara
kehendak Yang Maha Kuasa, misalnya karena angin puting beliung, hujan badai, ataupun petir menyambar
2. Tidak dikehendaki oleh pihak-pihak;
Terjadinya musibah pengangkutan tidak dikehendaki oleh semua orang, terutama pihak-pihak dalam pengangkutan karena akan menimbulkan kerugian
material, fisik, atau korban jiwa. Bentuk kerugian tersebut dapat berupa kehilangan, kerusakan, kehancuran barang milik penumpang atau pengirim
barang, korban jiwa,. Terjadinya musibah pengangkutan tidak dikehendaki, tetapi penyebab terjadi musibah diabaikan oleh penumpang atau pengangkut atau pihak
lain karena penumpang atau pengangkut sudah terbiasa tidak mematuhi peraturan atau disiplin kerja. Contohnya, ada penumpang membawa mercon atau bom
rakitan yang tidak terdeteksi oleh petugas, akibatnya terjadi ledakan. Pengangkut lalai melakukan pengecekan rutin terhadap roda alat pengangkut yang ternyata
sudah licin, akibatnya mudah pecah. 3.
Terjadi sebelum, dalam waktu, atau sesudah penyelenggaraan pengangkutan; Kecelakaan pengangkutan berupa kejadian atau musibah dapat terjadi
sebelum pengangkutan diselenggarakan. Musibah dapat saja menimpa penumpang atau barang ketika menunggu pemuatan, atau saat pemuatan penumpang atau
barang ke dalam alat pengangkut. Hal ini dapat terjadi mungkin karena tertimpa barang atau ditabrak oleh pemuat barang ketika akan naik alat pengangkut. Atau
karena terjatuh dari tangga ketika naik alat pengangkut atau terhempas ketika dimuat ke dalam alat pengangkut sehingga mengakibatkan luka pada penumpang
atau kerusakan pada barang. Hal ini dapat terjadi mungkin karena tertimpa barang atau ditabrak oleh alat pemuat barang ketika akan naik alat pengangkut. Atau
Universitas Sumatera Utara
karena terjatuh dari tangga ketika naik alat pengangkut atau terhempas ketika dimuat ke dalam alat pengangkut sehingga mengakibatkan luka pada penumpang
atau kerusakan pada barang. Jika pihak yang bersalah adalah penumpang, misalnya karena kelalaiannya, penumpang yang menanggung akibatnya. Akan
tetapi, jika pihak yang bersalah itu adalah pengangkut, misalnya karena kecerobohannya, dia bertanggungjawab mengganti kerugian kepada pihak yang
dirugikan. Antara penumpang atau pemilik barang dengan pengangkut sudah terjadi perjanjian pengangkutan yang sah dan mengikat kedua belah pihak.
Penumpang atau pemilik barang sudah membayar biaya pengangkutan sehingga dia berhak mengklaim ganti kerugian kepada pengangkut sebagai penyelenggara.
PERUM DAMRI tidak menganut bahwa kecelakaan sebelum terjadinya pengangkutan penumpang merupakan tanggungjawab perusahaan, tetapi DAMRI
menganut unsur tanggungjawab perusahaan terhadap penumpang dalam waktu penyelenggaraan dan sesudah penyelenggaraan atau dari stasiun asal hingga di
stasiun tujuan. Karena terjadinya suatu perjanjian antara penumpang dengan perusahaan pengangkutan saat penumpang menaiki bus dalam waktu
penyelenggaraan dan saat sampai di tempat tujuan sesudah penyelenggaraan pengangkutan dimana terikat dengan adanya karcis yang dibeli oleh penumpang
untuk menaiki bus DAMRI dan DAMRI bertanggungjawab saat terjadinya penyelenggaraan pengangkutan.
47
Kecelakaan pengangkutan berupa kejadian atau musibah dapat juga terjadi dalam waktu penyelenggaraan pengangkutan. Kecelakaan pengangkutan mungkin
saja terjadi karena tidak dilakukan pengawasan atau pemeriksaan rutin terhadap
47
Hasil wawancara tanggal 25 Juli 2016 dengan narasumber Bpk Andi Yuneska, selaku ASM.Perencanaan dan PJ PERUM DAMRI kantor cabang Angkutan Bandara Soekarno-Hatta
Jakarta Timur.
Universitas Sumatera Utara
alat pengangkut. Misalnya, menaikkan penumpang melebihi kapasitas daya angkut, bus berpenumpang penuh dengan kecepatan tinggi, ketika sopir
menginjak rem, ternyata rem tidak berfungsi sehingga bus terperosok masuk jurang. Mengalami kecelakaan pengangkutan seperti kejadian tersebut,
pengangkut tidak dapat bebas dari tanggungjawab. Kecelakaan pengangkutan berupa kejadian atau musibah dapat juga terjadi
setelah pengangkutan berakhir atau berhenti di halte. Ketika penumpang sedang turun dari bus di halte sebelah kiri jalan, kemudian sopir tancap gas, dan
terjatuhlah penumpang. Dalam hal seperti ini, pengangkut bertanggungjawab atas akibat kecelakaan tersebut, karena kecelakaan terjadi sebelum perjanjian
pengangkutan berakhir, pengangkut masih terikat pada kewajiban perjanjian pengangkutan dengan penumpang atau pemilik barang.
4. Karena perbuatan manusia atau kerusakan alat pengangkut;
Kecelakaan pengangkutan berupa kejadian atau musibah dapat terjadi karena perbuatan manusia atau karena kerusakan alat pengangkut. Perbuatan
manusia sebagai penyebab kecelakaan, misalnya di dalam bus diletakkan bom waktu yang tersembunyi, ketika bus sedang melaju terjadi ledakan bom yang
dahsyat. Kerusakan alat pengangkut dapat menjadi penyebab timbulnya kecelakaan atau musibah pengangkutan. Bus melaju dengan kecepatan tinggi,
tiba-tiba satu ban depan pecah sehingga bus oleng dan terbalik. Bus DAMRI cabang angkutan bandara Soekarno-Hatta pernah mengalami
kecelakaan yang diakibatkan oleh manusia, dimana salah satu bus DAMRI sedang beroperasi ada orang yang melempar kaca bus dengan batu hingga mengenai
penumpang dan luka pada bagian kepala, penumpang segera dibawa ke rumah
Universitas Sumatera Utara
sakit terdekat untuk dirawat. Sehingga pertanggungjawaban DAMRI terhadap penumpang tesebut adalah membiayai perobatan rumah sakit dan mengganti rugi
biaya tiket pesawat karena akibat kejadian tersebut ada penumpang yang ketinggalan penerbangan.
5. Menimbulkan kerugian material, fisik, jiwa, atau hilangnya mata pencarian;
Akibat terjadi kecelakaan atau musibah pengangkutan timbul kerugian material, fisik, jiwa, atau hilangnya mata pencaharian. Kerugian material adalah
berupa kerugian berupa benda, uang, surat berharga, dan hak milik lainnya. Kerugian berupa benda, antara lain, musnah atau rusaknya barang bawaan
ataupun barang kiriman. Kerugian berupa uang, antara lain, lenyapnya atau hilangnya sejumlah uang tunai, keuntungan yang diharapkan. Kerugian berupa
surat beharga atau surat tagihan, antara lain, surat cek, surat saham, obligasi, buku tabungan, deposito, kartu ATM, kartu kredit, ataupun tagihan biaya pengobatan,
perawatan, dan penguburan. Kerugian fisik berupa luka bakar, patah tulang, atau cacat seumur hidup. Kerugian jiwa berupa meninggalnya penumpang atau pihak
ketiga. Kerugian hilangnya mata pencaharian berupa tidak mampu lagi bekerja secara fisik akibat musibah sehingga diputuskan hubungan kerja oleh majikan.
6. Bagi penumpang, bukan penumpang, pemilik barang, atau pengangkut.
Penumpang adalah pihak dalam perjanjian pengangkutan. Penumpang selalu berupa manusia pribadi atau perseorangan. Dalam musibah pengangkutan,
penumpang selalu menjadi pihak yang mengalami kerugian akibat kecelakaan alat pengangkut, misalnya, bus masuk jurang. Kerugian penumpang dapat berupa
kerugian barang harta milik, kehilangan sejumlah uang, kehilangan surat-surat beharga, biaya pengobatan dan perawatan, cacat badan sementara, cacat benda
tetap, kehilangan pekerjaan, bahkan kematian.
Universitas Sumatera Utara
Pihak ketiga adalah pihak yang berada diluar perjanjian dengan perusahaan angkutan, akan tetapi menderita kerugian akan adanya
penyelenggaraan pengangkutan. Pengangkut adalah pihak dalam perjanjian pengangkutan, biasanya selalu
berstatus sebagai pengusaha yang menjalankan perusahaan bidang jasa pengangkutan, sebagai pemilik alat pengangkut. Apabila terjadi musibah atau
kecelakaan pengangkutan, pengangkut pada umumnya menjadi menjadi pihak yang bertanggungjawab utama atas terjadinya musibah atau kecelakaan karena
pengangkut adalah pihak penyelenggara pengangkutan dan sebagai pemilik alat pengangkut yang dijamin aman untuk dioperasikan. Pengertian pengangkut,
termasuk semua pihak yang dipekerjakan pada alat pengangkut yang bersangkutan, antara lain, pengemudi, kondektur.
Selain kecelakaan accident ada beberapa hambatan dalam pengangkutan. Hambatan pengangkutan adalah kesulitan-kesulitan yang dialami oleh pihak
penyelenggara pengangkutan darat yang timbul akibat peristiwa alam atau perilaku manusia. Kesulitan-kesulitan yang menjadi hambatan pengangkutan
tersebut menyebabkan pengangkutan berlangsung lambat atau bahkan terhenti sama sekali untuk sementara waktu. Hal semacam ini sudah tentu menimbulkan
kerugian bagi penyelengggara pengangkutan dan pengguna jasa pengangkutan juga bertentangan dengan asas pengangkutan yang tertib, lancar, nyaman, serta
tepat waktu.
48
Kerugian yang dimaksud dapat berupa: a.
Kerugian waktu
48
Abdulkadir Muhammad, Op.cit., hal 251.
Universitas Sumatera Utara
Yaitu lamanya waktu yang dibutuhkan untuk sampai di tempat tujuan yang telah ditentukan.
b. Kerugian biaya
Yaitu peningkatan biaya tambahan yang dikeluarkan selain biaya pengangkutan, seperti biaya BBM.
c. Kerugian tenaga
Yaitu tidak berfungsinya tenaga karena tidak bekerja yang berarti menurunkan nilai guna.
d. Kerugian kesehatan
Yaitu kelelahan, kecapean, mengalami stress mental yang dapatmengakibatkan sakit yang memerlukan perawatan.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan , berbagai macam kesulitan yang menjadi penghambat pengangkutan, antara lain:
1. Bencana alam berupa tsunami, tanggul jebol, jembatan rontok, banjir bandang,
tanah longsor, atau pohon besar tumbang menimpa jalan. 2.
Jumlah kendaraan di jalan raya terlalu padat sehingga lalu lintas tersendat- sendat, mengakibatkan jalan macet, dan boros BBM.
3. Perilaku manusia berupa unjuk rasa di jalan raya, tidak disiplin berlalu lintas,
atau jalan digunakan untuk parkir dan berdagang kaki lima. 4.
Kendaraan bermotor mengalami kerusakan di jalan raya mengakibatkan lalu lintas macet.
5. Penundaan keberangkatan bus dari jadwal yang ditetapkan semula tanpa
alasan jelas. 6.
Alat pengangkut yang tidak dirawat dengan baik dan rutin sehingga menimbulkan kerusakan dalam pengangkutan dan akhirnya perjalanan jadi
tertunda. Dalam pelaksanaan pengangkutan PERUM DAMRI juga mengasuransikan
setiap penumpangnya, PERUM DAMRI dalam bidang asuransi bekerjasama dengan PT. Jasa Raharja dimana tugas dan fungsi khusus memberikan
pertanggungan dalam bidang asuransi tanggungjawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang termasuk reasuransi dan perantaraan dalam bidang
asuransi tanggungjawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang. Jasa Raharja untuk melaksanakan penyelenggaraan Dana Pertanggungan Wajib
Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964. Asuransi sosial kecelakaan penumpang Askep diatur dalam Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 1964 Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan asuransi kecelakaan lalu lintas jalan merupakan salah satu jenis
perlindungan bagi masyarakat yang sifatnya sangat penting. Melalui asuransi kecelakaan lalu lintas jalan, setiap pengendara kendaraan di jalan raya dapat
dijamin dari biaya-biaya yang mungkin timbul sebagai akibat dari kecelakaan, serta keluarganya dapat memperoleh santunan apabila korban kecelakaan
meninggal dunia, dasar hukum pelaksanaan asuransi kecelakaan lalu lintas jalan adalah Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor
18 Tahun 1965 Tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 36PMK.0102008 juga mengatur tentang Besar Santunan
dan Sumbangan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, dimana besarnya santunannya di dalam Pasal 2 ayat 2 disebutkan:
a.
Ahli waris dari korban yang meninggal dunia berhak memperoleh santunan sebesar Rp. 25.000.000,00.
b. Korban yang mengalami cacat tetap berhak memperoleh santunan yang
besarnya dihitung berdasarkan angka prosentase sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 10 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 dari
besar santunan meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam huruf a.
c. Korban yang memerlukan perawatan dan pengobatan berhak memperoleh
santunan berupa penggantian biaya perawatan dan pengobatan dokter sebesar Rp. 10.000.000,00.
49
Periode tanggungjawab perusahaan angkutan umum berdasarkan ketentuan Pasal 192 ayat 3, tanggungjawab perusahaan angkutan umum dimulai
sejak penumpang diangkut dan berakhir di tempat tujuan yang disepakati dan ini dianut dan dipegang oleh PERUM DAMRI selama mengangkut penumpang.
Pasal ini mengatur mengenai periode tanggungjawab perusahaan angkutan umum, yaitu kapan perusahaan angkutan dianggap mulai bertanggungjawab dan kapan
dianggap berakhirnya tanggungjawab. Berdasarkan ketentuan ayat ini dapat ditafsirkan bahwa pengangkut mulai memikul tanggungjawabnya sejak
penumpang berada dalam angkutan umum sampai di tempat tujuan yang disepakati. Hal ini berarti hanya ada dua tahap, yaitu tahap dalam pengangkutan
dan tahap sesudah pengangkutan.
49
Lingkup Jaminan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 dalam http:www.jasaraharja.co.id, di akses 20 sepetember 2016, pk
19.00.
Universitas Sumatera Utara
Contoh kasus yang diteliti pada PERUM DAMRI Cabang Angkutan Bandara Soekarno-Hatta Jakarta Timur
Pada tanggal 24 Maret 2016 sekitar pukul 05.00 WIB, bus DAMRI code 4699 jalur Purwakarta mengalami kecelakaan lalu lintas di Tol Kamal Arah
bandara Soekarno-Hatta. Kronologi kejadian tersebut pada tanggal 24 Maret 2016 pengemudi dinas trayek Purwakarta-Soekarno Hatta, pengemudidinas pada tem 3
berangkat dari Purwakarta pukul03.00 WIB, saat itu pengemudi membawa 10 orang penumpang, dan ketika di perjalanan saat pengemudi sudah tiba di Tol
Kamal atas yaitu sekitar pukul 05.00 WIB ada sebuah dumb truck yang berhenti karena ban pecah di jalur sebelah kanan jalur cepat. Karena keadaan jalan masih
gelap dan tidak ada rambu-rambu darurat yang dipasang, pengemudi yang sedang melaju tidak melihat dan tidak mengetahuinya, akhirnya pengemudi tidak bisa
mengendalikan kendaraan yang dikemudikannya, pengemudi berusaha membuang stir ke kiri namun tetap saja tabrakan pun tidak bisa pengemudi hindari. Apabila
pengemudi tidak mengantisipasinya dengan membuang stir ke kiri, mungkin bagian mobil depan pengemudi sudah benar-benar hancur dan pengemudi tidak
bisa terselamatkan, karena saat itu pengemudi melaju kecepatan yang cukup tinggi yaitu 90 kmjam. Kondisi busyang dikemudikan penumpang mengalami
kerusakan yang parah, terutama pada bagian body dan kaca dari depan sampai belakang, namun untuk dumb trucknya tidak mengalami kerusakan yang parah.
Saat diketahui rincian biaya perbaikan dari teknik untuk code bus 4699 sebesar Rp. 108.567.000,00,
maka pengemudi akan bertanggungjawab untuk membayarnya yaitu dengan uang yang diterima pengemudi dari dansos dana
Universitas Sumatera Utara
sosial Rp.6.000.000,00 dan sisanya akan dibayar dengan cara mengangsur setiap bulannya Rp.700.000,00 yang dipotong dari uang gaji pengemudi.
Penumpang pihak kedua yang mengalami kecelakaan bus tersebut ada 1 orang, sehingga pihak bus DAMRI dan pihak kedua sepakat untuk berdamai dan
bermusyawarah terkait musibah kecelakaan bus DAMRI arah Bandara Soekarno- Hatta, dengan ini pihak DAMRI membantu biaya pengobatan pihak kedua sebesar
Rp.80.500.000,00.Penumpang tersebut juga mendapat santunan dari asuransi Jasa Raharja terkait perobatan dan pengobatan dokter maksimal sebesar
Rp.10.000.000,00. PERUM DAMRI unit angkutan khusus bandara Soekarno-Hatta
membedakan korban menjadi 2 yaitu: 1
Korban jiwa Bila terjadi kecelakaan dan menjatuhkan korban jiwa maka pengemudi yang
melintas dan mengetahui adanya kecelakaan bus DAMRI agar dapat membantu dan memberi pertolongan, dan melaporkan ke pimpinan operasi untuk melakukan
langkah-langkah atau tindakan yang diperlukan. a.
Korbanyang meninggal dunia PERUM DAMRI segera membawa ke rumah sakit dan menghubungi keluarga
korban untuk segera dibawa ke tempat tinggal korban, bila korban ternyata tinggal jauh di kampung maka PERUM DAMRI akan mengirim jenazah dan
biaya rumah sakit hingga keberangkatan jenazah ke kampung akan ditanggung oleh PERUM DAMRI, dan asuransi jasa raharja akan memberikan santunan
kepada ahli waris dari korban yang meninggal dunia sebesar Rp.25.000.000,00.
Universitas Sumatera Utara
b. Korban yang mengalami luka berat
Korban yang memerlukan perawatan dan pengobatan maka akan segera dibawa ke rumah sakit terdekat oleh pihak PERUM DAMRI dan biaya
pengobatan akan ditanggung oleh PERUM DAMRI, dan asuransi jasa raharja akan memperoleh santunan berupa penggantian biaya perawatan dan
pengobatan dokter paling besar Rp.10.000.000,00 sisanya akan dibantu oleh perusahaan .
c. Korban yang mengalami luka ringan
PERUM DAMRI cabangangkutan Soekarno-Hatta akanmembawa ke rumah sakit agar penumpang dapat segera di obati lukanya.
d. Korban material
Selain adanya korban jiwa ada juga korban material artinya ada kerusakan akibat kecelakaan. Maka PERUM DAMRI unit angkutan khusus bandara
Soekarno-Hatta mengganti kerugian dari kerusakan kendaraan yang mengalami kecelakaan. Bila akibat dari kecelakaan penumpang mengalami
keterlambatan penerbangan dan mengakibatkan tiket hangus maka PERUM DAMRI unit angkutan khusus bandara Soekarno-Hatta akan mengganti tiket
pesawat penumpang tersebut dengan jadwal keberangkatan yang berbeda.
50
Bus DAMRI angkutan khusus bandara, tidak hanya mengangkut penumpangnya di terminalpool, melainkan bus DAMRI juga mengangkut
penumpang yang ada di tengah jalan. Tanggungjawab terhadap penumpang yang naik di tengah jalan tidak dibedakan dengan penumpang yang naik dari
terminalpool, karena meskipun penumpang tersebut naik di tengah jalan mereka
50
Hasil wawancara tanggal 25 Juli 2016 dengan narasumber Bpk Andi Yuneska, selaku ASM.Perencanaan dan PJ PERUM DAMRI kantor cabang Angkutan Bandara Soekarno-Hatta
Jakarta Timur.
Universitas Sumatera Utara
tetap memiliki tiket yang sama dengan penumpang yang naik di terminal, sehingga tanggungjawab yang akan diberikan pihak DAMRI terhadap penumpang
yang naik di tengah jalan dengan yang naik dari terminal tetaplah sama tanpa adanya perbedaan. Biasanya penumpang yang naik di tengah jalan merupakan
penumpang yang ingin keluar dari jalan tersebut tetapi tidak ada kendaraan umum seperti angkot untuk dapat dinaiki, seperti orang dari Bogor ke Bekasi biasanya
jalannya harus lewat tol sehingga tidak mungkin menggunakan angkot, sehingga bus DAMRI merupakan alat transportasi penjembatan antar daerah untuk
sebagian penumpang. Kewajiban dan tanggungjawab pengemudi, pemilik kendaraan bermotor,
danatau perusahaan angkutan PERUM DAMRI unit angkutan khusus bandara Soekarno-Hatta sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN merujuk
pada aturan tertulis pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, yaitu pada Pasal 234-240, dan diatur juga mengenai
kewajiban dan tanggungjawab pemerintah terhadap prasarana lalu lintas yang menjadi penyebab kecelakaan dan menyediakan alokasi dana untuk pencegahan
dan penanganan kecelakan lalu lintas yang terdapat pada Pasal 238-240 Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.
51
Tanggungjawab PERUM DAMRI unit angkutan khusus bandara Soekarno- Hatta juga diberikan terhadap orang yang dipekerjakannya selaku awak kendaraan
juga, dimana dalam kasus ini pengemudi langsung dibawa ke rumah sakit untuk segera diobati dan pihak DAMRI akan memberitahukan kepada pihak keluarga
51
Siti Nurbaiti, Op.Cit.,UULAJ, hal 292-295.
Universitas Sumatera Utara
pengemudi mengenai kecelakaan yang dialami pengemudi.
52
C. Pihak-Pihak yangdapat Diminta Pertanggungjawaban PERUM DAMRI dalam Kecelakaan Bus