Fungsi LBH Dalam Proses Penyelesaian Perkara Perdata

FUNGSI DAN PERANAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM DALAM MEMBANTU PROSES PENYELESAIAN PERKARA PERDATA

A. Fungsi LBH Dalam Proses Penyelesaian Perkara Perdata

Fungsi merupakan pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapai. Fungsi merealisir tujuan dalam kenyataan hidup sehari-hari. Untuk mengetahui fungsi dari Lembaga Bantuan Hukum perlu untuk mengetahui tujuan dari pembentukan Lembaga Bantuan Hukum terlebih dahulu. Tujuan dari pembentukan Lembaga Bantuan Hukum adalah: 1. Memberikan bantuan hukum kepada masyarakat miskin dan buta hukum 2. Menumbuhkan dan membina kesadaran warga masyarakat akan hak-hak sebagai subjek hukum 3. Mengadakan pembaharuan hukum sesuai dengan tuntutan zaman. Adapun yang menjadi fungsi Lembaga Bantuan Hukum sehubungan dengan tujuan Lembaga Bantuan Hukum adalah sebagai berikut: 43 a Public Services Hal ini sehubungan dengan kondisi sosial ekonomis dimana karena sebagian besar dari masyarakat kita tergolong tidak mampu atau kurang mampu untuk menggunakan dan membayar jasa Advokat, maka Lembaga Bantuan Hukum memberikan jasa-jasanya dengan Cuma-Cuma. _______________________ 43 Soerjono Soekanto, Op.cit., hal.123-126. Universitas Sumatera Utara b Social education Ini sehubungan dengan kondisi sosial kultural, dimana Lembaga Bantuan Hukum dengan suatu perencanaan yang matang dan sistematis serta metode kerja yang praktis harus memberikan penerangan-penerangan dan petunjuk-petunjuk untuk mendidik masyarakat agar lebih sadar dan mengerti hak-hak dan kewajiban-kewajibannya menurut hukum, sehingga dengan demikian sekaligus menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran hukum masyarakat. Social education di bidang hukum ini adalah tidak mudah karena menyangkut mentalitas sikap dan nilai-nilai yang berlaku sekarang dalam masyarakat. Mentalitas takut, khawatir, segan, perasaan malu bahkan prejudice terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan hukum dan proses peradilan karena takut terbawa- bawa harus diubah , menjadi keberanian dan kemauan untuk menyelesaikan segala sesuatu menurut hukum. c Perbaikan tertib hukum Ini sehubungan dengan kondisi sosial politik, dimana peranan lembaga tidak hanya terbatas pada perbaikan-perbaikan di bidang peradilan pada umumnya dan profesi pembelaan pada khususnya, akan tetapi juga dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan ombudsman selaku partisipasi masyarakat dalam bentuk kontrol dengan kritik-kritik dan saran-sarannya untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan ataupun mengoreksi tindakan-tindakan penguasa yang merugikan masyarakat. d Pembaharuan hukum Dari pengalaman-pengalaman praktis dalam melaksanakan fungsinya lembaga menemukan peraturan-peraturan hukum yang sudah usang tidak memenuhi kebutuhan, bahkan kadang-kadang bertentangan atau menghambat perkembangan keadaan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pengalaman ini lembaga dapat mempelopori usul-usul perubahan Undang- undang kearah pembaharuan hukum sesuai dengan atau untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan baru dalam masa pembangunan sekarang ini. Usul-usul perubahan Undang- undang ini tidak perlu dan tidak mungkin mencakup keseluruhan tata hukum, namun cukuplah dengan perubahan praktis dan urgen. Dalam hal ini lembaga dapat bekerja sama dengan fakultas-fakultas hukum dalam memikirkan usaha-usaha pembaharuan hukum. e Practical training Fungsi terakhir yang tidak kalah pentingnya bahkan diperlukan oleh lembaga dalam mendekatkan dirinya dan menjaga hubungan baik dengan sentrum-sentrum ilmu pengetahuan adalah kerjasama antara lembaga dengan Fakultas-fakultas Hukum setempat. Kerjasama ini dapat menguntungkan kedua belah pihak. Bagi fakultas-fakultas hukum, lembaga dapat dijadikan tempat latihan praktek bagi para mahasiswa-mahasiswa hukum dalam rangka mempersiapkan dirinya menjadi sarjana hukum dimana para mahasiswa dapat menguji teori-teori yang dipelajari dengan kenyataan-kenyataan dan kebutuhan-kebutuhan dalam praktek dan dengan demikian sekaligus mendapatkan pengalaman. Bagi lembaga, kerjasama diharapkan akan membawa efek turut menjaga idealisme lembaga, disamping memperoleh sumbangan-sumbangan pikiran dan saran- saran ilmiah maupun partisipasi tenaga mahasiswa untuk perkembangan dan kemajuan bangsa. Dalam praktek menangani perkara perdata pada dasarnya LBH yang berfungsi sebagai advokat hanya sebagai kuasa dari seorang klien yang memberikan kuasanya kepada advokat untuk menyelesaikan, membela hak-haknya dalam perkaranya baik didalam pengadilan maupun diluar pengadilan, baik sebagai kuasa penggugat maupun sebagai kuasa tergugat dan pemberian Universitas Sumatera Utara kuasa ini sifatnya hanya kepercayaan antara klien dan advokat. dalam menangani perkara- perkara perdata harus diutamakan menempuh jalan perdamaian. Kode etik juga tidak membenarkan seorang advokat dalam hal ini LBH memberikan janji-janji kepada klien bahwa perkaranya akan dimenangkan ataupun janji-janji lain yang bersifat memberikan harapan. LBH sebagai Advokat hanya boleh menjanjikan bahwa perkarannya akan diurus sebaik-baiknya dengan mengarahkan segala daya kemampuannya guna memenangkan perkaranya. Adapun fungsi dari LBH dalam proses penyelesaian perkara perdata didasarkan pada jasa hukum yang diberikannya yang meliputi: a Memberikan konsultasi terhadap permasalahan dan kepentingan hukum klien b Mewakili dan membela kepentingan hukum klien di dalam maupun di luar pengadilan c Mendampingi klien yang buta hukum dalam proses peradilan, agar klien tidak dibingungkan dengan prosedur yang ada d Mempersiapkan dokumen yang diperlukan dalam proses peradilan. Semua jasa yang diberikan oleh LBH ini diberikan secara Cuma Cuma dan dalam peradilan perdata, yang dimana hakim mengejar kebenaran formil, yakni kebenaran yang hanya didasarkan pada bukti-bukti yang diajukan di depan sidang pengadilan sehingga penting sekali fungsi LBH sebagai pendamping dari kliennya yang buta hukum untuk melewati setiap proses peradilan dengan prosedur yang benar.

B. Peranan LBH Dalam Proses Penyelesaian Perkara Perdata