Dasar Pemberian Bantuan Hukum

pendidikan kepada tenaga-tenaga Advokat pada Biro Bantuan Hukum tersebut tentang masalah-masalah hukum aktual, dan hal-hal lain yang sangat dibutuhkan utuk perkembangan biro bantuan hukum tersebut.

3. Dasar Pemberian Bantuan Hukum

Pengaturan mengenai pemberian bantuan hukum bagi masyarakat yang tidak mampu dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan dibawah ini: 1. UUD 1945 a. Pasal 1 ayat 3 yang berbunyi: “Negara Indonesia adalah negara hukum.” Dalam negara hukum, negara mengakui dan melindungi hak asasi manusia bagi setiap individu termasuk hak atas Bantuan Hukum. Penyelenggaraan pemberian Bantuan Hukum kepada warga negara merupakan upaya untuk memenuhi dan sekaligus sebagai implementasi negara hukum yang mengakui dan melindungi serta menjamin hak asasi warga negara akan kebutuhan akses terhadap keadilan access to justice dan kesamaan di hadapan hukum equality before the law. b. Pasal 27 ayat 1 yang berbunyi: “Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.” Persamaan di hadapan hukum tersebut dapat terwujud di dalam suatu pembelaan perkara hukum, dimana baik orang mampu dan fakir miskin memiliki hak konstitusional untuk diwakili dan dibela oleh Advokat baik di dalam dan di luar pengadilan. Oleh sebab itu bagi setiap orang yang memerlukan bantuan hukum selain merupakan hak asasi juga merupakan hak konstitusional yang dijamin perolehannya oleh Negara. c. pasal 34 ayat 1 yang berbunyi: “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”. Hal ini merupakan realisasi dari jaminan konstitusi terhadap masyarakat yang tidak mampu. Hal ini merupakan penegasan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan bantuan hukum terhadap masyarakat tidak mampu sehingga mendapatkan hak-haknya. Universitas Sumatera Utara 2. Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman: a. Pasal 56 ayat 1 yang berbunyi: “Setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh bantuan hukum”. b. Pasal 56 ayat 2 yang berbunyi: “Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang tidak mampu”. c. Pasal 57 ayat 1 yang berbunyi: “Pada setiap pengadilan negeri dibentuk pos bantuan hukum kepada pencari keadilan yang tidak mampu dalam mem peroleh bantuan hukum”. d. Pasal 57 ayat 2 yang berbunyi: “Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diberikan secara cuma-cuma pada semua tingkat peradilan sampai putusan terhadap perkara tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap. d. Pasal 57 ayat 3 yang berbunyi: “Bantuan hukum dan pos bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan”. 3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat a. Pasal 22 ayat 1 yang berbunyi : Advokat wajib memberikan bantuan hukum secara Cuma-Cuma kepada pencari keadilan yang tidak mampu. b. Pasal 22 ayat 2 yang berbunyi: Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian bantuan hukum secara Cuma-Cuma sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. 4. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum a. Pasal 4 ayat 1 yang berbunyi: Bantuan Hukum diberikan kepada Penerima Bantuan Hukum yang menghadapi masalah hukum. Universitas Sumatera Utara b. Pasal 5 ayat 1 yang berbunyi: Penerima Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 meliputi setiap orang atau kelompok orang miskin yang tidak dapat memenuhi hak dasar secara layak dan mandiri.

F. METODOLOGI PENELITIAN 1. Metode penelitian yang digunakan