Jenis-jenis Trauma Mata Trauma Mata .1 Definisi Trauma Mata

cahaya, percikan logam dikombinasi dengan 4, 5, 6 Pengelasan Partikel beterbangan, cahaya yang menyilaukan 1, 3, 4, 5, 6, 10 Sumber: https:www.osha.govdtelibraryppe_assessmentppe_assessment.pdf 2.4 Trauma Mata 2.4.1 Definisi Trauma Mata Trauma mata adalah suatu kondisi dimana adanya gangguan dari luar yang dapat menyebabkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata, dan rongga orbita. Jaringan-jaringan pada mata seperti konjungtiva, korneam uvea, retina, papil saraf optik, dan orbita pun bisa mengalami kerusakan akibat trauma pada mata Ilyas, 2011. Kerusakan pada jaringan mata dapat menyebabkan penurunan funsi penglihatan bahkan daoat menyebabkan kebutaan. Kecelakaan di rumah, kekerasan, ledakan, cedera karena olahraga, dan kecelakaan lalu lintas merupakan beberapa penyebab umum yang menyebabkan trauma mata Riordan-Eva, 2007.

2.4.2 Jenis-jenis Trauma Mata

Menurut Aldy 2009, trauma mata dapat digolongkan menjadi: a. Trauma mekanik b. Trauma kimia c. Trauma thermis d. Trauma elektrik e. Trauma radiasi Universitas Sumatera Utara I. TRAUMA MEKANIK International Society of Ocular Trauma mengklasifikasikan trauma mekanik menjadi: Gambar 2.5 Jenis-jenis Trauma Mata Sumber: http:isotonline.orgbetts 1. Trauma tertutup adalah luka pada salah satu dinding bola mata sklera atau kornea. Pada trauma mekanik terdapat 67,3 trauma tertutup Karaman et al, 2004. Trauma tertutup dibagi menjadi dua, yaitu: a. Kontusio adalah trauma pada mata yang disebabkan oleh benda tumpul. Trauma tumpul dapat menyebabkan peningkatan tekanan dalam orbita dan intraokular disertai deformitas bola mata Riordan- Eva, 2014. Persentase kontusio yang dilaporkan pada sebuah penelitian adalah 58,6 dari kejadian trauma tertutup dan 50,6 dari trauma mata. Sebanyak 21,4 dari trauma mata kontusio disebabkan oleh serpihan kayu atau cabang pohon Karaman et al, 2004. b. Laserasi lamellar adalah trauma yang ditandai oleh luka pada sebagian dinding bola mata. Luka tersebut biasanya disebabkan oleh benda Trauma Mata Trauma tertutup Trauma Terbuka Kontusio Laserasi Laserasi Lamellar Ruptur Penetrasi Perforasi IOFB Universitas Sumatera Utara tajam atau benda tumpul. Persentase laserasi lamellar yang dilaporkan pada sebuah penelitian adalah 8,7 dari kejadian trauma mata mekanik dan 7,6 dari trauma mata. Penyebab terbesar kejadian laserasi lamellar adalah proses pemakuan dan pemasangan kawat dengan pesentase 26,7 dari trauma mata Karaman et al, 2004. 2. Trauma terbuka adalah luka yang mengenai seluruh dinding bola mata sklera dan kornea. Persentase trauma terbuka pada sebuah penelitian adalah 32,7 Karaman et al, 2004. Trauma terbuka dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: a. Laserasi adalah luka yang mengenai seluruh dinding bola mata yang disebabkan oeh benda tajam. Laserasi dapat dibagi lagi menjadi tiga kelompok, yaitu:  Penetrasi adalah laserasi tunggal mengenai bola mata yang disebabkan oleh benda tajam. Penetrasi terjadi sebanyak 16,9 dari trauma mata dan 19,6 dari trauma mekanik. Penetrasi kebanyakan disebabkan oleh proses pemakuan dan pemasangan kawat dengan persentase 23,9 dari trauma mata Karaman et al, 2004.  Perforasi adalah laserasi pada dinding bola mata yang mempunyai jalan masuk dan keluar. Sebanyak 12 orang dari 3644 kejadian trauma mata mengalami perforasi Cao, 2012.  IOFB Intraocular Foreign Body dapat ditandai dengan adanya keluhan rasa tidak enak atau penglihatan kabur pada satu mata dengan riwayat benturan antara logam dengan logam, ledakan, atau cedera proyektil berkecepatan tinggi. Sebanyak 6,5 dari trauma mata dan 7,6 dari trauma mekanik IOFB terjadi. IOFB paling sering disebabkan oleh penempaan logam atau batu dengan persentase 80,8 dari kejadian trauma mata Karaman et al, 2004. b. Ruptur adalah luka yang mengenai seluruh ketebalan dinding bola mata yang disebabkan oleh trauma tumpul. Persentase kejadian ruptur Universitas Sumatera Utara adalah 4,8 dari kejadian trama mata dan 5,5 dari kejadian trauma mekanik. Penyebab tersering ruptur adalah terkena batang kayu dengan persentase 36,8 dari trauma mata dan diikuti oleh serpihan kayu atau cabang pohon dengan persentase sebanyak 26,3 Karaman et al, 2004. II. TRAUMA KIMIA Trauma kimia adalah trauma mata akibat bahan kimia bisa disebabkan oleh zat asam, basa, basa, detergen, larutan, bahan perekat, dan bahan iritan RSCM Kirana. Trauma bahan kimia pada mata merupakan kejadian gawat darurat dan harus diterapi sebagai kegawatdaruratan mata. Sebagian besar penderita adalah kaum muda serta mereka yang berisiko terhadap terjadinya kecelakaan di pabrik, rumah, dan oleh karena kriminalitas Yani Suhendro, 2007. Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa kejadian trauma kimia mempunyai persentase sebanyak 84. Sebuah laporan dari negara berkembang didapatkan bahwa trauma kimia mata disebabkan oleh industri dan pekerjaan dengan persentse sekitar 80 Solano, 2015. Secara garis besar bahan kimia dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu bahan kimia besifat asam dan bahan kimia bersifat basa alkali Aldy, 2009. Alkali akan terus menimbulkan kerusakan lama setelah cedera terhenti sehingga diperlukan bilasan jangka panjang dan pemeriksaan pH secara berkala Riordan-Eva, 2014. Trauma bahan kimia asam adalah trauma pada mata yang disebabkan adanya kontak dengan bahan kimia asam yang dapat menyebabkan kerusakan epitel bola, kornea, dan segmen anterior yang cukup parah serta kerusakan visus yang permanenbaik unilateral maupun bilateral. Sebagian besar bahan asam hanya akan mengadakan penetrasi terbatas pada permukaan mata, namun bila penetrasi lebih dalam dapat membahayakan visus Yani Suhendro, 2007. Asam sulfat merupakan penyebab paling sering dari seluruh trauma kimia asam. Asam sulfat misalnya terdapat pada bahan pembersih yang Universitas Sumatera Utara digunakan dalam industri dan juga baterai. Asam sulfat bereaksi dengan air matayang melapisi kornea dan mengakibatkan temperatur meningkat panas dan terbakarnya epitel kornea dan konjungtiva Yani Suhendro, 2007. Menurut Feriyani dalam Aldy 2009, tingkatan luka bakar yang disebabkan oleh trauma kimia pada bola mata ada empat, yaitu: Tabel 2.2 Tingkat Luka Bakar Tingkat Perubahan pada Kornea Perubahan pada Konjungtiva Prognosa Penglihatan I Kerusakan hanya pada lapisan epitel Khemosis + Iskhemik + Baik II Kornea keruh tetapi iris masih jelas terlihat Kongesti + Khemosis + Iskhemik kurang dari 13 limbal konjungtiva Baik III Kehilangan lapisan epitel secara menyeluruh, stroma keruh dan iris tidak dapat dinilai Iskhemik 13 sampai dengan ½ limbal konjungtiva Tidak dapat dinilai IV Opak, iris dan pupil tidak dapat dilihat Iskhemik dan nekrosis lebih dari ½ limbal konjungtiva Buruk Universitas Sumatera Utara III. TRAUMA THERMIS Sekitar 16 trauma bakar mata disebabkan oleh trauma thermis Solano, 2015. Trauma thermis biasanya disebabkan oleh api atau air panas. Karena kemampuan refleks mata yang cepat kejadian trauma mata karena suhu jarang terjadi meskipun trauma thermis pada wajah dan periorbital sering terjadi Aldy, 2009. IV. TRAUMA ELEKTRIK Trauma elektrik langsung pada mata jarang terjadi. Trauma elektrik dapat disebabkan oleh arus listrik yang kuat yang mengakibatkan kongesti pada konjungtiva, kekeruhan pada kornea, inflamasi pada iris dan korpus siliaris, perdarahan pada retina, neuritis, dan katarak dapat terjadi 2-4 bulan setelah trauma. V. TRAUMA RADIASI  Sinar Inframerah Trauma mata oleh sinar inframerah diakibatkan oleh terkonsentrasinya sinar inframerah terlihat. Bila seseorang berada dalam jarak satu kaki selama satu menit di depan kaca yang mencair dan pupilnya midriasis maka akan menyebabkan kenaikan suhu lensa sebanyak 9 C. Demikian pula iris yang mengabsopsi sinar inframerah akan panas sehingga berakibat tidak baik terhadap kapsul lensa di dekatnya. Absorpsi sinar inframerah oleh lensa akan mengakibatkan katarak dan eksfoliasi kapsul lensa. Akibat paparan sinar ini pada lensa maka katarak mudah terjadipada pekerja industrigelas dan pemanggangan logam. Sejauh ini terapi yang dilakukan pada trauma sinar inframerah adalah dengan pemberian steroid sistemik maupun lokal untuk mencegah terbentuknya jaringan parut pada makula serta mengurangi gejala radang yang timbul.  Sinar Ionisasi dan Sinar X Sinar ionisasi terdiri dari beberapa macam sinar, antara lain: sinar alfa, sinar beta, sinar gama, sinar X. Trauma mata akibat sinar ionisasi sangat tergantung dengan jenis sinar, lama paparan, dan derajat energi Universitas Sumatera Utara suatu sinar. Sinar ionisasi menyebabkan pemecahan dini pada sel epitel secara abnormal sehingga dapat menyebabkan katarak dan kerusakan retina mata. Gambaran klinis yang dijumpai pada penderita berupa dilatasi kapiler, perdarahan, mikroaneuris mata, dan eksudat. Pada kornea dapat menyebakan keratitis dengan iridosiklitis ringan bahkan kerusakan permanen yang sulit diobati. Beberapa kasus trauma mata karena sinar ionisasi dan sinar X yang berat akan mengakibatkan perut konjungtiva atrofi sel goblet yang akan mengganggu fungsi air mata.  Sinar Ultra Violet Menurut Olifshifski dalam S. Wahyuni 2012, sinar ultra violet adalah radiasi elektromagnetikyang terletak di antar sinar tampak dan sinar X. Sinar ultra violet dibagi ke dalam tiga spektrum, yaitu: bagian terdekat 400-300 nm, bagian terjauh 300-200 nm, dan bagian kosong 200-4nm.

2.5. Kategori Usia