66
yang mengalami tingkat resiko tinggi memiliki tingkat insidensi 4.080 kali untuk terjadi dekubitus derajat I dibandingkan dengan yang
tingkat resiko menengah dan rendah.
5 Temperatur Suhu Tubuh
Hasil analisis pengaruh antara suhu tubuh dengan kejadian dekubitus derajat I, diperoleh data sebanyak 1 50.0 responden
yang suhu tubuhnya diatas 37.5° C mengalami dekubitus, dan 1 50,0 tidak mengalami dekubitus derajat I. Responden yang suhu
tubuhnya ≤ 37.5° C mengalami kejadian dekubitus sebanyak 7 21.9, dan tidak terjadi dekubitus sebanyak 25 78.1. Hasil uji
statistik diperoleh nilai p = 0.488 0.05, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kejadian dekubitus derajat I antara responden
yang memiliki suhu tubuh diatas 37.5° C dan ≤ 37.5° C. Dari hasil
analisis diperoleh nilai OR=0.263 0.006 – 11.432, artinya adalah
responden yang suhu tubuhnya 37.5° C memiliki tingkat insidensi 0.263 kali untuk terjadi dekubitus dibandingkan dengan yang suhu
tubuhnya dibawah ≤ 37.5° C.
B. Pembahasan Penelitian
1. Analisis Univariat dan Uji Homogenitas
a. Usia
Hasil penelitian pada karakteristik responden berdasarkan usia, kelompok perlakuan dan kelompok kontrol jumlahnya tidak sama
67
antara yang usianya ≥ 60 tahun dan 60 tahun, akan tetapi secara
statistik didapatkan hasil p = 1.000 0.05 berarti kelompok perlakuan dan kontrol homogen. Usia mempengaruhi perubahan pada
struktur anatomis kulit. Proses menua mengakibatkan perubahan struktur kulit menjadi
lebih tipis dan mudah rusak. Seiring dengan meningkatnya usia akan berdampak pada perubahan kulit yang di indikasikan dengan
penghubung dermis-epidermis yang rataflat, penurunan jumlah sel, kehilangan elastisitas kulit, lapisan subkutan yang menipis,
pengurangan massa otot, dan penurunan perfusi dan oksigenasi vaskular intradermal Jaul, 2010. Usia lanjut dihubungkan dengan
perubahan-perubahan seperti menipisnya kulit, kehilangan jaringan lemak, menurunnya fungsi persepsi sensori, meningkatnya fargilitas
pembuluh darah, dan lain sebagainya, perubahan-perubahan ini menurut Bryant, 2007 mengakibatkan kerusakan kemampuan
jaringan lunak untuk mendistribusikan beban mekanis. Kombinasi perubahan karena proses menua dan faktor lain menyebabkan kulit
mudah rusak jika mengalami tekanan, shear, dan gesekan Bryant, 2000.
b. Jenis Penyakit Diagnos Medis
Pada karakteristik responden jenis penyakit, kelompok perlakuan dan kelompok kontrol jumlahnya tidak sama antara penyakit akut dan
68
kronis, secara statistik didapatkan nilai p = 1.000 artinya kelompok perlakuan dan kontrol homogen.
Pasien yang dirawat di ruang ICUICCU dan IMC yaitu pasien yang mengalami penyakit kronis dan tidak kronis dengan penurunan
kesadaran dan penurunan kemampuan untuk melakukan mobilisasi. Ada beberapa penelitian prospektif maupun retrospektif yang
mengidentifikasi faktor spesifik penyebab imobilitas dan inaktifitas, diantaranya Spinal Cord Injury SCI, stroke, multiple sclerosis,
trauma misalnya patah tulang, obesitas, diabetes, kerusakan kognitif, penggunaan obat seperti sedatif, hipnotik, dan analgesik, serta
tindakan pembedahan AWMA, 2012. Pada pasien dengan penurunan kesadaran : gangguan persepsi
sensorik terdapat nyeri dan tekanan lebih beresiko mengalami gangguan integritas kulit daripada pasien dengan sensasi normal.
Pasien dengan gangguan persepsi sensorik terdapat nyeri dan tekanan adalah pasien yang tidak mampu merasakan kapan sensasi pada
bagian tubuh mereka meningkat, adanya tekanan yang lama, atau nyeri dan oleh karena itu pasien tanpa kemampuan untuk merasakan
bahwa terdapat nyeri atau tekanan akan menyebabkan resiko berkembangnya dekubitus Potter Perry, 2010.
c. Riwayat Merokok