gelisah, tidak mampu berkonsentrasi, penurunan tingkat kesadaran, pusing, perubahan perilaku.
2.12. Pengkajian
Pengkajian keperawatan untuk status oksigenasi meliputi riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik.
a. Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan pada masalah kebutuhan oksigen meliputi: ada atau tidaknya riwayat gangguan pernafasan gangguan hidung dan
tenggorokan, seperti epistaksis kondisi akibat lukakecelakaan, penyakit rematik akut, sinusitis akut, hipertensi, gangguan pada sistem peredaran darah, dan
kanker, obstruksi nasal kondisi akibat polip, hipertropi tulang hidung, tumor, dan influenza, dan keadaan lain yang menyebabkan gangguan pernafasan. Pada
tahap pengkajian keluhan atau gejala, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan infeksi kronis dari hidung, sakit pada daerah sinus, keluhan nyeri pada
tenggorokan, kenaikan suhu tubuh hingga sekitar 38,5 C, sakit kepala, lemas sakit
perut hingga muntah-muntah pada anak-anak, faring berwarna merah dan adanya edema.
b. Pola Batuk dan Produksi Sputum
Tahap pengkajian pola batuk dilakukan dengan cara menilai apakah batuk termasuk batuk kering, keras, dan kuat dengan suara mendesing, berat dan
berubah-ubah seperti kondisi pasien yang mengalami penyakit kanker. Juga dilakukan pengkajian apakah pasien mengalami sakit pada bagian tenggorokan
saat batuk kronis dan produktif serta saat dimana pasien sedang makan, merokok, atau saat malam hari. Pengkajian terhadap lingkungan tempat tinggal pasien
apakah berdebu, penuh asap, dan adanya kecenderungan mengakibatkan alergi perlu dilakukan. Pengkajian sputum dilakukan dengan cara memeriksa warna,
kejernihan, dan apakah bercampur darah terhadap sputum yang dikeluarkan oleh pasien.
c. Sakit Dada
Pengakajian terhadap sakit dada dilakukan untuk mengetahui bagian yang sakit, luas, intensitas, faktor yang menyebabkan rasa sakit, perubahan nyeri
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dada apabila posisi pasien berubah, serta ada atau tidaknya hubungan antara waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rasa sakit.
d. Pemeriksaan Fisik
Untuk menilai status oksigenasinya klien, perawat menggunakan keempat teknik pemeriksaan fisik, yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
1. Inspeksi
Pada saat inspeksi perawat mengamati tingkat kesadaran klien, penampilan umum, postur tubuh, kondisi kulit dan membran mukosa, dada
kontur rongga interkosta; diameter anteroposterior AP; struktur thoraks; pergerakan dinding dada, pola nafas frekuensi dan kedalaman pernafasan; durasi
inspirasi dan ekspirasi, ekspansi dada secara umum, adanya sianosis, adanya deformitas dan jaringan parut pada dada, dll.
2. Palpasi
Palpasi dilakukn dengan meletakkan tumit tangan pemeriksa mendatar di atas dada pasien. Saat palpasi, perawat menilai adanya fremitus taktil pada dada
dan punggung pasien dengan memintanya menyebutkan “tujuh-tujuh” secara berulang. Jika pasien mengikuti instruksi tersebut secara tepat, perawat akan
merasakan adanya getaran pada telapak tangannya. Normalnya, fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat, dan akan meningkat pada kondisi
konsolidasi. Selain itu palpasi juga dilakukan untuk mengkaji temperatur kulit, pengembangan dada, adanya nyeri tekan, thrill, titik impuls maksimum,
abnormalitas masa dan kelenjar, sirkulasi perifer, denyut nadi, pengisian kapiler, dll.
3. Perkusi
Secara umum, perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam serta untuk mengkaji adanya abnorminalis, cairan atau udara
di dalam paru. Perkusi sendiri dilakukan dengan menekankan jari tengah tangan non-dominan pemeriksa mendatar di atas dada pasien. Kemudian jari tersebut di
ketuk-ketuk dengan menggunakan unjung jari tengah atau jari telunjuk tangan sebelahnya. Normalnya, dada menghasilkan bunyi resonan atau gaung perkusi.
Pada penyakit tertentu mis: pneumotoraks, emfisema, adanya udara pada dada dan paru-paru menimbukan bunyi hipersonan atau bunyi drum. Sedangkan bunyi
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
pekak atau kempis terdengar apabila perkusi dilakukan di atas area yang
mengalami atelektasis. 4. Auskultsi
Auskulasi adalah proses mendengarkan suara yang di hasilkan di dalam tubuh. Auskultasi dapat dilakukan langsung atau dengan stetoskop. Bunyi
yang terdengar digambarkan derdasarkan nada, intensitas, durasi, dan kualitasnya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid dan akurat, auskultasi dilakukan untuk
mendengarkan bunyi nafas vesikular, bronkial, bronkovesikular, rales, ronkhi; juga untuk mengetahui adanya perubahan bunyi nafas serta lokasi dan waktu
terjadinya.
2.13. Analisa Data