Definisi Tempat Tidur Jenis – Jenis Penataan Tempat Tidur bed making

31 pendidikan kesehatan yang dianjurkan adalah sebagai berikut : etiologi dan faktor resiko dekubitus, aplikasi penggunaan tool pengkajian resiko, pengkajian kulit, memilih dan atau gunakan dukungan permukaan, perawatan kulit individual, demonstrasi posisi yang tepat untuk mengurangi resiko dekubitus, dokumentasi yang akurat dari data yang berhubungan, demonstrasi posisi untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan, dan sertakan mekanisme untuk mengevaluasi program efektifitas dalam mencegah dekubitus NPUAP, 2014.

2. Menyiapkan Penataan Tempat Tidur Bed Making

a. Definisi Tempat Tidur

Tempat tidur merupakan suatu alat yang diperlukan pasien, jika pasien tersebut masuk ke Rumah Sakit dan menjalani rawat inap Ely, 2011. Penataan tempat tidur bed making adalah keterampilan utama perawat yang sangat penting dan harus dimiliki oleh perawat untuk memberikan kenyamanan, kebersihan dan kesejahteraan bagi pasien. Penataan tempat tidur bed making membutuhkan keterampilan teknis dan praktis dan pertimbangan harus diberikan untuk masalah keamanan, bergerak, penanganan dan praktik pengendalian infeksi Bloomfield, 2008. Keamanan dan kenyamanan pasien adalah yang utama pentingnya ketika menata tempat tidur, dalam beberapa pengaturan seprei tidak akan diganti setiap hari, namun setiap seprei 32 basah atau kotor harus diganti segera dan apabila diperlukan Elkin et al, 2003. Ukuran seprei yang sering digunakan di Rumah Sakit 160 x 270 cm. Perencanaan sangat penting ketika menyiapkan tempat tidur dan memastikan bahwa seprei dan peralatan lainnya yang diperlukan berada di ruangan sebelum memulai melakukan tindakan dan akan membantu dalam manajemen waktu yang lebih efisien Elkin et al, 2003. Adapun peralatannya mencakup : seprei bersih, selimut, seprei penutup, sarung bantal, celemek plastik, dan seprei melintang.

b. Jenis – Jenis Penataan Tempat Tidur bed making

Menurut Bloomfield 2008, jenis penataan tempat tidur bed making yang direkomendasikan di Rumah Sakit adalah : 1 An Unoccupied Bed Teknik untuk membuat tempat tidur an unoccupied bed digunakan ketika pasien mampu pindah dari tempat tidur. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut : a Siapkan lingkungan, periksa tempat tidur dalam keadaan terkunci untuk mencegah gerakan yang tidak terduga dan menyesuaikan tinggi tempat tidur. Bagian kepala tempat tidur harus direndahkan dan menurunkan pengaman samping tempat tidur. Hambatan lingkungan seperti lemari samping tempat tidur dan perabotan lainnya harus dipindahkan untuk memungkinkan akses yang mudah ke tempat tidur Elkin et al 2003. 33 b Setelah mencuci tangan selanjutnya mengenakan celemek plastik untuk mencegah penyebaran mikroorganisme dari seprei ke pakaian. Hal ini akan mengurangi resiko infeksi silang Bloomfield, 2008. c Ambil bantal dari tempat tidur dan mengganti sarung bantal yang membutuhkan pergantian. Sarung bantal yang kotor letakkan ditempat seprei atau linen kotor yang kosong. d Dua perawat harus bekerjasama diseberang sisi tempat tidur, melonggarkan seprei dari kasur dan membuka dari tempat tidur, membuka seprei, dan selimut satu per satu secara teratur. e Tempatkan dan bentangkan seprei bersih ditengah, atas dan sampai melebihi panjang kasur sehingga bisa ditarik sampai ke bawah kasur. Sebelum menyelipkan sisi lembar seprei, buat sudut dapat dengan cara menyelipkan seprei sampai berbentuk 90°. Pastikan lembaran bawah pada seprei tidak berkerut dan tetap kencang untuk mencegah timbulnya dekubitus dan pasien yang dalam kondisi tidak nyaman Elkin et al 2003. f Tempatkan bantal yang bersih dibagian kepala tempat tidur. Menyesuaikan ketinggian tempat tidur yang tepat bagi pasien untuk menjamin keamanan dan kenyamanan Elkin et al, 2003. 34 g Lepaskan celemek plastik, mencuci tangan menggunakan teknik yang direkomendasikan untuk meminimalkan resiko infeksi silang. 2 An Occupied Bed Mengganti alat tenun yang kotor pada tempat tidur pasien tanpa memindahkan pasien yang bertujuan untuk memberikan perasaan senang kepada pasien, untuk mencegah terjadinya dekubitus, dan memelihara kebersihan dan kerapian Ely, 2011. Adapun prosedurnya sebagai berikut : a Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien untuk mendapatkan persetujuan dari pasien, ini akan membantu mengurangi kecemasan dan memfasilitasi pasien untuk kerjasama selama prosedur. b Tutup pintu atau menarik pengaman tirai sekitar ruang tidur pasien, ini akan membantu menjaga privasi pasien. c Siapkan lingkungan, periksa kunci roda tempat tidur untuk mencegah gerakan yang tidak terduga dan menyesuaikan tinggi tempat tidur yang tepat untuk menjamin keamanan dan kendala lingkungan seperti tempat loker atau perabotan lainnya harus dipindahkan ketempat yang lain untuk mempermudah dalam melakukan tindakan. d Mencuci tangan dan selanjutnya mengenakan celemek plastik untuk mencegah infeksi silang Bloomfield, 2008. 35 e Pindahkan semua bantal kecuali yang dipakai pasien, untuk meningkatkan kenyamanan dan mempertahankan dukungan. Sarung bantal diganti dan ditempatkan pada keranjang kotor. Keranjang diposisikan dekat tempat tidur untuk mengurangi potensi penularan mikroorganisme dari seprei atau linen. Letakkan bantal pada dekat tempat tidur. f Dengan dua perawat bekerjasama berlawanan sisi tempat tidur, melonggarkan semua seprei dari kasur dan mengganti seprei. Ini harus rapi dilipat, sisanya seprei dan selimut harus dibiarkan dipakai pasien dan diambil dengan hati-hati untuk memastikan bahwa pasien tetap tertutup sepanjang waktu untuk menjaga privasi dan kenyamana pasien Elkin et al, 2003. g Minta pasien untuk memiringkan badan ke salah satu sisi dengan dibantu oleh perawat. Perhatikan adanya alat medis terpasang pada pasien seperti kateter, infus, drainase luka, untuk mencegah terjadinya atau terlepasnya alat tersebut. h Menggulung seprei yang terpasang atau yang akan diganti dari satu sisi memanjang ketengah tempat tidur menuju pasien. Tempatkan seprei bersih di kasur dan gulung lagi memanjang kearah pasien. i Minta pasien untuk miring ke sisi berlawanan. Hal ini akan memungkinkan menarik seprei yang kotor dan segera menarik seprei yang bersih. 36 j Tempatkan lembaran dalam seprei kotor pada keranjang kotor untuk mencegah kontak dengan pakaian dan resiko infeksi silang. k Tarik seprei yang bersih, sebelum menyelipkan sisi seprei pada bagian bawah tempat tidur dan setelah itu buat sudut 90°. Hal ini untuk memastikan bahwa lembaran bawah seprei tetap kencang dan bebas dari kerutan dan akan membantu untuk mencegah pengembangan dekubitus dan mengurangi ketidaknyamanan pasien Elkin, et al, 2003. l Pastikan pasien memakai selimut untuk menjaga kenyamanan dan privasi pasien. m Selipkan bagian sisi atas seprei ke bawah matras begitu juga dengan bagian kaki. Untuk memudahkan pergerakan pasien dan kenyamanan bagian bawah tidak terlalu kencang. n Pastikan selimut bagian bawah pada kaki diselipkan dibawah kasur bersamaan dengan seprei. o Bagian atas seprei, selimut dilipat sekitar 30 cm dari atas tempat tidur untuk kenyamanan pasien. p Pasang sarung bantal bersih dan letakkan dibawah kepala pasien. q Bantu pasien untuk menentukan posisi yang nyaman termasuk tempat tidur, perangkat medis yang terpasang dengan menempatkan bel untuk memanggil perawat disisi tempat tidur. 37 Bantal tambahan mungkin diperlukan untuk membantu posisi pasien atau untuk mencegah perkembangan dekubitus. r Pastikan ketinggian tempat tidur dan pastikan kenyamanan dan keselamatan pasien. Letakkan kembali barang seperti kursi, meja disamping tempat tidur harus diatur kembali sesuai dengan kenyamanan pasien. s Lepaskan celemek plastik, cuci tangan atau dekontaminasi menggunakan tekhnik yang direkomendasikan untuk meminimalkan resiko infeksi silang.

c. Metode Penataan Tempat Tidur Bed Making Di Rumah Sakit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan Tirah Baring Terhadap Kepuasan Pasien di RSU Pematang Siantar Tahun 2004

2 39 90

Peran Perawat dalam Pencegahan Luka Tekan pada Pasien Tirah Baring di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

12 100 104

Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Keterlibatan Keluarga dalam Pencegahan Dekubitus pada Pasien Tirah Baring | Sulastri | Jurnal Ilmu Keperawatan 10309 19331 1 PB

0 0 9

PENGARUH PENATAAN TEMPAT DUDUK TERHADAP

2 5 5

PENGARUH ALIH BARING 2 JAM TERHADAP RESIKO DEKUBITUS DENGAN VARIAN BERAT BADAN PADA PASIEN BEDREST TOTAL DI SMC RS TELOGOREJO Zulaikah

0 1 8

PENGARUH MICROFIBER TRIANGLE PILLOW TERHADAP KEJADIAN ULKUS DEKUBITUS PADA PASIEN IMMOBILISASI DI RUANG PERAWATAN RSUD SUKOHARJO

0 0 6

PENGARUH PEMBERIAN POSISI ALIH BARING TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE (Studi di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

1 3 96

PENGARUH PEMBERIAN POSISI ALIH BARING TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE (Studi di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 7

DAMPAK ALIH BARING DALAM PENCEGAHAN RISIKO DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI RSUD BANYUMAS

0 1 15

PENERAPAN TEKNIK ALIH BARING 300 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DENGAN HEMIPARESIS DIRUANG YUDISTIRA RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO KOTA SEMARANG - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 7