pekak atau kempis terdengar apabila perkusi dilakukan di atas area yang
mengalami atelektasis. 4. Auskultsi
Auskulasi adalah proses mendengarkan suara yang di hasilkan di dalam tubuh. Auskultasi dapat dilakukan langsung atau dengan stetoskop. Bunyi
yang terdengar digambarkan derdasarkan nada, intensitas, durasi, dan kualitasnya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid dan akurat, auskultasi dilakukan untuk
mendengarkan bunyi nafas vesikular, bronkial, bronkovesikular, rales, ronkhi; juga untuk mengetahui adanya perubahan bunyi nafas serta lokasi dan waktu
terjadinya.
2.13. Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan dari hasil pengkajian kemudian dikelompokkan dan dianalisa untuk menemukan masalah kesehatan klien. Untuk
mengelompokkannya dibagi menjadi dua data yaitu, data sujektif adalah data yang di dapat dari pasien langsung, dan data objektif adalah data yang didapat dari
observasi perawat langsung kepada pasien kemudian ditentukan masalah
keperawatan yang timbul. 2.14. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan TB Paru adalah :
1. Infeksi, resiko tionggi, penyebaranaktivasi ulang.
Dapat dihubungkan dengan: a
Pertahanan primer tak adekuat penurunan kerja siliastasis sekret. b
Kerusakan jaringantambahan infeksi. c
Penurunan pertahananpenekanan proses inflamasi. d
Malnutrisi. e
Terpajan lingkungan. f
Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen. 2.
Bersihan jalan nafas, takefektif.
Dapat dihubungkan dengan:
a Sekret kental atau sekret darah.
b Kelemahan, upaya batuk buruk.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
c Edema trakealfaringeal.
3. Pertukaran gas, kerusakan, resiko tinggi terhadap.
Dapat dihubungkan dengan: a
Penurunan permukaan efektif paru, atelektasis.
b Kerusakan membran alveolar-kapiler.
c Sekret kental, tebal.
d Edema bronkial.
4. Nutrisi, perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh.
Dapat dihubungkan dengan: a
Kelemahan.
b Sering batukproduksi sputum; dispnea.
c Anoreksia.
d Ketidakcukupan sumber keuangan.
5. Kurang pengetahuan kebutuhan belajar mengenai kondisi, aturan tindakan
dan pencegahan.
Dapat dihubungkan dengan: a
Kurang terpajan padasalah interpretasi informasi. b
Keterbatasan kognitif. c
Tak akurattak lengkap informasi yang ada.
2.15. Perencanaan
Klien yang mengalami kerusakan oksigenasi membutuhkan rencana asuhan keperawatan yaitu:
1. Infeksi, resiko tinggi, penyebaranaktivasi ulang
Tindakanintervensi: a.
Mandiri :
a Kaji patologi penyakit aktiffase tak aktif; diseminasi infeksi
melalui bronkus untuk membatasi jaringan atau melalui aliran darahsistem limfatik dan potensial penyebaran infeksi melalui
droplet udara selama batuk, bersin, meludah, bicara, tertawa, menyanyi.
b Identifikasi orang lain yang berisiko, contoh anggota rumah, sahabat
karibteman.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
c Anjurkan pasien untuk batukbersin dan mengeluarkan pada tisu dan
menghindari meludah. Kaji pembuangan tisu sekali pakai dan teknik mencuci tangan yang tepat. Dorong untuk mengulangi demonstrasi.
d Awasi suhu sesuai indikasi.
e Identifikasi faktor risiko individu terhadap pengaktifan berulang
tuberkulosis, contoh tahanan bawah alkoholisme, malnutrisibedah bypass intestinal; gunakan obat penekan imunkortikosteroid;
adanya diabetes melitus, kanker, kalium. f
Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat. g
Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara periodik terhadap sputum untuk lamanya terapi.
h Dorong memilihmencerna makanan seimbang. Berikan makan
sering kecil pada jumlah makanan besar yang tepat. b.
Rasional
a Membantu pasien menyadarimenerima perlunya mematuhi program
pengobatan untuk mencegah pengaktifan berulangkomplikasi. Pemahaman bagaimana penyakit disebarkan dan kesadaran
kemungkinan transmisi membantu pasienorang terdekat untuk mengambil langkah untuk mencegah infeksi ke orang lain.
b Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk
mencegah penyebaranterjadinya infeksi. c
Perilaku yang diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi. d
Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien dan membuang stigma sosial sehubungan dengan penyakit menular.
e Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut.
f Pengetahuan tentang faktor ini membantu pasien untuk mengubah
pola hidup dan menghindarimenurunkan insiden eksaserbasi. g
Periode singkat berakhir 2-3 hari setelah kemoterapi awal, tetapi pada adanya rongga atau penyakit luas sedang, risiko penyebaran
infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan. h
Alat dalam pengawasan efak dan keefektifan obat dan respons pasien terhadap terapi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
i Adanya anoreksia danatau malnutrisi sebelumnya merendahkan
tahanan terhadap proses infeksi dan mengganggu penyembuhan. Makan kecil dapat meningkatkan pemasukan semua.
c. Kolaborasi
a Berikan agen antiinfeksi sesuai indikasi, contoh obat utama:
Isoniazid INH etambutal Myambutol; rifampin RMPRifadin. b
Pirazinamida PZAAldinamide; para-amino salisik PAS;
sikloserin Seromycin; streptomisin Strycin. c
Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh hasil usap sputum. d
ASTALT. e
Laporkan ke departemen kesehatan lokal. d.
Rasional
a Kombinasi agen antiinfeksi digunakan, contoh 2 obat primer atau
satu primer tambah 1 dan obat sekunder. INH biasanya obat pilihan untuk pasien infeksi dan pada risiko terjadi TB. Kemoterapi INH dan
refampin jangan pernah selama 9 bulan dengan etambutal selama 2 bulan pertama pengobatan cukup untuk TB paru. Etambutal harus
diberikan bila sistem saraf pusat atau tak terkomplikasi, penyakit diseminata terjadi atau bila dicurigai resisten INH. Terapi luas
sampai 24 bulan diindikasikan untuk kasus reaktivasi, reaktivasi TB ekstrapulmonal, atau adanya masalah medik lain, contoh diabetes
melitus atau silikosis. Profilaksis dengan INH selama 12 bulan harus dipertimbangkan pada pasien dengan HIV positif dengan PPD
positif. b
Ini obat sekunder diperlukan bila infeksi resisten terhadap atau tidak toleran obat primer.
c Pasien yang mengalami 3 usapan negatif memerlukan 3-5 bulan,
perlu mentaati program obat dan asimtomatik akan diklasifikasikan tak-menyebar.
d Efek merugikan terapi obat termasuk hepatitis.
e Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk
menurunkan penyebaran infeksi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2. Bersihan jalan nafas, takefektif.
Tindakanintervensi
a. Mandiri