Komoditas Hortikultura dan Pasca Panen Cabai

GSHP menyerap panas dari tanah dan menggunakannya untuk kalor fluida kerja. GSHPs merupakan alternatif yang efisien untuk metode konvensional rumah pendingin karena mereka menggunakan tanah sebagai sumber energi atau tenggelam daripada menggunakan udara ambien. Tanah adalah media pertukaran panas termal lebih stabil daripada udara, pada dasarnya tidak terbatas dan selalu tersedia. Para GSHPs bertukar kalor dengan tanah, dan mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi bahkan di iklim dingin [97].

2.4 Komoditas Hortikultura dan Pasca Panen Cabai

Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Dari sisi penawaran atau produksi, survei Ditjen Hortikultura pada tahun 2008 menyatakan luas wilayah Indonesia memungkinkan pengembangan berbagai jenis tanaman hortikultura, yang mencakup 323 jenis komoditas terdiri atas 60 jenis komoditas buah-buahan, 80 jenis komoditas sayur-sayuran, 66 jenis komoditas biofarmaka dan 117 jenis komoditas tanaman hias. Salah satu komoditas hortikultura potensial untuk dikembangkan adalah komoditas Cabai Merah, terutama Cabai Merah besar dan Cabai Merah keriting. Beberapa alasan penting pengembangan komoditas Cabai Merah adalah : a. Komoditas bernilai ekonomi tinggi high economic value commodity. b. Komoditas unggulan nasional dan daerah. c. Menduduki posisi penting dalam menu pangan. d. Mempunyai manfaat yang cukup beragam dan bahan baku industri. e. Memiliki beragam tujuan pasar, baik untuk pasar tradisional, pasar modern supermarket,maupun untuk industri pengolahan. Tanaman cabai merah adalah tanaman perdu dengan rasa buah yang pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1 dan vitamin C [102]. Struktur Kimia capsaicin dapat dilihat pada gambar berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5 Struktur Kimia Capsaicin 8-metil-N-vanilil-6 nonenamida Umumnya buah cabai merah dipetik apabila telah masak penuh, ciri- cirinya seluruh bagian buah berwarna merah. Di dataran rendah massa panen pertama adalah pada umur 75-80 hari setelah tanam dengan interval waktu panen 2-3 hari. Sedangkan di dataran tinggi agak lambat yaitu pada tanaman berumur 90-100 hari setelah tanamdengan interval panen dengan 3-4 hari. Secara umum interval panen buah cabai merah berlangsung selama 1,5 – 2 bulan. Produksi puncak panen adalah pada pemanenan hari ke 30 yang dapat menghasilkan 1 – 1,5 ton untuk sekali panen. Buah cabai merah yang dipanen tepat masak dan tidak segera dipasarkan akan terus melakukan proses pemasakan, sehingga perlu adanya penempatan khusus. Oleh karena itu hasil produk cabai merah sebaiknya ditempatkan pada ruang sejuk, terhindar dari sinar matahari, cukup oksigen dan tidak lembab [103]. Berbagai jenis cabai dapat dilihat pada gambar berikut. Universitas Sumatera Utara Cabai rawit Paprika Cabai merah besar Cabai kriting Pimento Bhut Jolokia Red savina papper Habanero Papper Thai Papper Gambar 2.6 Berbagai Jenis Cabai Cabai merah besar merupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai kadar air yang cukup tinggi pada saat panen. Selain masih mengalami proses respirasi, cabai merah akan mengalami proses kelayuan. Sifat fisiologis ini menyebabkan cabai merah memiliki tingkat kerusakan yang mencapai 40. Daya tahan cabai merah segar yang rendah ini menyebabkan harga cabai merah di pasaran sangat berfluktuasi. Alternatif teknologi penanganan pasca panen yang tepat dapat menyelamatkan serta meningkatkan nilai tambahproduk cabai merah [102]. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3 Kualitas Cabai Merah Besar Segar Berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 01-4480-1998 Sumber: Departemen Pertanian, Standar Mutu Indonesia SNI 01-4480-1998

2.5 Konsep Dasar Pengeringan Bahan Pertanian Cabai Merah