Alat Pengering Sistem Pompa Kalor untuk Bahan Pertanian Perhitungan Performansi Teknis

g. Membekukan Pengeringan dengan menggunakan suhu yang sangat rendah. Biasanya digunakan pada produk-produk yang bernilai sangat tinggi, seperti produk farmasi dan zat-zat kimia lainnya. h. Batch dryer Pengeringan jenis ini hanya baik digunakan pada jumlah material yang sangat sedikit, seperti penggunaan pompa panas termasuk pompa panas kimia. Pada bagian tugas sarjana ini akan dilakukan simulasi pada pengeringan tipe Baki wadah dengan menggunakan udara panas yang berasal dari kondensor air conditioner AC.

2.7. Alat Pengering Sistem Pompa Kalor untuk Bahan Pertanian

Prinsip kerja pengering bahan pertanian sistem pompa kalor diilustrasikan seperti gambar 2.6 pompa kalor memberikan panas dengan mengekstraksi energi dari udara sekitar. Panas kering udara diproses memasuki ruang pengering dan berinteraksi dengan bahan pertanian. Udara lembab yang hangat dari ruang pengering digunakan kembali untuk menaikkan temperatur udara yang keluar dari evaporator di dalam alat penukar kalor yang nantinya akan dialirkan ke kondensor dan kembali ke ruang pengering. Gambar 2.7 Diagram Pengering Bahan Pertanian Pompa Kalor Universitas Sumatera Utara Keterangan gambar: 1. Alat pengering pompa kalor 2. Udara panas dari kondensor 3. Udara panas memenuhi ruang pengering 4. Udara lingkungan diserap evaporator 5. Udara dari ruang pengering dan evaporator di kondisikan dalam alat penukar kalor Melalui skema siklus refrigerasi kompresi uap, panas yang dikeluarkan oleh kondensor dimanfaatkan untuk mengeringkan bahan pertanian. Udara panas dari kondensor dialirkan ke ruang pengering, selanjutnya udara hasil pengeringan menjadi lembab basah. Udara dari ruang pengeringan kemudian dialirkan ke alat penukar kalor untuk menaikkan udara dingin yang keluar dari evaporator, udara tersebut selanjutnya akan menuju kondensor. Demikian seterusnya siklus udara pengering tersebut bersirkulasi. Skema dari pengering bahan pertanian ini terlihat pada gambar 2.7. Gambar 2.8. Skema Pengeringan Universitas Sumatera Utara Kinerja alat pengering salah satunya dapat ditentukan dari efisiensi pengeringan. Efisiensi pengeringan merupakan perbandingan antara energi yang digunakan untuk menguapkan kandungan air bahan dengan energi untuk memanaskan udara pengering. Efisiensi pengeringan biasanya dinyatakan dalam persen. Semakin tinggi nilai efisiensi pengeringan maka alat pengering tersebut semakin baik.

2.8 Perhitungan Performansi Teknis

Perhitungan efisiensi pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan: � = � � � × 100 ………………………. 2.1 Dimana: Q p adalah energi yang digunakan untuk pengeringan kJ Q adalah energi untuk memanaskan udara pengering kJ Nilai laju ekstraksi air spesifik atau specific moisture extraction rate SMER merupakan perbandingan jumlah air yang dapat diuapkan dari bahan dengan energi listrik yang digunakan tiap jam atau energi yang dibutuhkan untuk menghilangkan 1 kg air. Dinyatakan dalam kgkWh. Perhitungan SMER menggunakan persamaan: ���� = �̇ � � �� …………………………. 2.2 Dimana : � � adalah jumlah air yang diuapkan kgh � �� adalah energi yang digunakan untuk proses pengeringan kW Energi yang dikonsumsi spesifik atau specific energy consumption SEC adalah perbandingan energi yang dikonsumsi dengan kandungan air Universitas Sumatera Utara yang hilang, dinyatakan dalam kWhkg dan dihitung dengan menggunakan persamaan: ��� = 1 ���� …………………………. 2.3 Dimana: ��� adalah specific energy consumption kWhkg Laju pengeringan drying rate; kgjam, dihitung dengan menggunakan persamaan: �̇ � = � � −� � � ……………………………… 2.4 Dimana : � � adalah berat bahan pertanian sebelum pengeringan kg � � adalah bahan pertanian setelah pengeringan kg � adalah waktu pengeringan jam Kinerja dari pompa kalor dinyatakan dalam coefficient of performance COP, yang didefenisikan sebagai perbandingan antara kalor yang dilepaskan oleh kondensor dengan kerja energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan kompresor : ��� ��,ℎ = �̇ �� �̇ � …………………………… 2.5 Dimana : �̇ �� adalah kalor yang dilepaskan oleh kondensor kW �̇ � adalah kerja energi yang masuk dalam kompresor kW Kalor yang dilepaskan oleh kondensor dihitung dengan persamaan: �̇ �� = �̇ �� � �,�� �� �,�� − � �,�� � ………………. 2.6 Dimana: �̇ �� adalah laju aliran massa udara kgs Universitas Sumatera Utara � �,�� adalah panas spesifik udara kJ kg . K � �,�� adalah suhu rata-rata udara keluar kondensor K � �,�� adalah suhu rata-rata udara masuk kondensor K Kerja yang masuk ke dalam sistem kerja kompresor di hitung dengan persamaan: �̇ � = �̇ ��� ℎ 2 − ℎ 1 ………………………….. 2.7 Dimana: �̇ ��� adalah laju aliran massa refrigeran kgs h 1 diperoleh dari tekanan pada saluran keluar evaporator h 2 diperoleh dari tekanan pada saluran keluar kompresor Sebuah Sistem kompresi uap dengan memanfaatkan evaporator dan kondensor sekaligus disebut dengan sistem kompresi uap hibrid. Kinerja dari sebuah sistem kompresi uap hibrid dinyatakan dengan Total PerformanceTP yang menyatakan jumlah beban maksimum pada ruang pendinginan dan ruang pengeringan dibandingkan dengan daya kompresi, yang dirumuskan dengan: �� = � � + �̇ �� �̇ � ……………………………... 2.8 Dimana: � � adalah kalor yang diserap oleh evaporator kW �̇ �� adalah kalor yang dilepaskan oleh kondensor kW �̇ � adalah kerja Kompresor kW Kalor yang diserap oleh evaporator dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Universitas Sumatera Utara � � = �̇ ��� ℎ 1 − ℎ 4 …………………………………… 2.9 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cabai merah besar Capsicum Annum L. merupakan komoditas yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Indonesia sebagai penguat rasa makanan, sebelum dijadikan bumbu pada bahan pangan cabai biasanya diolah menjadi cabai kering yang kemudian dijadikan bubuk cabai. Kebutuhan akan cabai terus meningkat setiap tahun dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai. Cabai merah memiliki sifat mudah rusak. Sifat mudah rusak ini dipengaruhi oleh kadar air dalam cabai yang sangat tinggi sekitar 80 dari kandungan cabai merah itu sendiri. Kandungan air yang sangat tinggi ini dapat menjadi penyebab kerusakan cabai pada saat musim panen raya. Hal ini dikarenakan hasil panen yang melimpah sedangkan proses pengeringan tidak dapat berlangsung secara serentak, sehingga menyebabkan kadar air dalam cabai masih dalam keadaan besar dan memicu terjadinya pembusukan. Ketersediaan cabai segar pun menjadi terbatas apalagi pada saat musim penghujan. Hal ini menyulitkan para petani untuk menyediakan permintaan konsumen cabai, karena itu diperlukan metode pengawetan cabai salah satunya adalah dengan metode pengeringan yang menghasilkan cabai kering. Beberapa upaya penyelamatan hasil pertanian adalah dengan melakukan pengeringan. Prinsip pengeringan cabai merah adalah menguapkan air karena adanya perbedaan kandungan uap air diantara udara dan bahan yang dikeringkan. Udara panas mempunyai kandungan uap air yang lebih kecil sehingga dapat mengurangi uap air dari bahan yang dikeringkan. Salah satu faktor yang dapat mempercepat proses pengeringan adalah udara yang mengalir. Dengan adanya Universitas Sumatera Utara