5.1.2.5. Tabulasi Silang Antara Kejadian Trauma Mata dengan Penggunaan Alat Pelindung Mata
Nilai tabulasi silang dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di berikut: Tabel 5.5 Nilai Tabulasi Silang Antara Kejadian Trauma Mata dengan Penggunaan
Alat Pelindung Mata
Penggunaan alat pelindung mata
Total Nilai
p
Baik Buruk
Trauma Mata
Ya 8
38 46
0,000 Tidak
12 7
19
Total 20
45 65
Dari tabel di atas diperoleh secara keseluruhan didapat responden yang mengalami trauma mata sebanyak 46 orang dan responden yang tidak mengalami
trauma mata sebanyak 19 orang. Dari 46 orang responden, 8 orang responden dikategorikan sebagai penggunaan alat pelindung mata yang baik dan 38 responden
dikategorikan sebagai penggunaan alat pelindung mata yang buruk. Sedangkan dari 19 responden yang tidak mengalami trauma mata, 12 orang responden
dikategorikan sebagai penggunaan alat pelindung mata yang baik dan 7 orang responden dikategorikan sebagai penggunaan alat pelindung mata yang buruk.
5.1.3. Hasil Analisa Data
Pengujian terhadap hipotesis adanya hubungan kejadian trauma mata dengan penggunaan alat pelindung mata pada pekerja bangunan dilakukan dengan
menggunakan program Statistic Package for Social Science SPSS yang akan menganalisis variabel dependen dan variabel independen. Data yang dikumpulkan
dari hasil wawancara pada 65 responden akan dianalisis melalui uji hipotesis Chi Square.
Dari hasil perhitungan pada uji Chi-Square diperoleh hasil yang signifikan dari data tersebut karena nilai berada di bawah 0,05 p0,05, yaitu 0,000. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.
5.2. Pembahasan
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 65 orang. Respoden dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang mengalami kejadian trauma mata
sebanyak 46 orang 70,8 dan kelompok yang tidak mengalami trauma mata sebanyak 19 orang 29,2. Sebanyak 38 orang 58,5 dari kelompok yang
mengalami trauma mata dikategorikan sebagai penggunaan alat pelindung mata yang buruk dan sebanyak 8 orang 12,3 dikategorikan sebagai penggunaan alat
pelindung mata yang baik. Sebanyak 7 orang 10,8 dari kelompok yang tidak mengalami trauma mata dikategorikan sebagai penggunaan alat pelindung mata
yang buruk dan sebanyak 12 orang 18,5 dikategorikan sebagai penggunaan alat pelindung mata yang baik.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Serinken, et al 2013 di Turki Barat. Dalam penelitian yang dilakukan pada 443
orang untuk mengetahui penyebab trauma mata yang berhubungan dengan tempat kerja, sebanyak 207 orang mengalami trauma mata disebabkan oleh kurangnya
penggunaan alat pelindung mata pada pekerja. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Cai Zhang 2015 di Cina bagian Barat-Daya.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada 453 responden yang mengalami trauma mata sebanyak 421 orang yang mengalami trauma mata tidak menggunakan
alat pelindung mata dan sebanyak 32 orang menggunakan alat pelindung mata. Hasil penelitian ini juga menunjukkan kejadian trauma mata berdasarkan
kategori usia. Kategori usia remaja akhir 17-25 tahun merupakan kategori usia yang paling banyak mengalami trauma mata. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Voon, et al 2001 yang dilakukan di unit gawat darurat Singapore General Hospital. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari 863 orang yang
mengalami trauma mata sebanyak 329 orang 38,1 dialami oleh responden dengang kategori usia 20-29 tahun. Hal ini juga didukung oleh Xiang, et al 2005
Universitas Sumatera Utara