pengemudi mengenai kecelakaan yang dialami pengemudi.
52
C. Pihak-Pihak yangdapat Diminta Pertanggungjawaban PERUM DAMRI dalam Kecelakaan Bus
PERUM DAMRI merujuk pada Pasal 1367 ayat 1 KUHPerdata yang menyebutkan: “seseorang
tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang
menjadi tanggungannnya, atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah pengawasannya”, dan Pasal 191 UULLAJ 2009, yaitu: “perusahaan
angkutan umum bertanggungjawab atas kerugian yang diakibatkan oleh segala perbuatan orang yang dipekerjakannya dalam kegiatan penyelenggaraan
pengangkutan”. Setiap awak kendaraan juga diasuransikan ke dalam PT.Jasa Raharja oleh PERUM DAMRI, bukan hanya penumpang saja yang diasuransikan
oleh pihak PERUM DAMRI tetapi juga penumpang, jadi tidak hanya saja jaminan dari perusahaan tetapi juga ada jaminan asuransi dari PT.Jasa Raharja.
Kegiatan pengangkutan, kecelakaan merupakan kejadian yang tidak bisa dihindari dapat berupa bencana alam ataupun kelalaian manusia sehingga tidak
hanya berakibat kepada pengemudi dan penumpang tetapi juga berakibat kepada pihak ketiga. Pihak ketiga merupakan pihak yang berada di luar perjanjian dengan
perusahaan angkutan, akan tetapi menderita kerugian akan adanya penyelenggaraan pengangkutan. PERUM DAMRI unit angkutan khusus bandara
Soekarno-Hatta bertanggungjawab atas kerugian dari pihak ketiga meskipun tidak terikat dalam perjanjian. Kerugian berupa biaya rumah sakit ataupun kerugian
rusaknya kendaraan pihak ketiga akan ditanggung oleh pihak bus DAMRI,
52
Hasil wawancara tanggal 25 Juli2016 dengan narasumber Bpk Andi Yuneska, selaku ASM.Perencanaan dan PJ PERUM DAMRI kantor cabang Angkutan Bandara Soekarno Hatta
Jakarta Timur.
Universitas Sumatera Utara
pemberian tanggungjawab itu harus disertai dengan data-data yang lengkap dari pihak ketiga. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Andi Yuneska pihak
bus DAMRI merujuk kepada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan bahwa di dalam pasal 194 ayat 1 dan 2
menyatakan bahwa: a.
Ayat 1 “Perusahaan angkutan umum tidak bertanggungjawab atas kerugian yang diderita pihak ketiga, kecuali jika pihak ketiga dapat membuktikkan
bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh perusahaan angkutanumum”
b. Ayat 2 “Hak untuk mengajukan keberatan dan permintaan ganti kerugian
pihak ketiga kepada perusahaan angkutan umum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disampaikan selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari terhitung mulai
tanggal terjadinya kerugian.
53
Maka pihak DAMRI unit angkutan khusus bandara Soekarno-Hatta menyatakan bertanggungjawab atas setiap kerugian yang diderita oleh pihak
ketiga, karena kecelakaan yang ditimbulkan oleh bus DAMRI berdampak bagi orang di sekitar jalan maupun pengemudi kendaraan bermotor lainnya yang
diakibatkan oleh bus DAMRI meskipun tanpa adanya dokumen pengangkutan tiket yang mengikat antara pihak bus DAMRI dengan pihak ketiga.
54
53
Ibid., hal 275.
54
Hasil wawancara tanggal 25 Juli2016 dengan narasumber Bpk Andi Yuneska, selaku ASM.Perencanaan dan PJ PERUM DAMRI kantor cabang Angkutan BandaraSoekarno Hatta
Jakarta Timur.
Apabila pihak ketiga ingin menuntut ganti kerugian, maka pihak ketigayang harus
membuktikkan adanya kesalahan dari perusahaan angkutan, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1865 KUHPerdatamenyatakan bahwa: “Setiap orang yang
mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak, atau, guna meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa,
diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut”. Tuntutan tersebut didasarkan atas dasar pebuatan melawan hukum atau atas dasar kesalahan yang
Universitas Sumatera Utara
diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata. Sistem tanggungjawab yang dianut adalah sistem berdasarkan atas kesalahan based on fault, karena antara pihak ketiga
dengan perusahaan tidak terdapat perjanjian pengangkutan, akan tetapi terdapat perikatan. Jadi pihak ketiga tidak dapat menuntut atas dasar sistem presumption of
liability, karena tuntutan berdasarkan sistem presumption of liability hanya dapat dilakukan jika ada perjanjian pengangkutan.
55
1. Setiap orang yang berada di luar angkutan lalu lintas jalan yang menimbulkan
kecelakaan yang menjadi korban akibat kecelakaan dari penggunaan alat angkutan lalu lintas jalan tersebut.
Besarnya ganti kerugian yang diderita oleh pihak ketiga akan ditanggung oleh PERUM DAMRI unit angkutan khusus bandara Soekarno-Hatta, sesuai
dengan bukti-bukti yang akurat dari pihak kepolisian. Pihak asuransi yaitu PT. Jasa Raharja juga memberikan santunan kepada pihak ketiga, dimana diatur di
dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 Tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, yaitu:
2. Setiap orang atau mereka yang berada di dalam suatu kendaraan bermotor
yang ditumpangi dinyatakan bukan sebagai penyebab kecelakaan, termasuk dalam hal ini para penumpang kendaraan bermotor dan sepeda motor pribadi.
Penyelsaian terhadap tanggungjawab pihak ketiga oleh PERUM DAMRI tidak pernah hingga dibawa ke pengadilan, karena pihak DAMRI ingin
menyelsaikannya secara kekeluargaan dan mufakat. Pihakketiga juga mengikuti proseduryang ada untuk membuktikkan adanya kerugian yang diderita dengan
adanya tahap pertama 1 yaitu surat keterangan dari pihak kepolisian, lalu tahap kedua 2 pihak PERUM DAMRI akan segera membawa pihak ketiga yang
terkena dampak dari kecelakaan ke rumah sakit terdekat untuk segera diobati dengan tepat waktu, tahap ketiga 3 pihak rumah sakitakan mengeluarkan surat
55
Siti Nurbaiti, Op.Cit.,hal 105-106.
Universitas Sumatera Utara
keterangan dokter dan surat itu akan diserahkan ke PT.Jasa Raharja selaku pihak asuransi kecelakaan agar santunan dapat segera di segera di keluarkan oleh pihak
Jasa Raharjajadi pihak DAMRI juga dapat langsung memberikan tanggungjawabnya berupa penggantian terhadap keugian yang diderita pihak
ketiga.
56
56
Hasil wawancara tanggal 25 Juli 2016 dengan narasumber Bpk Andi Yuneska, selaku ASM.Perencanaan dan PJ PERUM DAMRI kantor cabang Angkutan Bandara Soekarno-Hatta
Jakarta Timur.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan