Pembuatan larutan induk baku levofloksasin BPFI Pembuatan kurva kalibrasi levofloksasin BPFI Penetapan kadar sampel

17 0,16 pada pH 3 dengan penambahan natrium hidroksida 0,2 N : Asetonitril yang divariasikan adalah 70:30, 80:20, 85:15, 90:10 dengan laju alir 1 mlmenit. 3.5.4 Analisis kualitatif 3.5.4.1 Uji identifikasi levofloksasin Sampel levofloksasin dengan konsentrasi 25,0 µgml diinjeksikan sebanyak 20 µl, dianalisis pada kondisi KCKT dengan perbandingan fase gerak asam ortho fosfat 0,16 pada pH 3 dengan penambahan natrium hidroksida 0,2 N: asetonitril 80:20, laju alir 1 mlmenit, pada panjang gelombang 360 nm. Selanjutnya untuk mempertegas identifikasi sampel tersebut, ditambahkan sedikit larutan levofloksasin BPFI 5,0 µ gml kemudian diinjeksikan dan dianalisis kembali pada kondisi KCKT yang sama. Bila waktu retensi tetap dan luas area yang diperoleh bertambah sampel dinyatakan mengandung levofloksasin. 3.5.5 Analisis kuantitatif

3.5.5.1 Pembuatan larutan induk baku levofloksasin BPFI

Ditimbang seksama sejumlah 25,0 mg levofloksasin BPFI, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 µgml LIB I.

2.5.5.2 Pembuatan kurva kalibrasi levofloksasin BPFI

Dipipet LIB I sebanyak 0,1 ml; 0,2 ml; 0,3 ml; 0,4 ml; 0,5 ml; dan 0,6 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, diencerkan dengan pelarut hingga garis tanda. Kocok sehingga diperoleh konsentrasi 5,0 µgml, 10,0 µgml, 15,0 µgml, 20,0 µgml 25,0 µgml, dan 30,0 µ gml. Kemudian masing-masing larutan disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm, dan diinjeksikan ke sistem KCKT sebanyak 20 µl dan pada panjang gelombang 360 nm. Dari luas area yang Universitas Sumatera Utara 18 diperoleh pada kromatogram dibuat kurva kalibrasi kemudian dihitung persamaan garis regresi dan faktor korelasinya.

2.5.5.3 Penetapan kadar sampel

Ditimbang 20 tablet untuk masing-masing jenis tablet, kemudian digerus homogen dan ditimbang seksama sejumlah serbuk setara dengan 50 mg levofloksasin, lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 µgml, dikocok ± 5 menit, kemudian disaring dengan kertas saring, ± 5 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 0,25 ml filtrat, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, dan dicukupkan hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 25,0 µgml. Dikocok ± 5 menit lalu disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm. Diinjeksikan sebanyak 20 µl ke sistem KCKT dan pada panjang gelombang 360 nm dengan perbandingan fase gerak asam ortho fosfat 0,16 pada pH 3 dengan penambahan natrium hidroksida 0,2 N : asetonitril 80:20, laju alir 1 mlmenit. Dilakukan sebanyak 6 kali perlakuan untuk setiap sampel. Kadar dapat dihitung dengan mensubstitusikan luas area sampel pada Y dari persamaan regresi : Y = ax + b.

3.5.5.4 Analisis data penetapan kadar secara statistik