Visi dan Misi dan Tujuan BMT Al-Fath Prinsip Operasional

41 b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh Koperasi. c. Keputusan Menteri Koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor: 650KEPKWK.10VI1998.

C. Visi dan Misi dan Tujuan BMT Al-Fath

1. Visi Visi BMT Al-Fath adalah Meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah Allaah Subhanahu Wa Taala. 2. Misi Misi BMT Al-Fath adalah Menerapkan prinsip-prinsip syariat dalam kegiatan ekonomi, memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, dan membina kepedulian aghniyaa orang mampu kepada dhuafaa kurang mampu secara terpola dan berkesinambungan. 3. Tujuan Tujuan BMT Al-Fath ádalah meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani secara mempunyai posisi tawar daya saing anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya. 2 2 Laporan RAT 2009 42

D. Prinsip Operasional

Lembaga keuangan syariah sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan menanggung resiko usa dan berbagi hasil usa antara pemilik dana rabbul maal yang menyimpan uangnya di lembaga, lembaga selaku pengelola dana mudharib dan masyarakat yang membutuhkan dana yang bisa berstatus peminjam dana atau pengelola usaha. Adapun prinsip operasional dari BMT Al-Fath adalah : a. Bagi hasil: yaitu pembagian hasil usaha antara BMT Al-Fath dengan penyimpan dana atau antara nasabah penerima pembiayaan mudharabah dengan BMT, yang dibagikan kepada penyimpan dana adalah hasil usaha BMT yang dihitung selama satu periode tertentu. Hasil usaha nasabah penerima pembiayaan mudharabah yang dibagikan lepada BMT adalah laba usaha yang dihasilkan penerima pembiayaan dari usaha yang dibiayai secara utuh oleh BMT. Lepada nasabah penerima dana pembiayaan mudharabah, sesuai dengan isi perjanjian, diwajibkan mengembalikan seluruh pinjamannya pada waktu jatuh tempo. b. Mark up: adalah biaya yang diperhitungkan dalam bentuk nominal diatas nilai pembiayaan yang diterima nasabah. Biaya tersebut ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara BMT dengan nasabah. Nasabah juga memanfaatkan fasilitas pembiayaan untuk kepemilikan barang dengan dikenakan suatu mark up. Pada sistem syariah pembiayaan ini diberikan pada jenis pembayaran 43 murabahah yaitu pembiayaan modal kerja dengan pembayaran tangguh beserta mark-upnya pada saat jatuh tempo.

E. Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja BMT Al-Fath