Kerangka Teori Kerangka Konsep Definisi Operasional .1. pH Hidung Variabel Penelitian Hipotesis Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Teori

Gambar 3.1 Kerangka Teori

3.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 3.2 Kerangka Konsep Cuci Hidung dengan NaCl 0,9 Perubahan kadar pH hidung Polusi Udara Perubahan Komposisi Sekret dan pH Kerusakan epitel dan silia Polutan yang tertangkap oleh palut lendir menembus mukosa Menumpuk Obstruksi Membersihkan polutan dengan cairan fisiologis NaCl 0,9 Sinusitis Kronik Gejala gangguan hidung dan penghidu Universitas Sumatera Utara 3.3 Definisi Operasional 3.3.1. pH Hidung pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal dalam rongga hidung yang dapat mempertahan frekuensi denyut silia adalah 7-9.

3.3.2. Cuci Hidung

Cuci hidung adalah terapi adjuvan untuk kondisi-kondisi saluran pernafasan bagian atas dengan cara mencuci daerah cavum nasi dengan semprotan atau cairan.

3.4 Variabel Penelitian

No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Cuci hidung NaCl 0,9 dan spuit 15cc Ada tidak ada melakukan cuci hidung Nominal 2. Kadar Ph pH meter Skala ph normal, skala asam, skala basa Numerik

3.5 Hipotesis

Dengan mempertimbangkan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah metode cuci hidung dengan NaCl 0,9 dapat meningkatkan rata-rata kadar pH cairan hidung pada pedagang kaki lima di kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat pra-eksperimental denganone group pretest-posttest design Notoatmojo, 2010. Tujuannya adalah untuk melihat peningkatan kadar pH setelah dilakukan cuci hidung menggunakan NaCl 0,9.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan pada bulan September 2015. Pengambilan sampel dilakukan pada pedagang kaki lima yang berjualan di kawasan kampus Universitas Sumatera Utara. Proses diagnosis kadar pH hidung setelah dilakukan cuci hidung dengan NaCl 0,9 dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata – Rata Waktu Transpor Mukosiliar pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 1

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata – Rata Waktu Transpor Mukosiliar pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 3

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata – Rata Waktu Transpor Mukosiliar pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 4 13

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 14

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 4

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 15

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 5

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh cuci hidung dengan NaCl 0,9 terhadap peningkatan rata-rata kadar pH cairan hidung

0 0 6