Strategi pemasaran produk simpanan qurban pada BMT al-Fath

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

Hikmawati

206046103828

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARATA

1432 H / 2011 M


(2)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN QURBAN

PADA BMT AL-FATH PAMULANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh Hikmawati 206046103828

Dibawah bimbingan: Pembimbing

Dr . Djawahir Hejazziey. SH, MA NIP: 195510151979031002

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul strategi pemasaran produk simpanan qurban pada BMT Al-Fath Pamulang, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 febuari 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 10 febuari 2011 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Drs. H. Ahmad Yani, MA (...) NIP. 196404121994031004

Sekretaris : Moch. Syafii. SEI (...) NIP.

Pembimbing : Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA (...) NIP. 195510151979031002

Penguji I : Dr. Nurhasanah, MA (...) NIP. 150322141

Penguji II : Drs. Zaenal Arifin, M.Pd.I (...) NIP. 19591110991031001


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain. Maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Januari 1431 H/ 2010 M


(5)

pada BMT Al-fath Pamulang. Fakultas Syariah dan Hukum. Jurusan Muamalat. Universitas Syarif Hidayatullah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang digunakan BMT Al-Fath Pamulang dalam memasarkan produk simpanan qurban dengan merumuskan pasar yang dituju yaitu menggunakan strategi segmentation, targeting, dan positioning. Selain itu, juga mengembangkan marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari empat unsur yaitu produk, harga, distribusi dan promosi, yang mana bertujuan untuk menari dan mempertahankan loyalitas para nasabah.

Pada penelitian ini penulis menggunakan data primer dengan tekni pengumpulan data melalui observasi langsung ke BMT Al-Fath Pamulang dan melakuan wawancara secara sistematis untuk mendapatkan data dan informasi, serta menggunakan data skunder penulis ambil dari studi kepustakaan yaitu menelaah buku-buku literature yang berhubungan dengan penelitian yang dibahas.

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa strategi pemasaran produk simpanan qurban pada BMT Al-fath pamulang cukup baik, ini terlihat dari pendapatan dan perkembangan nasabah yang meningkat, sehingga mempengaruhi pendapatan BMT.


(6)

ii

Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat dan karunia-NYA yang telah diberian, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Solawat dan salam selalu senantiasa tercurah kepada manusia paling mulia, nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penulis menyadari bahwa penelitian untuk penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa ada bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk mengucapkan rasa terimakasih yang tiada terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.M. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Djawahir Hejazziey, S.H., M.A selaku Dosen pembimbing penulisan skripsi yang secara koperatif telah memberikan bimbingan dan dukungan dari berbagai segi, dengan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M.A. selaku Ketua Kordinator Teknis Program Non Regular Fakultas Syariah dan Hukum.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama perkuliahan.


(7)

iii

6. Pihak BMT Al-Fath Pamulang dan segenap karyawan yang telah berkenan memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian sekaligus belajar. Terimakasih atas bantuan, ilmu serta pengalamannya. 7. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum,

terima kasih atas penyediaan fasilitas kepustakaan sehingga membantu penulis untuk melakukan studi kepustakaan.

8. Ibunda dan Ayahanda, Suami, Kakak, Adik, dan Anakku tercinta yang telah memberikan dukungan, kepercayaan, doa dan kasih saying yang tak terhingga dengan setulus hati serta selalu berusaha memenuhi segala kebutuhan penulis dari awal sampai akhir kuliah.

9. Sahabat-sahabatku di Perbankan Syariah C, Rida, Nihlah, Mitra, Ima, Iis, Oca, Adang , Jamrudin, dan angkatan 2006, terima asih atas segala bantuan, pengalaman berharga, dan semangat kebersamaannya selama menuntut ilmu dikampus tercinta.

10.Dan pihak-pihak lainnya yang tidak bias disebutkan namanya satu persatu, tapi tidak mengurang rasa terimakasih penulis kepada semuanya.

Semoga kontribusi dan amal baik dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang melimpah. Dan penulis tidak akan melupakan semua ebaikan yang telah diberiakan kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Dan juga penulis menyadari akan kekurangan dari skripsi ini. Oleh karena itu


(8)

iv

penulis mengharapkan kriti dan sumbang saran kepada penulis yang sifatnya membangun.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semuanya. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Jakarta,11 Januari 2011 Penulis


(9)

v

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Kajian Kepustakaan ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Strategi Pemasaran ... 13

B. Konsep-konsep Pemasaran ... 16

C. Perumusan Strategi Pemasaran ... 18

D. Tujuan Strategi Pemasaran ... 21

E. Pengertian Qurban ... 22

F. Landasan Hukum Qurban ... 23


(10)

vi

H. Hikmah Berqurban ... 33

I. Pengertian dan Macam-macam Tabungan ... 35

J. Simpanan Qurban ... 38

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BMT AL-FATH PAMULANG A. Sejarah Singkat BMT al-fath Pamulang ... 39

B. Badan Hukum BMT al-fath Pamulang ... 40

C. Visi Misi BMT al-fath Pamulang ... 41

D. Prinsip Oprasional BMT al-fath Pamulang ... 42

E. Struktur Organisasi BMT al-fath Pamulang ... 43

F. Jenis Produk dan Jasa BMT al-fath Pamulang ... 47

BAB IV PRODUK SIMPANAN QURBAN DAN BMT AL-FATH A. Pelaksanaan Strategi Pemasaran Produk Simpanan Qurban BMT al-fath ... 50

B. Peluang dan tantangan dalam pelaksanaan Pemasaran Produk Simpanan Qurban pada BMT al-fath ... 60

C. Kendala/hambatan yang dihadapi BMT al-fath dalam memasarkan Produk Simpanan Qurban ... 61


(11)

vii

A. Kesimpulan ... 66 B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring digulirnya system perbankan syariah pada pertengahan tahun 1990-an di Indonesia. Beberapa lembaga keuanngan syari’ah (LKS) tumbuh dan berkembang pesat diIndonesia. Lembaga-lembaga keuangan mempunyai kedudukan yang sangat penting sebagai lembaga ekonomi berbasis syari’ah ditengah proses pembangunan ekonomi. Berdirinya lembaga keuangan syari’ah merupakan implementasi dari pemahaman umat islam terhadap prinsip-prinsip dalam hukum ekonomi islam, selanjutnya direfresentasikan dalam bentuk pranata ekonomi islam.

Kegiatan perekonomian terus berkembang dan berubah, sejalan dengan perkembangan dan perubahan zaman. Pada saat ini, perekonomian tidak bisa terlepas dari peran jasa lembaga keuangan. Dari sekian banyak lembaga keuangan syari’ah, BMT merupakan lembaga ekonomi islam yang dibangun berbasis keumatan, sebab dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat, dari segi jumlah BMT merupakan lembaga keuangan syari’ah yang paling banyak apabila dibanding dengan lembaga -lembaga keuangan syari’ah lainnya.1

Kehadiran BMT diIndonesia, selain ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi, juga memiliki misi penting bagi pemberdayaan usaha kecil menengah di wilayah kerjanya. Hal ini didasarkan pada

1


(13)

visi BMT bahwa pembangunan ekonomi hendaknya dibangun dari bawah melalui kemitraan usaha.

Dengan lahirnya lembaga keuangan mikro syariah (BMT) yang beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil sebagai alternatif pengganti bunga, merupakan peluang bagi umat islam untuk memanfaatkan jasa BMT seoptimal mungkin dan tanpa adanya keraguan.2

Sebagai lembaga ekonomi yang berbaris keumatan, BMT berupaya memainkan peranan sesuai ketentuan hukum yang ditetapkan pemerintah bagi penyelengaraan lembaga kuangan berdasarkan prinsip syariah. UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan kini UU No. 72 Tahun 1992 tentang Bank berdasarkan prinsip bagi hasil telah memberikan peluang positif bagi BMT untuk beroprasi secara proporsional.

Dari data perkembangan Bisnis Mikro syariah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) diIndonesia tumbuh cukup pesat. Hingga juni 2006 lalu, asset seluruh BMT diIndonesia tercatat tumbuh 30% menjadi Rp. 2 triliun. Sedangkan, asset BMT per Desember 2005 tercatat sebesar Rp. 1,5 triliun. Dari data yang didapat Per Juni 2005, terdapat sekitar 3.200 BMT di Indonesia.3

2

Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam Dan Lembaga-lembaga Terkait (BMI dan Takaful di Indonesia), (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-3, h. 49

3

Republika, “Ekonomi syariah”, artikel diakses pada 19 September 2007, dari


(14)

3

Sejalan dengan itu persaingan antara lembaga keuangan syariah menjadi semakin ketat, masing-masing lembaga keuangan syariah berlomba mendapatkan keuntungan yang optimal dan juga meraih pengaruh pasar yang besar sesuai dengan tujuan dan sasaran lembaga keuangan syariah itu sendiri.

Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompleks saat ini, perusahaan sebisa mungkin menciptakan win-win solution antara perusahaan dan nasabahnya, karena yang memegang kendali terhadap pasar bukanlah anda atau pesaing anda, melainkan masyarakat luas sebagai konsumen.

Kemampuan suatu lembaga keuangan dalam usaha mencapai tujuannya ditentukan oleh unsur-unsur yang terkait dalam pengorganisasian dan pengoprasian lembaga keuangan syariah tersebut, salah satunya adalah bagimana cara memasarkan produknya kepada masyarakat.

Suatu lembaga keuangan yang berorientasi terhadap perolehan laba (keuntungan) sudah pasti membutuhkan apa yang disebut dengan pemasaran. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan melalui proses itu individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk ataupun jasa dan nilai dengan individu dan kelompok lain.4

Kegiatan Pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik usaha yang berorientasi profit maupun usaha-usaha sosial. Kegiatan pemasaran merupakan suatu

4

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan dan Pengendalian (Jakarta, Erlangga, 1996), Jilid 2, h. 20.


(15)

kebutuhan utama dan sudah merupakan suatu keharusan untuk dijalankan. Dalam melakukan kegiatan pemasaran suatu perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Dalam jangka panjang dilakukan untuk mempertahankan prodok-produk yang sudah ada agar tetap eksis. Sedangkan tujuan jangka pendek biasanya merebut hati konsumen terutama untuk produk yang baru.

Dua sasaran pemasaran yang utama adalah menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan.5 Disamping itu dalam strategi pemasaran perusahaan harus memperhatikan penjelasan mengenai produk, upaya-upaya yang dilakukan dalam pemasaran, keputusan yang diambil serta strategi yang diimplementasikannya terdiri dari strategi pemasaran, strategi bauran pemasaran, strategi pendapatan harga, rencana promosi, penempatan produk (penjualan dan distribusi), menganalisis peluang, penentuan pasar sasaran dan posisi pasar.

Untuk itu pemasaran yang dijalankan perusahaan harus dirancang sedemikian rupa sehingga fleksibel, efisien, dan efektif dalam mencapai tujuannya. Dalam pelaksanannya perusahaan harus memperhatikan unsur-unsur bauran pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri dari harga (price), tempat (place). Produk (product), promosi (promotion), dan penyaluran (distribution).

5

Hendra Teguh dan Ronny. A. Rusli, manajemen pemasaran: Analisis, perencanaan, impelementasi dan control, (Jakarta: PT. Prehalindo, 1997), jilid 1, h.xviii.


(16)

5

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa lembaga keuangan seperti BMT memerlukan adanya suatu pemasaran dari produk-produk yang ditawarkan kepada nasabah, hal ini untuk menarik minat nasabah untuk menyimpan dananya atau pun melakukan suatu bentuk peminjaman kepada BMT. Karena dengan adanya strategi pemasaran yang baik pada suatu BMT maka eksistensi dari BMT tersebut akan selalu ada dan dapart di percaya masyarakat.

Dalam hal ini BMT Al-Fath merupakan suatu lembaga keuangan yang kegiatannya berupa penghimpunan dan pemberian jasa berdasarkan prinsip syariah yang salah satu produk penghimpunannya adalah SIMPANAN QURBAN yang merupakan suatu investasi yang mana nasabah menitipkan dananya guna memenuhi perencanaan keuangan dalam mewujudkan keinginannya untuk berqurban. Simpanan dengan prinsip mudharabah mutlaqah.

Dengan melihat keterangan dan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan “STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN QURBAN PADA BMT AL-FATH PAMULANG”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya sasaran yang diterapkan, maka penulis perlu membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu mengenai strategi pemasaran produk simpanan qurban pada BMT Al-fath.


(17)

Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa pokok permasalahan yang dibahas adalah sebagi berikut:

1. Bagaimana Strategi Pemasaran Produk Simpanan Qurban pada BMT Al-fath? 2. Apa Kendala atau hambatan yang dihadapi BMT Al-fath dalam memasarkan

Produk Simpanan Qurban?

3. Apa Peluang dan Tantangan Produk Simpanan Qurban pada BMT Al-fath?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian yang hendak dicapai penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran produk simpanan qurban yang diterapkan BMT Al-fath.

b. Untuk mengetahui bagaimana kendala atau hambatan apa saja yang dihadapi BMT Al-fath dalam memasarkan produk simpanan qurban. c. Untuk mengetahui bagaimana peluang dan tantangan produk simpanan

qurban pada BMT Al-fath 2. Manfaat Penelitian

a. Menambah Wawasan Penulis Tentang Bagaimana Strategi Pemasaran Produk Simpanan Qurban yang diterapkan BMT al-fath.


(18)

7

b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi BMT Al-fath dalam memasarkan produk simpanan qurban.

c. Merupakan sumber reverensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademis dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan berguna sebagai bahan perbandingan bagi penulis yang lain.

D. Metodologi Penelitian 1. Jenis dan Sumber Data.

a. Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber dan hasil penelitian lapangan. Untuk memeperoleh data primer ini, penulis secara langsung mengadakan wawancara dengan pihak BMT Al-fath IKMI terkait dengan permasalahan yang dibahas.

b. Skunder, untuk memperoleh data yang akurat, penulis mengumpulkan data-data melalui studi-studi kepustakaan (library research) dalam hal ini penulis mengambil data dengan topik permasalahan penelitian baik dalam bentuk buku, artikel, makalah, majalah dan lain-lain,untuk menemukan kajian teoritis.

2. Teknik Pengumpulan Data.

Metode yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:


(19)

a. Observasi

Dilakukan guna mendapatkan data dengan melakuan pengamatan langsung ketempat penelitian yaitu BMT al-fath IKMI untuk mendapatkan data yang relevan.

b. Wawancara

Dilakukan penulis secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan berkompeten dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan data yang akurat.

c. Studi Kepustakaan

Dengan membaca buku literatur yang relevan dengan topik masalah dalam penelitian ini. Pengumpulan data berasal dari majalah-majalah, buku-buku, artikel, jurnal dan informasi-informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini.

3. Lokasi penelitian.

Penelitian ini dilakukan di BMT al-Fath Pamulang Tangerang. 4. Metode Analisis Data.

Metode analisis data yang digunakan adalah Pendekatan Kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan data dan informasi yang berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dari BMT Al-fath mengenai strategi pemasaran produk simpanan qurban pada BMT Al-fath.


(20)

9

Penelitian kualitatif sifatnya deskritif dengan menggunakan pendekatan studi kasus pada perusahaan. Karena data-data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati, yang tidak selalu harus berbentuk angka-angka atau koefisien antar variable. Pada penelitian kualitatifpun bukan tidak mungkin ada data yang kuantitatif.6

5. Teknik Penulisan.

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku: “Pedoman Penulisan skripsi Fakultas syari’ah dan Hukum Universitas Islam Nergri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007”. Dengan pengecualian ayat-ayat Al-Quran dan terjemahan yang dikeluarkan oleh Departemen Agama. Yang ditulis dengan tidak memakai catatan kaki, akan tetapi cukup dibuatkan di akhir kutipan (dalam kurung) nama atau nomor surat dan ayat serta dibuatkan terjemahannya.

E. kajian kepustakaan. 1. Skripsi.

a. Strategi BMT dalam pemasaran dan penyaluran ijarah murni menurut persektif Hukum Islam,Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2007.

6

Drs. M. subana, M.Pd dan sudrajat S. Pd, Dasar-dasar penelitian ilmiah, (bandung: pustaka setia ,2001) cet.1, h. 17.


(21)

Dalam skripsinya tersebut, penulis menganalisa beberapa point diantaranya. Gambaran umum penerapan dan pelaksanaan strategi pemasaran dan penyaluran produk ijarah murni di LKS Berkah Madani serta pandangan hukum Islam terhadap pemasaran dan penyaluran produk ijarah murni di LKS Berkah Madani.

b. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Heri Sudarsono mahasiswa fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun skripsi:2003.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Hamim. Dengan judul “Strategi Pemasaran Pembiayaan Musyarakah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah”. Penelitian tersebut membahas tentang bagaimana memasarkan pembiayaan musyarakah. Persamaan dalam kajian ini sama-sama menggunakan strategi pemasaran tentang produk. Akan tetapi penulis membahas tentang bagaimana strategi pemasaran produk simpanan qurban pada BMT.

d. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Arfah. Dengan judul “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Dan Pengaruhnya Terhadap Pendistribusian Dana BMT El-Syifa Ciganjur. Sedangkan penulis membahas tentang bagaiamana strategi pemasaran produk simpanan qurban yang dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI Pamulang.


(22)

11

Menurut penulis didalam skripsinya bahwa semakin berkembangnya masalah ekonomi masyarakat, maka berbagi kendala tidak mungkin dilepaskan dari keberadaan BMT.

F. Sistematika Penulisan. BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini berisi mengenai Latar belakang masalah, Pembatasan dan Perumusahan Masalah., Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metedologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, serta Sistematika Penulisan.

BAB II : Tinjauan teoritis

Dalam bab ini berisi mengenai Pengertian Strategi Pemasaran, Konsep-konsep Pemasaran, Perumusan Strategi Pemasaran, Tujuan Strategi Pemasaran, Pengertian Qurban, Landasan Hukum Quban, Rukun dan Syarat Qurban, Tujuan dan Manfaat Qurban, Pengertian Tabungan, Macam-macam Tabungan, dan Pengertian Simpanan Qurban.

BAB III : Gambaran umum BMT al-fath

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai profil BMT al-fath dan produknya yang meliputi: Sejarah Pendirian, Badan Hukum, Visi Misi, Prinsip Oprasional, Struktur Organisasi, Produk-produk dan layanan yang ditawarkan BMT al-fath.


(23)

BAB IV : Analisa dan pembahasan penelitian

Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan mengenai strategi pemasaran produk simpanan qurban pada BMT al-fath, Kendala atau hambatan apa saja yang dihadapi BMT al-fath dalam memasarkan Produk Simpanan Qurban, dan Bagaimana Peluang dan Tantangan Produk Simpanan Qurban pada BMT al-fath.

BAB V : Penutup

Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan-kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembahasan bab-bab sebelumnya.


(24)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi Pemasaran.

Istilah Strategi berasal dari bahasa yunani, yaitu stratogos atau strategis yang berarti jendral. Strategi berarti seni para jendral.1 Dalam pembahasan kata “Strategi” sulit untuk dibantah bahwa penggunaannya dibawah atau bersumber dari dan popular di lingkungan militer. Di lingkungan tersebut penggunannya lebih dominan dalam situasi peperangan sebagai tugas seorang komandan dalam menghadapi musuh.2

Sedangkan secara terminology strategi menurut beberapa ahli sangat beragam, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Dr. Sukanto Reksohadiprodjo, M. com menjelaskan bahwa strategi adalah fondasi tujuan organisasi; dalam hal “agribisnis” strategi yang digariskan adalah ekstensifiasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi.3

b. Onong Uchayana Effendi mengemukakan bahwa strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, Melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik oprasionalnya.4

1

Djaslim Saladin, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, (Bandung, Linda Karya, 2004), h. 1

2

Hadiri Nawawi, Manajemen Strategik, (Gjah Mada University Press, 2003), Cet. 2, h.147

3

Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep & Strategi,( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004) cet. 7 h.168

4

Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,1990). Edisi revisi.Cet-5.h.32


(25)

Henry Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu: strategi sebagai perfektif, strategi sebagai posisi, strategi sebagai perencanaan, strategi sebagai pola kegiatan, dan strategi sebagai “penipuan” (ploy) yaitu muslihat rahasia. Sebagai perfektif, dimana strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktifitas. Sebagai posisi, dimana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai perencanaan, dalam hal strategi menentukan tujuan performasi perusahaan. Sebagai pola kegiatan, dimana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan balik dan penyesuaian.

Dari berbagai pengertian dan devinisi mengenai strategi, secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah suatu seni. Walaupun diadakan suatu analisis peralatan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi, tetapi proses perumusan strategi tetap lebih banyak didominasi oleh pemikiran instuisi, perasaan, persepsi dan pendapat individu.5

Pemasaran berasal dari kata pasar, yang dalam konteks tradisional diartikan dengan “ tempat orang berjual beli “. Akan tetapi, pengertian pasar yang dimaksud disini bukan dalam pengertian kongkrit, melainkan lebih ditujukan pada pengertian abstrak. Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah sebuah proses social dan manajerial, dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak

5


(26)

15

lain.6 Pemasaran juga dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan dan menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu.7

Apa sebenarnya arti pemasaran? Banyak orang mengira pemasaran hanya sekedar penjualan atau periklanan. Namun, penjualan dan periklanan hanyalah punca gunung es pemasaran. Sekarang pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian lama “katakana dan jual” tetapi dalam pengertian baru yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan pelanggan dengan baik, mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior, dan menetapkan harga, mendistribusikan dan mempromosikan produknya dengan efektif, produk-produk ini akan terjual dengan mudah. Jadi penjualan dan pengiklanan hanyalah bagian dari “bauran pemasaran” (marketing mix) yang lebih besar satu set perangkat pemasaran yang bekerja bersama-sama untuk mempengaruhi pasar.

Setiap pemasaran bagi setiap perusahaan tidak ada perbedaan. Hanya yang menjadi masalah adalah penerapan pemasaran untuk setiap jenis perusahaan memiliki karateristik tersendiri. Bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, produk yang diperjualbelikan merupakan jasa keuangan. Oleh karena itu, perlakuan pemasaran terhadap dunia perbankan sedikit berbeda dengan dunia lainnya.

Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh Terpadu dan menyatu dibidang pemasaran, Yang didalamnya memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkai tujuan dan pemasaran. Kebijakan dan

6

Philip Kotler dan Gary Arinstrong, Dasar-Dasar Pemasaran Penerjemah Alexander Doro, (Jakarta: PT Indeks, 2004), Edisi Ke-9, Jilid 1, h. 7

7


(27)

aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu kewaktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.8 Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarahkan atau usaha pemasaran dari suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah, agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

B. Konsep-konsep Pemasaran.

Kegiatan strategi pemasaran dalam suatu perusahaan harus diorganisasikan secara terpadu dan memerlukan waktu pelaksanaan manajemen pemasaran yang pada hakekatnya merupakan tindakan dari konsep pemasaran.

Menurut Leonard Berry,9 seorang ahli manajemen. “konsep pemasaran tidak hanya penting bagi organisasi untuk melakukan tugasnya dengan benar, tetapi juga penting untuk menemukan hal yang benar dalam melakukan sesuatu yaitu memaksimalkan peluang yang menguntungkan.

Secara umum terdapat lima konsep pemasaran: 1. Konsep Produksi (The Production Concept)

Konsep ini menyatakan konsumen akan menyukai produk yang tersedia selaras dengan kemampuan. Oleh karena itu harus berupaya untuk meningkatkan efesiensi produksi dan distribusi.

8

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Ed 1, Cet. Ke-7, h. 168

9

Leonard Berry, Strategi dan Konsep-konsep Pemasaran, (Jakarta: Erlangga 1996), Jilid 1, h. 67


(28)

17

2. Konsep Produk (The Product Concept)

Dalam konsep ini terkandung pengertian bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas dan prestasi terbaik serta keistimewaan yang menonjol. Oleh karena itu produsen harus berupaya untuk memperbaiki produk secara terarah.

3. Konsep Penjualan (The Selling Concept)

Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal), dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bila perlu, dibujuki) agar penjualan dapat meningkat. Sehingga, tercapai laba maksimal sebagaimana menjadi tujuan perusahaan. Dengan demikian, focus kegiatan pemasaran adalah usaha-usaha memperbaiki teknik-teknik penjualan dan kegiatan promosi secara intensif dan agresif agar mampu mempengaruhi dan mampu membujuk konsumen untuk membeli, sehingga pada gilirannya penjualan dapat meningkat.

4. Konsep Pemasaran (The Marketing Concept)

Dalam kosep ini dinyatakan bahwa kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan perusahaan adalah terdiri dari penetuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (Target Market) serta pemberian kepuasan yang diingikan secara lebih baik dari pada yang dilakukan oleh para pesaing. Dasar pemikiran yang terkandung dalam konsep pemasaran ini adalah:

a. Pemuasan keinginan kelompok pembeli tertentu adalah menjadi tugas perusahaan.


(29)

b. Untuk itulah diperlukan program riset pemasaran agar dapat diketahui pada keinginan pembeli.

c. Semua kegiatan untuk mempengaruhi pembeli harus diletakkan dibawah control pemasaran yang terintegrasi.

d. Kepuasan konsumen akan dapat menimbulkan loyalitas, kesan baik dari pembeli.

5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan (The Sociatal Marketing Concept)

Konsep ini menyatakan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik dari pada yang diberikan oleh para pesaing sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat. Konsep pemasaran kemasyarakatan berupaya menjaga kepentingan masyarakat dalam jangka panjang, disamping tujuan lainnya yaitu memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.10

C. Perumusan Strategi Pemasaran a. Strategi pasar yang dituju

1. Segmentasi pasar

Menurut Wendel R. Smith, segmentasi pasar adalah pembagian dari pasar secara keseluruhan dalam kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan

10

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisa, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, Alih Bahasa: Hendra Teguh dan Rony Antonius Kusli (Jakarta: Prehallindo, 1997), Jilid 2, h. 83


(30)

19

dan ciri-ciri konsumen. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa mengadakan segmentasi pasar berarti perusahaan telah menetapkan secara jelas kelompok-kelompok pasar yang sesuai untuk dilayani secara efektif dan efesien melalui kombinasi kebijakan marketing mix yang berbeda-beda antara segmen yang satu dengan segmen yang lain.

2. Penentuan Pasar Sasaran

Yaitu pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Sebagaian besar perusahaan memasuki sebuah pasar baru dengan melayani satu segmen tunggal, dan jika terbukti berhasil, maka mereka menambah segmen dan kemudian memperluas secara vertikal atau secara horizontal.

3. Penentuan Posisi Pasar

Yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Produk atau jasa ditempatkan pada posisi yang diinginkan konsumen sehingga dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Mc Carthy dalam buku pemasaran Philip Kotler memperkenalkan klasifikasi empat unsur dari bauran pemasaran yang dikenal dengan nama 4P terdiri atas product (produk), price (harga), place (tempat misalnya untuk distribusi), dan promotion (promosi). Penjelasan dari unsur 4P antara lain :


(31)

1. Produk berdasarkan definisi dari Philip Kotler yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk dapat diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Karena merupakan suatu penawaran maka produk juga sering disebut sebagai tawaran pasar.11

2. Harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memproses suatu produk. Pengertian harga menurut William J. Stantion adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah berupa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Philip Kotler menyatakan bahwa harga adalah satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan 3. Tempat saluran distribusi sering juga disebut sebagai saluran perdagangan

atau saluran pemasaran dimana menurut David A. Revaan merupakan suatu jalur yang dilalui arus barang dari produsen ke konsumen dan akhirnya sampai ke pemakai.

4. Promosi merupakan masalah yang paling penting dalam bauran pemasaran karena promosi adalah komponen yang dipakai untuk memberikan informasi yang dapat mempengaruhi pasar dengan tujuan untuk meningkatkan volume penjualan.

11

Kasmir. Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), Edisi 1. cet. 4, h.186


(32)

21

c. Posisi Pesaing

Menentukan posisi pesaing, persaingan terjadi apabila dua lembaga atau lebih saling berlomba untuk memperoleh hasil yang berharga. Dalam alam persaingan yang sangat sengit, pasar pembeli yang tidak menentu dan produk baru dari perusahaan yang baru berdiri banyak yang gagal, maka kepuasan konsumen menjadi prioritas utama. Untuk menentukan posisi persaingan tersebut perusahaan dituntut untuk meningkatkan pangsa pasar yang lebih luas melalui unsur-unsur marketing yang telah ada seperti, menentukan atau meningkatkan posisi produk-produk baru, tempat penjualan atau lokasi, periklanan promosi penjualan, harga dan distribusi. Dengan demikian peningkatan pangsa pasar dapat tercapai dalam memberi tingkat kepuasan konsumen, serta memperkuat kondisi perekonomian secara menyeluruh.

D. Tujuan Strategi Pemasaran

Adapun tujuan dari strategi pemasaran yang dijalankan oleh sebuah perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan arah dan tujuan dari kegiatan yang dijalankan oleh sebuah perusahaan.

2. Sebagaimana untuk mengantisipasi berbagai permasalahan dan keadaan yang berubah di masa mendatang.


(33)

3. Membantu perusahaan dalam hal peningkatan kegiatan usaha memberikan kemudahan dalam mengontrol dan mengawasi kegiatan dan pemasaran dari sebuah perusahaan.12

E. Qurban.

Pengertian Qurban.

Kata kurban atau korban, berasal dari bahasa Arab qurban, diambil dari kata : qaruba (fi'il madhi) - yaqrabu (fi'il mudhari') – qurban wa qurbaanan (mashdar).Artinya, mendekati atau menghampiri. Menurut istilah, qurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya. Dalam bahasa Arab, hewan kurban disebut juga dengan istilah udh-hiyah atau adh-dhahiyah, dengan bentuk jamaknya al adhaahi. Kata ini diambil dari kata dhuha, yaitu waktu matahari mulai tegak yang disyariatkan untuk melakukan penyembelihan kurban, yakni kira-kira pukul 07.00 – 10.00. Udh-hiyah adalah hewan kurban (unta, sapi, dan kambing) yang disembelih pada hari raya Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah. 13

12

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta, Andi Press, 2991), Cet. Ke-5, h. 6

13

http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/11/pengertian-qurban.html.diakses pada tanggal 06 desember 2010


(34)

23

F. Landasan Hukum Qurban.

Qurban hukumnya sunnah, tidak wajib. 14Imam Malik, Asy Syafi'i, Abu Yusuf, Ishak bin Rahawaih, Ibnul Mundzir, Ibnu Hazm dan lainnya berkata,"Qurban itu hukumnya sunnah bagi orang yang mampu (kaya), bukan wajib, baik orang itu berada di kampung halamannya (muqim), dalam perjalanan (musafir), maupun dalam mengerjakan haji."

Ukuran "mampu" berqurban, hakikatnya sama dengan ukuran kemampuan shadaqah, yaitu mempunyai kelebihan harta (uang) setelah terpenuhinya kebutuhan pokok ( al hajat al asasiyah) yaitu sandang, pangan, dan papan dan kebutuhan penyempurna (al hajat al kamaliyah) yang lazim bagi seseorang. Jika seseorang masih membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka dia terbebas dari menjalankan sunnah qurban.

Dasar kesunnahan qurban antara lain, firman Allah SWT :







108 2

"Maka dirikan (kerjakan) shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah. " (TQS Al Kautsar /108: 2)

14

http://formmit.org/fiqh-islam/58-hukum-hukum-qurban.html. diakses pada tanggal 06 desember 2010


(35)

Dan dalam hadist dinyatakan:

1. "Aku diperintahkan (diwajibkan) untuk menyembelih qurban, sedang qurban itu bagi kamu adalah sunnah." (HR. At Tirmidzi)

2. "Telah diwajibkan atasku (Nabi SAW) qurban dan ia tidak wajib atas kalian." (HR. Ad Daruquthni).

Dua hadits di atas merupakan qarinah (indikasi/petunjuk) bahwa qurban adalah sunnah. Firman Allah SWT yang berbunyi "wanhar" (dan berqurbanlah kamu) dalam surat Al Kautas ayat 2 adalah tuntutan untuk melakukan qurban (thalabul fi'li). Sedang hadits At Tirmidzi, "umirtu bi an nahri wa huwa sunnatun lakum " (aku diperintahkan untuk menyembelih qurban, sedang qurban itu bagi kamu adalah sunnah), juga hadits Ad Daruquthni " kutiba 'alayya an nahru wa laysa biwaajibin 'alaykum" (telah diwajibkan atasku qurban dan ia tidak wajib atas kalian); merupakan qarinah bahwa thalabul fi'li yang ada tidak bersifat jazim (keharusan), tetapi bersifat ghairu jazim (bukan keharusan). Jadi, qurban itu sunnah, tidak wajib. Namun benar, qurban adalah wajib atas Nabi SAW, dan itu adalah salah satu khususiyat beliau.

Orang yang mampu berqurban tapi tidak berqurban, hukumnya makruh. Sabda Nabi SAW :

"Barangsiapa yang mempunyai kemampuan tetapi ia tidak berqurban, maka janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat shalat kami." (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al Hakim, dari Abu Hurairah RA. Menurut Imam Al Hakim, hadits ini shahih.


(36)

25

Perkataan Nabi "fa laa yaqrabanna musholaanaa" (janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat shalat kami) adalah suatu celaan (dzamm), yaitu tidak layaknya seseorang yang tak berqurban padahal mampu-- untuk mendekati tempat sholat Idul Adh-ha. Namun ini bukan celaan yang sangat/berat (dzamm syanii’ ) seperti halnya predikat fahisyah (keji), atau min 'amalisy syaithan (termasuk perbuatan syetan), atau

miitatan jaahiliyatan (mati jahiliyah) dan sebagainya. Lagi pula meninggalkan sholat Idul Adh-ha tidaklah berdosa, sebab hukumnya sunnah, tidak wajib. Maka, celaan tersebut mengandung hukum makruh, bukan haram.15

Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa Qurban hukumnya wajib bagi yang mampu. Pendapat ini merupakan pendapatnya Mujahid, Makhul, Imam Laits bin Sa’ad, Imam Auza’i, Sufyan ats-Tsaury, Rabi’ah, Zufar dan asy-Sya’bi. Imam asy-Sya’bi berkata: “Bagi yang mampu, tidak diberikan keringanan (rukhshah) untuk meninggalkan kurban, kecuali bagi yang sedang melakukan ibadah haji atau yang sedang bepergian (musafir).

Namun hukum qurban dapat menjadi wajib, jika menjadi nadzar seseorang, sebab memenuhi nadzar adalah wajib sesuai hadits Nabi SAW :

"Barangsiapa yang bernadzar untuk ketaatan (bukan maksiat) kepada Allah, maka hendaklah ia melaksanakannya. "

Qurban juga menjadi wajib, jika seseorang (ketika membeli kambing, misalnya) berkata,"Ini milik Allah, " atau "Ini binatang qurban.".

15


(37)

Keutamaan Qurban

Berqurban merupakan amal yang paling dicintai Allah SWT pada saat Idul Adh-ha. Sabda Nabi SAW :

"Tidak ada suatu amal anak Adam pada hari raya Qurban yang lebih dicintai Allah selain menyembelih qurban." (HR. At Tirmidzi)

Berdasarkan hadits itu Imam Ahmad bin Hambal, Abuz Zanad, dan Ibnu Taimiyah berpendapat,"Menyembelih hewan pada hari raya Qurban, aqiqah (setelah mendapat anak), dan hadyu (ketika haji), lebih utama daripada shadaqah yang nilainya sama.".

Tetesan darah hewan qurban akan memintakan ampun bagi setiap dosa orang yang berqurban. Sabda Nabi SAW :

"Hai Fathimah, bangunlah dan saksikanlah qurbanmu. Karena setiap tetes darahnya akan memohon ampunan dari setiap dosa yang telah kaulakukan".

Waktu dan Tempat Qurban a. Waktu

Qurban dilaksanakan setelah sholat Idul Adh-ha tanggal 10 Zulhijjah, hingga akhir hari Tasyriq (sebelum maghrib), yaitu tanggal 13 Zulhijjah. Qurban tidak sah bila disembelih sebelum sholat Idul Adh-ha. Sabda Nabi SAW :

"Barangsiapa menyembelih qurban sebelum sholat Idul Adh-ha (10 Zulhijjah) maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa


(38)

27

menyembelih qurban sesudah sholat Idul Adh-ha dan dua khutbahnya, maka sesungguhnya ia telah menyempurnakan ibadahnya (berqurban) dan telah sesuai dengan sunnah (ketentuan) Islam." (HR. Bukhari)

Sabda Nabi SAW :

"Semua hari tasyriq (tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah) adalah waktu untuk menyembelih qurban." (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Menyembelih qurban sebaiknya pada siang hari, bukan malam hari pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan itu. Menyembelih pada malam hari hukumnya sah, tetapi makruh. Demikianlah pendapat para imam seperti Imam Abu Hanifah, Asy Syafi'i, Ahmad, Abu Tsaur, dan jumhur ulama.

Perlu dipahami, bahwa penentuan tanggal 10 Zulhijjah adalah berdasarkan ru`yat yang dilakukan oleh Amir (penguasa) Makkah, sesuai hadits Nabi SAW dari sahabat Husain bin Harits Al Jadali RA (HR. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud

hadits no.1991). Jadi, penetapan 10 Zulhijjah tidak menurut hisab yang bersifat lokal (Indonesia saja misalnya), tetapi mengikuti ketentuan dari Makkah. Patokannya, adalah waktu para jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah (9 Zulhijjah), maka keesokan harinya berarti 10 Zulhijjah bagi kaum muslimin di seluruh dunia.

b. Tempat

Diutamakan, tempat penyembelihan qurban adalah di dekat tempat sholat Idul Adh-ha dimana kita sholat (misalnya lapangan atau masjid), sebab Rasulullah SAW berbuat demikian (HR. Bukhari). Tetapi itu tidak wajib, karena


(39)

Rasulullah juga mengizinkan penyembelihan di rumah sendiri (HR. Muslim). Sahabat Abdullah bin Umar RA menyembelih qurban di manhar, yaitu pejagalan atau rumah pemotongan hewan.

Hewan Qurban a. Jenis Hewan

Hewan yang boleh dijadikan qurban adalah : unta, sapi, dan kambing (atau domba). Selain tiga hewan tersebut, misalnya ayam, itik, dan ikan, tidak boleh dijadikan qurban. Allah SWT berfirman :

                                22 34

"Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (kurban), Supaya mereka menyebut nama Allah terhadap hewan ternak (bahimatul an'am) yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka tuhanmu ialah tuhan yang maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah) " (TQS Al Hajj/22 : 34)

b. Jenis Kelamin

Dalam berqurban boleh menyembelih hewan jantan atau betina, tidak ada perbedaan, sesuai hadits-hadits Nabi SAW yang bersifat umum mencakup kebolehan berqurban dengan jenis jantan dan betina, dan tidak melarang salah satu jenis kelamin.


(40)

29

c. Umur

Sesuai hadits-hadits Nabi SAW, dianggap mencukupi, berqurban dengan kambing/domba berumur satu tahun masuk tahun kedua, sapi (atau kerbau) berumur dua tahun masuk tahun ketiga, dan unta berumur lima tahun.

d. Kondisi

Hewan yang dikurbankan haruslah mulus, sehat, dan bagus. Tidak boleh ada cacat atau cedera pada tubuhnya. Sudah dimaklumi, qurban adalah taqarrub kepada Allah. Maka usahakan hewannya berkualitas prima dan top, bukan kualitas sembarangan.

Berdasarkan hadits-hadits Nabi SAW, tidak dibenarkan berkurban dengan hewan :

1. Yang nyata-nyata buta sebelah,

2. Yang nyata-nyata menderita penyakit (dalam keadaan sakit), 3. Yang nyata-nyata pincang jalannya,

4. Yang nyata-nyata lemah kakinya serta kurus, 5. Yang tidak ada sebagian tanduknya,

6. Yang tidak ada sebagian kupingnya,

7. Yang terpotong hidungnya,

8. Yang pendek ekornya (karena terpotong/putus) ,


(41)

G. Rukun dan Syarat Qurban.

Berqurban adalah disyariatkan bagi orang yang masih hidup dan mampu membeli atau memiliki binatang qurban, tidak disyariatkan berqurban bagi orang yang telah mati. Oleh karena itu tidaklah Rasulullah SAW berqurban dan diniatkan bagi orang yang telah mati secara tersendiri, seperti istri-istrinya, anak-anaknya, paman-pamannya, dan para kerabatnya, hanya saja ketika berqurban, Rasulullah SAW menyertakan keluarganya dalam niat qurbannya, dan bukan diniatkan untuk orang-orang yang telah mati secara tersendiri.

Disyariatkan bagi yang hendak berqurban apabila datang bulan Dzul Hijjah utuk tidak memotong kuku atau mengambil sedikitpun dari rambut, kuku dan kulitnya, sehingga dia telah menyembelih qurbannya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Apabila masuk sepuluh hari (awal Dzulhijjah), lalu di antara kamu hendak berqurban, maka sungguh janganlah mengambil/memotong rambut, dan kukunya sedikitpun sampai benar-benar dia menyembelih (Qurbannya).” (HR. Muslim)

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum memotong atau mengambil rambut dan kukunya bagi orang yang hendak berqurban sebelum menyembelih qurbannya, sebagian ulama berpendapat makruh, akan tetapi pendapat yang lebih dekat kepada dalil adalah mengharamkannya. Ini didasari oleh asal hukum larangan adalah haram selama tidak ada dalil lain yang memalingkannya dan dalam masalah ini tidak ada yang memalingkannya.


(42)

31

Rukun udhhiyah ada empat, yaitu:

1. Binatang ternak saja. Selainnya tidak boleh dan tidak sah udhhiyahnya, serta telah sampai umur yang ditetapkan syar’i. Dan dibolehkan berqurban dengan binatang ternak baik yang jantan maupun yang betina.

2. Waktu berqurban, yaitu Iedul Adhha dan hari-hari tasyriq.

3. Orang yang menyembelih, yaitu yang halal sembelihannya, maka ia sah untuk menyembelih.

4. Cara menyembelih, yaitu menyembelih, yaitu menyembelih binatang qurban dengan sekali sembelihan dengan memotong kerongkongan dan tenggorokan secara sempurna menggunakan alat untuk menyembelih.16

Rukun itu sesuatu yang mesti ada dan tidak boleh di hilangkan, karena bila kita menghilangkan suatu rukun berarti ibadah kita tidak akan berdiri dan tidak akan jadi, karena rukun itu adalah tiang. bagaimana bisa berdiri suatu bangunan bila tiang itu tidak ada atau di robohkan.Begitu juga suatu ibadah, bagaimana bisa syah suatu ibadah bila rukun-rukunya itu di hilangkan.

SYARAT-SYARAT QURBAN

Qurban memiliki beberapa syarat yang tidak sah kecuali jika telah memenuhinya, yaitu:

1. Hewan qurbannya berupa binatang ternak, yaitu unta, sapid an kambing, baik domba atau kambing.

16

http://adekunya.wordpress.com/2009/11/25/rukun-qurban/. Diakses pada tanggal 06 desember 2010


(43)

2. Telah sampai usia yang dituntut syari’at berupa jaza’ah (berusia setengah tahun) dari domba atau tsaniyyah (berusia setahun penuh) dari yang lainnya. a. Ats-Tsaniy dari unta adalah yang telah sempurna berusia lima tahun b. Ats-Tsaniy dari sapi adalah yang telah sempurna berusia dua tahun c. Ats-Tsaniy dari kambing adalah yang telah sempurna berusia setahun d. Al-Jadza’ adalah yang telah sempurna berusia enam bulan

3. Bebas dari aib (cacat) yang mencegah keabsahannya, yaitu apa yang telah dijelaskan dalam hadits Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam.

a. Buta sebelah yang jelas/tampak b. Sakit yang jelas.

c. Pincang yang jelas

d. Sangat kurus, tidak mempunyai sumsum tulang

Dan hal yang serupa atau lebih dari yang disebutkan di atas dimasukkan ke dalam aib-aib (cacat) ini, sehingga tidak sah berqurban dengannya, seperti buta kedua matanya, kedua tangan dan kakinya putus, ataupun lumpuh.

4. Hewan qurban tersebut milik orang yang berqurban atau diperbolehkan (di izinkan) baginya untuk berqurban dengannya. Maka tidak sah berqurban dengan hewan hasil merampok dan mencuri, atau hewan tersebut milik dua orang yang beserikat kecuali dengan izin teman serikatnya tersebut.

5. Tidak ada hubungan dengan hak orang lain. Maka tidak sah berqurban dengan hewan gadai dan hewan warisan sebelum warisannya dibagi.


(44)

33

6. Penyembelihan qurbannya harus terjadi pada waktu yang telah ditentukan syariat. Maka jika disembelih sebelum atau sesudah waktu tersebut, maka sembelihan qurbannya tidak sah.17

Para fuqaha sepakat, bahwa syarat-syarat bagi orang yang melakukan qurban adalah:

1. Muslim 2. Merdeka 3. Baligh 4. Berakal

5. Penduduk tetap suatu wilayah dan mampu.

Yang dimaksud mampu, menurut madzhab Hanafi berarti memiliki senisab zakat di luar kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarganya. Sedangkan menurut madzhab Maliki berarti memiliki harta lebih dari kebutuhan primer dalam tahun itu. Dan madzhab Syafi’i mampu berarti ia memiliki harta seharga binatang qurban di luar kebutuhannya dan kebutuhan orang yang berada di bawah tanggung jawabnya. Bagi madzhab Hambali menafsirkan kemampuan itu dengan kemungkinan mendapatkan harta seharga binatang qurban, sekalipun dalam bentuk utang, tetapi yang bersangkutan sanggup membayarnya.

17

http://wongkajangan.cybermq.com/post/detail/7990/ketentuan--dan-syarat-qurban. diakses pada tanggal 06 desember 2010


(45)

H. Hikmah Berqurban.

Setiap ibadah pasti ada hikmahnya, meskipun tidak semua orang dapat mengetahui hikmah tersebut melalui penalaran akal pikirannya. Hanya Allah sendiri yang mengetahui rahasia dan hikmah seluruh ajaran agama yang diturunkan-Nya. Hikmah-hikmah Allah sendiri tersebut ada yang diungkap dalam kitab suci Al-Quran atau sunnah Rasul, ada pula yang tidak disinggung sama-sekali. Bagian hikmah yang tidak disinggung ini, hanya dapat diketahui dan dihayati oleh kalangan tertentu, yang dalam Al-Quran dinamakan Arrasikhuuna fil-„ilmi, yakni mereka yang kuat imannya dan kelebihan ilmu oleh Allah, yang tidak diberikan kepada orang lain (QS Ali Imran, 3:7)

Banyak hikmah/ibroh yang dapat kita petik dari disyariatkannya ibadah qurban, di antara hikmah yang telah disebutkan oleh para ulama adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendekatkan diri hanya kepada ALLAH, dan inilah hikmah qurban yang paling utama sebagaimana firman ALLAH, “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, sembelihanku (ibadatku), hidupku dan matiku hanyalah untuk ALLAH, TUHAN semesta alam.” (QS. Al-An’am 6: 162)

2. Menghidupkan kembali sunnah Nabi Ibrahim AS yangtelah diperbaharui kembali oleh Nabi kita Muhammad SAW.

3. Memberi kelonggaran dalam perkara mubah untuk keluarga dan menebarkan rahmat ALLAH di muka bumi ini, karena hari-hari ini adalah hari-hari


(46)

35

bahagia, menikmati berbagai makanan dan minuman dengan tetap ingat kepada ALLAH.

4. Sebagai ungkapan rasa syukur seorang hamba yang telah diberi kuasa memiliki dan mengalahkan binatang-binatang yang ada, sebagaimana firman-NYA: “Demikianlah KAMI telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.” (QS. Al-Hajj 22: 36)

5. Mencukupi nafkah pada hari Ied dan menyebarkan rahmat kepada orang fakir dan miskin. “Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.” (QS. Al-Hajj 22: 36).18

I. Pengertian dan Macam-macam Tabungan 1. Pengertian tabungan

Tabungan merupakan simpanan yang paling populer dikalangan masyarakat umum. Dari sejak kanak-kanak kita sudah dianjurkan untuk berhidup hemat dengan cara menabung. Pada awalnya menabung masih secara sederhana, menyimpan uang di dalam celengan dan disimpan di rumah. Namun faktor resiko menyimpan uang di rumah begitu besar seperti resiko kehilangan atau kerusakan. Kerugian lainnya adalah menabung di rumah jumlahnnya tidak akan pernah akan bertambah atau berbunga, jadi tetap saja sama seperti sejumlah uang yang disimpan.

18

http://www.jurnalhaji.com/2010/10/25/hikmah-ibadah-qurban/. Diakses pada tanggal 06 desember 2010


(47)

Pengertian tabungan menurut undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah ”Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat di tarik dengan cek, bilyet giro dan atau lainnya yang dipersamakan dengan itu.19

Pengertian penarikan hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, maksudnya ialah untuk menarik uang yang disimpan di rekening tabungan antar satu bank dengan bank lainnya berbeda, tergantung dari bank yang mengeluarkannya. Hal ini sesuai pula dengan perjanjian yang telah dibuat antar bank dengan si penabung.20

Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik, seperti dalam al-Qur’an surat an-nissa ayat 9.

Ayat tersebut memerintahkan kepada kita untuk bersiap-siap dan mengantisipasi masa depan dan keturunan, baik secara rohani (iman dan taqwa) maupun secara ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya, salah satunya dengan menabung.

2. Macam-macam Tabungan a. Tabungan Wadiah

19

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Edisi Revisi, Cet. 7, h.74

20

Kasmir, Dasar – Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Edisi 1, Cet. Ke-3, h.84


(48)

37

Wadiah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai meninggalkan atau meletakkan, atau meletakkan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara dan dijaga. Dari aspek teknis, wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik itu individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip kehendaki.21 Dalam islam titipan atau wadiah ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Wadiah yad Amanah

Adalah titipan (wadiah) dimana barang yang dititipkan sama sekali tidak boleh digunakan oleh pihak yang menerima titipan. Sehingga dengan demikian pihak yang menerima titipan tidak bertanggung jawab terhadap risiko yang menimpa barang yang dititipkan. Penerima titipan hanya memiliki kewajiban mengembalikan barang yang dititipkan pada saat diminta oleh pihak yang menitipkan secara apa adanya.

2) Wadiah yad Dhamanah

Adalah titipan (wadiah) yang mana terhadap barang yang dititipkan tersbut dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh penerima titipan. Sehingga pihak penerima titipan bertanggung jawab terhadap risiko yang menimpa barang sebagai akibat dari penggunaan atas suatu barang, seperti kerusakan dan sebagainya. Tentu saja ia juga wajib

21


(49)

mengembalikan barang yang dititipkan pada saat diminta oleh pihak yang menitipkan.

b. Tabungan Mudharabah

Dalam mengaplikasikan, penyimpanan atau deposan berhak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagi mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan mudharabah/ijarah. Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan mudharabah. Hasil usaha ini akan dibagikan berdasarkan nisbah yang disepakati bila bank menggunakannya untuk melakukan pembiayaan mudharabah.22

J. Pengertian Simpanan Qurban

Yaitu produk simpanan yang direncanakan untuk persiapan berqurban. Dan diperuntukan bagi setiap orang yang ingin berqurban. Banyak masyarakat yang ingin berqurban tetapi saat hari raya qurban itu datang kebanyakan dari mereka kekurangan biaya. Produk tabungan ini sangat membantu untuk perencanaan keuangan berqurban mitra. Penarikan dilakukan satu kali menjelang ibadah Qurban datang.

Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah.23

22

Heri Sudarsono, op, cit,. 57

23


(50)

39

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG BMT AL-FATH IKMI

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BMT AL-FATH IKMI

BMT Al-fath IKMI pamulang berdiri pada tahun 1996 (13 oktober 1996), sebagai koprasi primer dengan anggota awal 25 orang badan pendiri dengan modal awal Rp. 400.000,- per hari dan kini bertambah menjadi 36 anggota badan pendiri. Ide pendirian BMT al-fath bermula dari pengurus IKMI (ikatan masjid indonesia) yang tergabung dalam kegiatan ta’lim. Gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah yang didasari oleh idealisme yang kuat untuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita yang bergerak dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang. Banyaknya praktek rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis sehingga distribusi pendapatan tidak merata.

BMT Al-Fath merupakan lembaga keuangan mikro syari'ah yang notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syari'at Islam. BMT Al-Fath dibentuk dalam upaya memberdayakan umat secara kebersamaan melalui kegiatan simpanan dan pembiayaan serta kegiatan-kegiatan lain yang berdampak pada peningkatan ekonomi anggota dan mitra binaan ke arah yang lebih baik, lebih aman, serta lebih adil.


(51)

Baitul Maal yang dikelola secara terpisah agar dapat berjalan secara optimal melayani umat, dan sebagai lembaga bisnis maka dibentuklah Baitut Tamwil dengan dikelola oleh tenaga muslim yang profesional dibidang keuangan, Insya Allaah akan menampilkan lembaga keuangan syari'at yang sehat, berkualitas, dan memenuhi harapan umat.1

B. Badan Hukum BMT Al-Fath

BMT AL-FATH IKMI didirikan pada tanggal 13 Oktober 1996 oleh 25 orang pendiri dengan modal awal Rp 400.000,-per pendiri. Pada tahun 1998, BMT AL-FATH IKMI resmi mendaftarkan diri pada departemen koperasi untuk mendapatkan badan hukum. Maka BMT AL-FATH IKMI mendapatkan legal hukum dengan nomor : 650/BH/kwk.10/VI/1998 dengan nama “Koperasi Simpan Pinjam Pamulang”.

Pada tahun 2005, berdasarkan hasil kesepakatan RAT tahun 2004, BMT AL-FATH IKMI mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte perubahan dengan nomor: 518/BH/PAD/Koperasi/2005 dengan nama :”Koperasi BMT AL -FATH IKMI”

Landasan HukumBMT AL-FATH IKMI.sebagai koperasi primer adalah: a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian.

1


(52)

41

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh Koperasi.

c. Keputusan Menteri Koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor: 650/KEP/KWK.10/VI/1998.

C. Visi dan Misi dan Tujuan BMT Al-Fath 1. Visi

Visi BMT Al-Fath adalah Meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah Allaah Subhanahu Wa Ta'ala.

2. Misi

Misi BMT Al-Fath adalah Menerapkan prinsip-prinsip syari'at dalam kegiatan ekonomi, memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, dan membina kepedulian aghniyaa (orang mampu) kepada dhuafaa (kurang mampu) secara terpola dan berkesinambungan.

3. Tujuan

Tujuan BMT Al-Fath ádalah meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani secara mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya.2

2


(53)

D. Prinsip Operasional

Lembaga keuangan syariah sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan menanggung resiko usa dan berbagi hasil usa antara pemilik dana (rabbul maal) yang menyimpan uangnya di lembaga, lembaga selaku pengelola dana (mudharib) dan masyarakat yang membutuhkan dana yang bisa berstatus peminjam dana atau pengelola usaha.

Adapun prinsip operasional dari BMT Al-Fath adalah :

a. Bagi hasil: yaitu pembagian hasil usaha antara BMT Al-Fath dengan penyimpan dana atau antara nasabah penerima pembiayaan mudharabah dengan BMT, yang dibagikan kepada penyimpan dana adalah hasil usaha BMT yang dihitung selama satu periode tertentu. Hasil usaha nasabah penerima pembiayaan mudharabah yang dibagikan lepada BMT adalah laba usaha yang dihasilkan penerima pembiayaan dari usaha yang dibiayai secara utuh oleh BMT. Lepada nasabah penerima dana pembiayaan mudharabah, sesuai dengan isi perjanjian, diwajibkan mengembalikan seluruh pinjamannya pada waktu jatuh tempo.

b. Mark up: adalah biaya yang diperhitungkan dalam bentuk nominal diatas nilai pembiayaan yang diterima nasabah. Biaya tersebut ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara BMT dengan nasabah. Nasabah juga memanfaatkan fasilitas pembiayaan untuk kepemilikan barang dengan dikenakan suatu mark up. Pada sistem syariah pembiayaan ini diberikan pada jenis pembayaran


(54)

43

murabahah yaitu pembiayaan modal kerja dengan pembayaran tangguh beserta mark-upnya pada saat jatuh tempo.

E. Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja BMT Al-Fath 1. Struktur Organisasi BMT Al-Fath adalah sebagai berikut3 :

Nama: Pendirian: Badan Hukum: Akte Perubahan: NPWP: SIUP: Jumlah Pendiri:

KJKS BMT Al Fath IKMI Jaksel 13 Oktober 1996

650/BH/KWK.10/VI/1998 518/BH/PAD/Koperasi/2005 02.021.735-2.411.000 1086/10-04/PK/XII/2000 31 Orang 1 lembaga Dewan Pengawas

Ketua: Anggota:

Drs Mustakim Kurdi Faridi Syahdana,SE Didin Syaepuddin,SE Dewan Pengurus Ketua: Wakil Ketua: Drs Budiyono H.Z. Arifin Listanto

3


(55)

Bidang Pendanaan: Bidang SDM & Legal: Bidang Pembinaan Mitra: Bidang Pembiayaan: Sekretaris:

Bendahara:

H. Husein Bin Ali

Drs.Prastowo Sidhi,SH,MH H. Abdul Rahim

Opan Sopyan Sauri,S.Ag H Z Arifin Listanto

Drs.H Moh.Abduh Atmadiwirya Pengelola Kantor Pusat

Manager Tamwil: Manajer Maal: Kabag Operasional: Account Officer: Remedial Pembiayaan: Remedial Pendanaan: Pembukuan: Adm Pembiayaan: Head Teller: Saimin

H.Imam Turmudzi Ms. H. Djaelani Robi Sugara Cecep Nurjaya Dodi Kurniawan Suheri Junianto Parjan Naufal Safiq Neneng Syarifah Salahudin Arif Harum Sulistio Rini


(56)

45

Teller: Nurmilati

Pengelola Kantor Kas

Kepala Kantor Kas: Kabag Operasional: Account Officer: Teller:

Supriyanto Suryadi

Hedi Rusmantoro Aisyah

2. Mekanisme Kerja BMT Al-Fath

Adapun pembagian dan wewenang dalam struktur organisasi tersebut diatas, secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Tugas dan Fungsi Badan Pendiri:

1) Memutuskan garis besar haluan kerja BMT atau program kerja BMT 2) Merubah atau merevisi dan memastikan halaman atau merevisi

AD/ART atau menambah khusus BMT

3) Memutuskan dan memilih susunan pengurus dan jumlah pengurus 4) Memimpin dewan pengawas BMT

b. Tugas dan Fungsi Dewan Pengawas

1) Mengawasi pelaksanaan program kerja pengurus

2) Menjadi pertimbangan pengurus dalam mengambil keputusan syariah atas program kerja tertentu yang perlu dikaji dari aspek syariah


(57)

3) Mengawasi sejauh mana pembiayaan memenuhi kriteria dan aturan main yang berlaku di BMT, misalnya : apakah pengurus BMT memberikan pembiayaan kepada ”orang dekat”-nya saja tanpa ada penilaian kelayakan atau tidak, dan lain sebagainya.

c. Tugas dan Fungsi Pengurus

1) Guna memutuskan kebijakan-kebijakan, maka pengurus mengadakan rapat secara rutin sebulan sekali

2) Mengecek laporan keuangan

3) Membicarakan kendala0kendala yang dihadapi koperasi BMT Al-Fath 4) Mengevaluasi kinerja pengelola

5) Memusyawarahkan dan menetapkan kesejahteraan pengelola secara periodik

6) Membahas dan mengevaluasi perkembangan BMT d. Tugas dan Fungsi Pengelola

1) Membantu pelayanan anggota dalam simpan pinjam

2) Kunjungan kepada anggota yang mengalami kendala dalam memenuhi kewajibannya kepada koperasi BMT AL-Fath

3) Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada para anggota untuk peningkatan kesejahteraan anggota

4) Mengikuti pelatihan-pelatihan perkoperasian dan BMT

5) Memenuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pengurus mengenai kegiatan BMT.


(58)

47

F. Produk dan Jasa BMT Al-Fath 1. Prinsip Titipan (Wadiah)

a. TAWAKAL (Tabungan Wadiah Al-Fath)

Merupakan simpanan dari mitra yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Tabungan ini menggunakan prinsip wadiah /titipan. Dalam tabungan ini BMT AL FATH tidak wajib memberikan hasil kepada penabung. BMT AL FATH boleh memberikan bonus setiap bulan sesuai dengan kebijakan BMT AL FATH.

2. Prinsip Bagi Hasil

a. TABAH (Tabungan Berjangka Al-Fath)

Merupakan tabungan/investasi dengan menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang dapat dipilih adalah: 3 Bulan dengan nisbah 25% (mitra): 75% (BMT), 6 Bulan dengan Nisbah 30% mitra: 70% (BMT), 9 Bulan dengan nisbah 35%(mitra): 65% (BMT) dan 12 bulan dengan nisbah 40% (mitra): 60% (BMT).

b. SIDIK

Yaitu bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukan untuk dana pendidikan bagi putra-putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali dalam satu tahun, pertama pada saat ajaran baru, kedua pada saat semester. Simpanan dengan prinsip mudharabah mutlaqah ini akan


(59)

mendapat bagi hasil setiap bulan dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).

c. Simpanan Idul Fitri

Yaitu simpanan yang direncanakan untuk keperluan idul fitri. Penarikan dilakukan satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).

d. SimpananQurban

Yaitu simpanan yang diperuntukan untuk keperluan pembelian hewan qurban. Penarikan dilakukan satu kali menjelang ibadah qurban. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).

e. SimpananNikah

Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang merencanakan pernikahan. Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan menjelang pernikahan. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).

f. SimpananHaji

Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang merencanakan untuk menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali. Simpanan ini


(60)

49

menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).4

4


(61)

50

A. Pelaksanaan Strategi Pemasaran Produk Simpanan Qurban pada BMT Al-fath

Strategi Pemasaran adalah rencana yang menyeluruh Terpadu dan menyatu dibidang pemasaran, Yang didalamnya memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkai tujuan dan pemasaran. Kebijakan dan aturan yang mengarah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu kewaktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.1 Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarahkan atau usaha pemasaran dari suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah, agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Strategi pemasaran diperlukan pada sebuah lembaga keuangan syariah mikro seperti BMT al-fath, dimana lembaga ini selain berorientasi pada fungsi profit, lembaga ini juga mempunyai kapasitas sebagai lembaga yang berorientasi pada fungsi social. Pada lembaga keuangan mikro seperti BMT al-fath, disadari perlunya bersaing pada pemasaran produk-produk serta jasa layanan. Sehingga diperlukan

1

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Ed 1, Cet. Ke-7, h. 168


(62)

51

strategi pemasaran pada produk dan jasa BMT. Salah satu produk yang diperkenalkan BMT al-fath adalah produk simpanan qurban. Produk ini merupakan produk yang diperuntukan bagi mitra yang ingin berqurban, sehingga keinginannya dapat terpenuhi.

Berikut ini adalah strategi pemasaran yang dilakukan oleh BMT Al-Fath Pamulang khususnya produk simpanan qurban yaitu dengan menggunakan pasar yang dituju yaitu menggunakan strategi Segmenting, Targeting dan Positioning. Selain itu, dengan mengembangkan marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari empat unsur yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi, yang mana dengan menggunakan perumusan strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk menarik dan mempertahankan loyalitas para nasabah/mitra. Untuk lebih jelasnya mengenai strategi tersebut, berikut uraiannya:

1. Segmentation

Langkah awal yang dilakukan BMT Al-Fath Pamulang dalam kegiatan pemasarannya adalah dengan mensegmentasi pasar. Dalam hal mensegmentasi pasar BMT Al-fath Pamulang memiliki segmentasi khusus. Adapun kriteria yang dibutuhkan dalam segmentasi pasar antara lain:

a. Dari Segi Daerah atau Wilayah: BMT Al-fath membagi atau lebih memfokuskan kepada daerah atau wilayah sekitar pamulang dan ciputat.


(63)

b. Dari Segi Usia: Dalam hal ini yang menjadi sasaran utama adalah kelompok usia dewasa. Hal ini mengingat syarat-syarat yang diajukan diantaranya menyerahkan fotocopy identitas diri seperti: KTP, SIM, kartu pelajar dan lain sebagainya.

c. Dari Segi Pekerjaan: Pelajar, Pegawai, Pedagang, dan lain sebagainya. 2. Targeting

Untuk target pasar, BMT Al-fath telah menentukan siapa yang menjadi targetnya. Target pasar yang dituju BMT AL-Fath dalam memasarkan produk simpanan qurban adalah khusus masyarakat yang beragama islam, dan semua kalangan tanpa membedakan status social yang memiliki kartu atau tanda identitas. Misalnya, para jamaah pengajian atau majelis taklim, para mahasiswa dan masyarakat umumnya.

3. Positioning

BMT Al-Fath mensosialisasikan dirinya sebagai mitra bisnis yang amanah dan maslahah, memposisikan dirinya sebagai lembaga keuangan yang tugas pokoknya mengumpulkan dana masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat. Sehingga BMT al-fath merupakan solusi terbaik untuk memberikan berbagai fasilitas produk jasa dan layanannya kepada masyarakat dengan menggunakan sistem bagi hasil dalam proses yang cepat, praktis dan menentramkan serta jangka watu tertentu yang fleksibel. Simpanan qurban ditempatkan khusus untuk masyarakat regional (sekitar pamulang dan ciputat), hal ini bertujuan untuk mempermudah mitra dan


(64)

53

masyarakat pada umumnya untuk merencanakan ibadah qurban dengan pola menabung. Produk dan jasa ditempatkan pada posisi yang diinginkan oleh nasabah sehingga dapat menarik minat nasbah untuk membeli produk dan jasa yang ditawarkan. Lokasi BMT Al-Fath juga sangat strategis, BMT Al-fath berada dipingir jalan, sehingga masyarakat bisa mengetahui lokasi BMT Al-Fath dengan mudah.

4. Marketing Mix

Untuk mencapai target pasar, diperluan marketing mix atau bauran pemasaran. Karena bagian inilah yang terlihat dipasar, oleh sebab itu BMT al-fath memiliki beberapa strategi dalam pemasaran adalah sebagai berikut:

1) Strategi Harga

Penentuan sebuah harga seiring menjadi perhatian saat memebeli barang atau layanan. Harga salah satu aspek penting penting dalam kegiatan pemasaran. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.2 Dalam konsep ekonomi islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran.3

Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat

2

David W.Cravens, Pemasaran Strategis, (Jakarta:Erlangga, 1996), Jilid 2, h. 6

3


(65)

harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan. Bagi perbankan terutama bank yang berdasarkan prinsip konvensional, harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran, dan biaya-biaya lainnya. Sedangkan harga bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bagi hasil.4

Dalam peningkatan kerjasama dengan Mitra, BMT melakukan penetapan harga jasa didasarkan pada konsep harga islami dalam artian harga yang ditetapkan dititik beratkan pada nasabah. Penetapan harga yang dilakukan BMT Al-Fath bebas dari praktik riba, kecurangan, dan kedzaliman.

Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai oleh perusahaan.

Dalam hal harga Produk simpanan qurban di BMT Al-Fath dibandingkan dengan BMT lain yang juga baru mulai berkembang, sebut saja BMT Al-Munawwarah yang berada di sekitar Pamulang juga, harga yang ditawarkan BMT Al-Fath lebih rendah dibandingkan BMT Al-Munawwarah, dimana harga yang ditawarkan BMT Al-Fath sebesar Rp 10.000 untuk

4

Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2007), Ed 1, h. 196


(66)

55

pembukaan rekening awalnya sedangkan di BMT Al Munawwarah untuk pembukan rekening awalnya sebesar Rp 20.000. maka tak heran jika dalam hal pemasaran produk ini dilihat dari segi harga lebih unggul sehingga menarik perhatian masyarakat dan tidak memberatkan masyarakat yang ingin memiliki simpanan Qurban tersebut, karena hanya dengan biaya Rp. 10.000 masyarakat dapat membuka rekening di BMT al-fath.

Adapun syarat yang diterapkan BMT Al-Fath sebagai berikut: Simpanan Qurban

 Mengisi formulir pembukaan rekening mitra.

 Membawa fotocopy KTP/SIM/kartu pelajar yang masih berlaku.

 Setoran pokok mitra Rp. 10.000,-

 Setoran simpanan qurban Rp. 10.000,-

 Administrasi Rp. 5.000,-

 Setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,-

 Biaya tutup rekening Rp. 5.000,-

Dengan melihat biaya yang dikenakan pada produk simpanan qurban, penulis dapat menyimpulkan bahwa simpanan ini sangat terjangkau bagi masyarakat pada umumnya. Dengan biaya Rp. 10.000,- simpanan ini sangat murah, sehingga dapat menarik masyarakat yang ingin menyimpan dananya pada BMT al-fath.


(67)

Dalam memasarkan suatu barang, produk merupakan hal yang paling penting untuk diketahui mengenai bauran pemasaran. Istilah bauran pemasaran mengacu pada paduan strategi produk, distribusi, promosi dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju. Produk adalah hal penting yang perlu diperhatikan dalam strategi bauran pemasaran, karena tanpa adanya produk, strategi bauran pemasaran lainnya tidak dapat dilakukan.

Produk merupakan segala sesuatu yang memiliki nilai disuatu pasar dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan termasuk jasa, benda, organisasi, tempat, orang dan ide-ide.5 Philip kotler mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.6jadi produk bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud (tangible) saja, akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud (intangible) seperti pelayanan jasa.

Penerapan strategi pemasaran produk simpanan qurban dilakukan dengan syarat yang mudah dengan akad mudharabah mutlaqah, yaitu dengan timbal balik jasa berupa bagi hasil yang kompetitif sesuai dengan syariat islam.

3) Strategi distribusi

5

David W. Cravens, Pemasran Strategis, Loc.cit, h.3

6

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Prenhallindo,1997), Jilid 1, Ed.9, h.9


(1)

68

Sedangkan Tantangan bagi BMT Al-fath dalam memasarkan produk ini adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang kewajiban berqurban, jadi BMT Al-fath harus bisa memberikan edukasi terus menerus tentang kewajiban berqurban kepada masyarakat luas.

B. Saran

Hendaknya pihak BMT Al-fath dalam memasarkan produk-produk yang ditawarkan khususnya Simpanan Qurban dan jasa layanannya lebih meningkatkan kinerja dan meningkatkan kualitas pelayanan secara maksimal, sehingga masyarakat sekitar dapat mengetahui produk-produk yang ada dan dapat menarik minat masyarakat sekitar untuk menjadi mitra BMT Al-fath.

Pihak BMT Al-Fath juga harus lebih mensosialisasikan dan menjelaskan tentang produk-produk yang ada, khususnya simpanan Qurban agar masyarakat calon nasabah atau mitra mempunyai minat untuk menjadi nasabah atau mitra BMT Al-Fath.

Hal ini yang harus dilakukan, BMT Al-fath sebaiknya mengadakan ceramah rutin/ ceramah-ceramah keagamaan ke mesjid-mesjid. Pengajian/ceramah keagamaan tersebut bisa dijadikan salah satu media informasi yang sangat penting agar masyarakat sekitar lebih tahu produk-produk BMT Al-fath dan mengetahui lebih jauh tentang BMT Al-fath.


(2)

69

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quranul Karim

Assauri Sofjan, Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep & Strategi, Cet. VII, ( Jakarta: PT. raja grafindo persada, 2004)

David W.cravens, Pemasaran Strategis, (Jakarta: Erlangga, 1996)

Djaslim Saladin, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, (Bandung, Linda Karya, 2004)

Drs. M. Subana, M.Pd dan Sudrajat S. Pd, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (bandung: pustaka setia ,2001)

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Cet. 5, (Yogyakarta, Andi Press, 1991)

Hadiri Nawawi, Manajemen Strategik, Cet. 2, (Gajah Mada University Press, 2003) Hendra Teguh dan Ronny. A. Rusli, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,

impelementasi dan control, (Jakarta: PT. Prehalindo, 1997).

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Ekonisia, 2007) Kasmir Jakfar, Studi Klayakan Bisnis,Cet.2, (Jakarta: Kencana, 2004)

Kasmir. Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), Edisi 1. cet. 4

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Edisi Revisi, Cet. 7

Kasmir, Dasar – Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Edisi 1, Cet. Ke-3

Leonard Berry, Strategi dan Konsep-konsep Pemasaran, (Jakarta: Erlangga 1996), Jilid 1

M. Abdul Mannan. Ekonomi Islam : Teori dan Praktek, (Yogyakarta, PT. Dana Bakti Wakaf, 1995)


(3)

70

Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta, Bumu Aksara, 2002) Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya,1990). Edisi Revisi. Cet-5

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan dan Pengendalian (Jakarta, Erlangga, 1996).

Philip Kotler dan Gary Arinstrong, Dasar-Dasar Pemasaran Penerjemah Alexander Doro, (Jakarta: PT Indeks, 2004), Edisi Ke-9, Jilid 1

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisa, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, Alih Bahasa: Hendra Teguh dan Rony Antonius Kusli (Jakarta: Prehallindo, 1997), Jilid 2

Philip kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Prenhallindo,1997), jilid 1, Ed.9 Republika, “Ekonomi Syariah”, artikel diakses pada 19 September 2007, dari

http://republika.co.id /Koran detail. Asp?id=260112&kat id=256

Suhendi, Hendi, dk, BMT dan Bank Islam,(Bandung : Pustaka Bani Quraisy,2004).

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Ed 1, Cet. Ke-7

Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, (Jakarta: PT Dhasa Warna, 1992)

Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam Dan Lembaga-lembaga Terkait (BMI dan Takaful di Indonesia), (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002).

www. bmtalfath. Com

http://formmit.org/fiqh-islam/58-hukum-hukum-qurban.html.

http://wongkajangan.cybermq.com/post/detail/7990/ketentuan--dan-syarat-qurban http://www.jurnalhaji.com/2010/10/25/hikmah-ibadah-qurban/


(4)

(5)

DATA WAWANCARA

1. Tanya : Bagaimana Strategi Pemasaran yang diterapkan BMT Al-fath pada Produk Simpanan Qurban?

Jawab : Dengan diadakannya ceramah keagamaan/pengajia tiap malam kamis disekitar ciputat/lingkungan BMT, dengan brosur-brosur/iklan yang menarik,melalui website yang mudah diakses, tenaga pemasaran/dilapangan dengan sistem antar jemput bola, dan mengadakan jadwal buka puasa bersama dibulan ramadhan.

2. Tanya : Bagaimana Kendala yang dihadapi BMT Al-fath dalam Memasarkan Produk Simpanan Qurban?

Jawab : Masyarakat sekitar BMT al-fath belum memahami produk simpanan qurban, kurang ketertarikannya masyarakat dalam menabung, kurangnya promosi terhadap produk simpanan qurban, kurangnya SDM (sumber daya manusia) yang melaksanakan kegiatan pemasaran.

3. Tanya : Bagaimana Peluang dan Tantangan Produk Simpanan Qurban pada BMT Al-fath?


(6)

Jawab : Peluang yang ada untuk produk simpanan qurban sangat luas, banyak dan terbuka lebar bagi semua kalangan Sedangkan Tantangan bagi BMT Al-fath dalam memasarkan produk ini adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang kewajiban berqurban, jadi BMT Al-fath harus bisa memberikan edukasi terus menerus tentang kewajiban berqurban kepada masyarakat yang memang mampu untuk berqurban, bahwa sebetulnya berqurban itu dilakukan bukan hanya 1 (satu) kali, tetapi berqurban itu dianjurkan bagi orang yang mampu untuk melakukan ibadah qurban setiap tahun sekali. Jika orang-orang yang mampu tersebut sadar akan hal itu, maka produk simpanan qurban ini akan lebih banyak nasabahnya.