a. Pembersihan Mukosiliar
Pemeriksaan ini merupakan suatu tes yang sederhana dengan meletakkan 0.5 mm sakarin pada bagian anterior konka inferior. Lalu dinilai berapa
lama waktu yang dibutuhkan sampai terasa manis dimulut, normalnya kurang dari 30 menit.
b. Frekuensi Kecepatan Silia
Ketika tes sakarin menunjukkan waktu yang mamanjang atau jika dicuigai terdapat abnormalitas dari silia, lakukan pemeriksaan silia secara langsung
dengan mengambil sampel menggunakan cuuped spatula Rhinoprobe dan amatii aktivitas silia di bawah mikroskop dengan sel fotometrik.
Normalnya 12-15 Hz pada konka inferior. c.
Mikroskop Elektron Jika waktu pembersihan mukosiliar dan frekuensi kecepatan silia
abnormal, sampel diambil dengan spatula atau dengan biopsi langsung untuk diperiksa dengan mikroskop elektron untuk mendiagnosa kondisi-
kondisi seperti primary ciliary dyskinesia PCD. d.
Pengukuran Nitric Oxide Kadar nitric oxide yang terdapat pada udara ekspirasi hidung dan paru-
paru dapat membantu untuk menentukan fungsi normal mukosiliar. Jika terjadi inflamasi, makan akan terjadi peningkatan kadar nitric oxide.
Lund, 2003
2.1.4 Kadar pH hidung
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. Defenisi yang formal
tentang pH adalah negative logaritma dari aktivitas ion Hydrogen. pH adalah singkatan dari power of Hydrogen. pH normal memiliki nilai 7 sementara bila
nilai pH 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan
pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi. Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila
Universitas Sumatera Utara
keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja
berdasarkan prinsip elektrolitkonduktivitas suatu larutan Hartas, 2010. Normalnya, kadar pH dalam mukosa hidung adalah 7-9, dimana dalam
keadaan normal ini mukosilia dalam hidung dapat bekerja dengan optimal Waguespack,1995.
2.2 Polusi Udara 2.2.1 Kandungan dalam Polusi Udara
Pencemaran udara adalah adanya bahan polutan di atmosfer yang dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik atmosfer dan
mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya Mukono, 2005.
Berdasarkan buletin WHO yang dikutip Holzworth Cormick 1976:690, penentuan pencemar atau tidaknya udara suatu daerah berdasarkan parameter sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Parameter Pencemaran Udara No.
Parameter Udara bersih
Udara tercemar 1.
Bahan partikel 0,01-0,02 mgm
3
0,07- 0,7 mgm
3
2. SO
2
0,003-0,02 ppm 0,02- 2 ppm
3.
CO 1 ppm
5- 200 ppm
4. NO
2
0,003- 0,02 ppm 0,02
– 0,1 ppm
5. CO
2
310- 330 ppm 350
– 700 ppm
6. Hidrokarbon
1 ppm 1
– 20 ppm
Sumber : Buletin Who dalam Mukono, 2005
Penyebab pencemaran lingkungan di atmosfer biasanya berasal dari sumber kendaraan bermotor dan atau industri. Bahan pencemar yang dikeluarkan
antara lain adalah gas NO2, SO2, SO3, ozon, CO, HC, dan partikel debu. Gas NO2, SO2, HC dan CO dapat dihasilkan dari proses pembakaran oleh mesin yang
menggunakan bahan bakar yang berasal dari bahan fosil Mukono, 2008.
Universitas Sumatera Utara