Sinus Maksilaris Sinus Frontalis Sinus Ethmoidalis Sinus Sphenoidalis

2.1.2 Anatomi Sinus Paranasal

Manusia mempunyai sekitar 12 rongga sinus di sepanjang atap dan bagian lateral rongga udara hidung dengan jumlah, bentuk, ukuran dan simetri yang bervariasi. Sinus paranasal adalah rongga-rongga berisi udara yang terdapat di dalam tulang yang sama dengan namanya yaitu, sinus frontalis, sinus ethmoidalis, sinus sphenoidalis, dan sinus maksilaris. Pada orang sehat, sinus umumnya berisi udara. Sinus-sinus tersebut berhubungan dengan dinding lateral kavum nasi melalui apertura-apertura yang relatif kecil. Seluruh sinus dilapisi oleh epitel saluran pernapasan yang mengalami modifikasi, maka sinus-sinus tersebut mampu menghasilkan mukus, dan bersilia sehingga sekret dapat disalurkan ke dalam rongga hidung. Hilger, 1997; Gray’s Anatomy, 2008 Gambar 2.2 Struktur Anatomi Hidung Secara Horizontal Ballenger, 2003

2.1.2.1 Sinus Maksilaris

Sinus maksilaris merupakan sinus paranasal terbesar yang terletak di dalam korpus maksilaris di belakang pipi. Berbentuk segitiga, dengan dinding anterior sinus adalah permukaan fasial os maksila atau fosa kanina, dinding Universitas Sumatera Utara posteriornya adalah permukaan infratemporal maksila, dinding medialnya ialah dinding lateral rongga hidung, dinding superiornya adalah dasar orbita dan dinding inferiornya adalah prosesus alveolaris dan palatum. Muara dari sinus maksilaris tersebut adalah meatus nasi medius melalui hiatus semilunaris Ballenger, 1994; Weir N, 1997; Snell, 2008.

2.1.2.2 Sinus Frontalis

Terdapat dua buah sinus frontalis terletak pada os frontalis yang keduanya dipisahkan oleh septum tulang. Sinus frontalis kanan dan kiri biasanya tidak simetris, satu lebih besar dari yang lainnya dan dipisahkan oleh sekat yang terletak di garis tengah. Sinus frontalis dipisahkan oleh tulang yang relatif tipis dari orbita dan fossa serebri anterior, sehingga infeksi dari sinus frontal mudah menjalar ke daerah ini. Masing-masing sinus frontalis ini bermuara ke dalam meatus nasi medius melalui infundibulum Ballenger, 1994; Snell, 2008.

2.1.2.3 Sinus Ethmoidalis

Sinus ethmoidale terletak di anterior, medius, posterior, dan terdapat di dalam os ethmoidale, di antara hidung dan orbita. Terdapat tiga kelompok sinus ethmoidalis yaitu kelompok anterior yang bermuara ke dalam infundibulum, kelompok media yang bermuara ke dalam meatus nasi medius, pada atau di atas bulla ethmoidalis, dan kelompok posterior yang bermuara ke dalam meatus nasi superior. Dari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling bervariasi dan akhir-akhir ini dianggap paling penting karena dapat merupakan sumber infeksi bagi sinus-sinus lainnya Snell, 2008; Steven M, 2000

2.1.2.4 Sinus Sphenoidalis

Ada dua buah sinus sphenoidalis, masing-masing berhubungan dengan meatus superior melalui celah kecil menuju ke resesus sfeno-etmoidalis. Dua buah sinus ini terletak di dalam korpus ossis sphenoidalis. Setiap sinus bermuara ke dalam recessus sphenoethmoidalis di atas konka nasalis superior. Batas-batas Universitas Sumatera Utara sebelah superior terdapat fosa serebri media dan kelenjar hipofisa, sebelah interornya atap nasofaring, sebelah lateral berbatasan dengan sinus kavernosus dan arteri karotis interna dan sebelah posteriornya berbatasan dengan fosa serebri posterior di daerah pons Ballenger, 1994; Mangunkusumo, 2001; Snell, 2008

2.1.2.5 Fungsi Sinus Paranasal

Dokumen yang terkait

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata – Rata Waktu Transpor Mukosiliar pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 1

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata – Rata Waktu Transpor Mukosiliar pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 3

Pengaruh Cuci Hidung Menggunakan NaCl 0,9% Terhadap Penurunan Rata – Rata Waktu Transpor Mukosiliar pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 4 13

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 14

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 4

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 15

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 5

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh cuci hidung dengan NaCl 0,9 terhadap peningkatan rata-rata kadar pH cairan hidung

0 0 6