Analisis data penetapan kadar secara statistik Batas deteksi LOD dan batas kuantitasi LOQ

18 diperoleh pada kromatogram dibuat kurva kalibrasi kemudian dihitung persamaan garis regresi dan faktor korelasinya.

2.5.5.3 Penetapan kadar sampel

Ditimbang 20 tablet untuk masing-masing jenis tablet, kemudian digerus homogen dan ditimbang seksama sejumlah serbuk setara dengan 50 mg levofloksasin, lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 µgml, dikocok ± 5 menit, kemudian disaring dengan kertas saring, ± 5 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 0,25 ml filtrat, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, dan dicukupkan hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 25,0 µgml. Dikocok ± 5 menit lalu disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm. Diinjeksikan sebanyak 20 µl ke sistem KCKT dan pada panjang gelombang 360 nm dengan perbandingan fase gerak asam ortho fosfat 0,16 pada pH 3 dengan penambahan natrium hidroksida 0,2 N : asetonitril 80:20, laju alir 1 mlmenit. Dilakukan sebanyak 6 kali perlakuan untuk setiap sampel. Kadar dapat dihitung dengan mensubstitusikan luas area sampel pada Y dari persamaan regresi : Y = ax + b.

3.5.5.4 Analisis data penetapan kadar secara statistik

Data perhitungan kadar dianalisis secara statistik menggunakan uji t. Menurut Harmita 2004, rumus yang digunakan untuk menghitung Standar Deviasi SD adalah: 1 2 − − = ∑ n X X SD Universitas Sumatera Utara 19 Kadar dapat dihitung dengan persamaan garis regresi dan untuk menentukan data diterima atau ditolak digunakan rumus: t hitung n SD X X − = Dengan dasar penolakan apabila t hitung ≥ t tabel , pada taraf kepercayaan 99 dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1. Keterangan: SD = Standar deviasi X = Kadar dalam satu perlakuan X = Kadar rata-rata dalam satu sampel n = Jumlah perlakuan Menurut Wibisono 2005, untuk mencari kadar sebenarnya dapat digunakan rumus: n SD x t X dk 2 1 1 α µ − ± = Keterangan: μ = Kadar sebenarnya X = Kadar sampel n = Jumlah perlakuan t = Harga t tabel sesuai dengan derajat kepercayaan dk= Derajat kebebasan

3.5.5.5 Batas deteksi LOD dan batas kuantitasi LOQ

Nilai batas deteksi LOD dan batas kuantitasi LOQ dihitung dari persamaan regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi. Menurut Éphstein 2004, Batas Deteksi Limit Of DetectionLOD dan Batas Kuantitasi Limit Of QuantitationLOQ dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 2 2 − − = ∑ n Yi Y x Sy Universitas Sumatera Utara 20 Slope x Sy x LOD 3 = Slope x Sy x LOQ 10 = Keterangan: Syx = Standar Deviasi Slope = Derajat Kemiringan Universitas Sumatera Utara 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Komposisi Fase Gerak Pada awal penelitian ini dilakukan optimasi fase gerak yang digunakan untuk mendapatkan kondisi kromatografi yang optimal. Adapun fase gerak yang dioptimasi yaitu, asam ortho fosfat 0,16 pada pH 3 dengan penambahan natrium hidroksida 0,2 N: asetonitril dengan perbandingan 70:30, 80:20, 85:15, 90:10 pada laju alir 1 mlmenit, pada panjang gelombang 360 nm. Pada tabel 1 dapat dilihat perbandingannya fase gerak yang terbaik yaitu 80:20. Pada perbandingan fase gerak 70:30 diperoleh tailing factor lebih kecil tetapi theoretical plate kurang dari 2000 dan kromatogram yang diperoleh bentuknya fronting, pada perbandingan fase gerak 85:15 tailing factor tidak memenuhi persyaratan, sedangkan pada perbandingan fase gerak 90:10 diperoleh tailing factor lebih besar dan theoretical plate lebih besar, akan tetapi theoretical plate lebih kecil yang diperoleh dari perbandingan fase gerak 80:20. Hubungan antara pengaruh komposisi fase gerak terhadap parameter kromatogram dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Kromatogram dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.2 Kendala Validasi

Menurut Harmita, 2004 Metode validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk Universitas Sumatera Utara