2.2.2 Nilai Ambang Batas Debu di Udara
Nilai ambang batas adalah kadar tertinggi suatu zat dalam udara yang diperkenankan, sehingga manusia dan makhluk lainnya tidak mengalami
gangguan penyakit atau menderita karena zat tersebut Agusnar, 2008. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999
tentang pengendalian pencemaran udara dijelaskan mengenai pengertian baku mutu udara ambien, yaitu ukuran batas atau kadar zat, energi danatau komponen
yang ada atau yang seharusnya ada danatau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien. Baku mutu kadar debu dalam udara ambien
yang tercantum di dalam PP RI No. 41 tahun 1999 tersebut untuk PM10 Partikel 10 μm adalah 150 μgm
3
.
2.2.3 Dampak Polusi Udara Terhadap Hidung
Ketika udara masuk ke dalam rongga hidung, udara akan disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Ketiga proses ini merupakan fungsi utama mukosa
inspirasi yang terdiri dari epitel toraks bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Materi-materi yang terkandung dalam polutan dapat menyebabkan perubahan
suasana rongga hidung menjadi asam dalam upaya proteksi terhadap sumber- sumber infeksi. Perubahan kadar pH menjadi lebih asam ini akan mengganggu
kerja dari silia-silia hidung, sebab frekuensi denyut silia bekerja optimal pada pH normal, yaitu 7-9 Waguespack,1995.
Selain itu, polutan-polutan dalam polusi udara dapat merubah komposisi dari sekret hidung sehingga menyebabkan kerusakan epitel dan silia. Kerusakan
ini akan memperpanjang waktu transpor mukosilia. Hal ini akan menyebabkan gangguan sistem mukosiliar dan mengakibatkan polutan yang tertangkap oleh
palut lendir akan menembus mukosa hidung dan terjadilah obstruksi. Dari sini akan muncul keluhan-keluhan pernafasan lainnya seperti batuk, sesak napas,
rhinitis dll. Jika hal ini terjadi terus menerus dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan rhinosinusitis kronis atau sinusitis kronik Jhosepin dan Roy, 1999.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Cuci Hidung dengan NaCl 0,9 2.3.1 Pengertian Cuci Hidung