Revitalisasi Street Market Pengertian Pasar

7 dalam Asribestari dan Setyono 2013 perilaku yang mempengaruhi konsumen masyarakat terhadap pasar modern adalah citra toko dan beberapa penunjang lainnya yaitu: merchandise, interior ruang toko, pelayanan toko, aksesibilitas, discount, reputasi, dan fasilitas pendukung dalam bertransaksi ATM.

2.1.3 Revitalisasi

Menurut Razy 2009 revitalisasi adalah tempat yang sudah ada dirubah dengan tujuan untuk membangkitkan kembali vitalitas tempat karena pernah mengalami kemunduran membuat tempat tersebut kelihatan mati. Dengan menambahkan fungsi baru pada tempat tersebut namun tidak menghilangkan perubahan derastis tempat yang sudah ada. Revitalisasi yang dilakukan tidak hanya melihat dari fisik kawasan tersebut tetapi juga melihat dari sisi sosialnya, dimana suatu kawasantempat pasti memiliki sejarah atau ciri khas keunggulan dari kawasan tersebut yang merupakan potensi yang baik untuk divital-kan kembali. Selain itu penunjang dari kawasan tersebut harus diperbaiki kembali seperti infrastruktur, dan sarana-prasarana demi terwujudnya kenyamanan dan keamana di kawasan tersebut. Paskarina 2010, dalam Alfianita dkk 2015 mengatakan revitalisasi pasar tradisional yaitu merubah pandangan yang mulanya sebagai interaksi ekonomi menjadi ruang publik dengan upaya melakukan perbaikan terhadap jalur distribusi yang diperjual belikan. Sehingga fungsi dari bangunan pasar tradisional tidak hanya untuk keuntungan finansial tetapi juga untuk meningkatkan aktivitas ekonomi bagi pedagang kecil. Universitas Sumatera Utara 8

2.1.4 Street Market

Pengertian “street market” adalah pasar jalanan dimana pasar jalanan yang dimaksud yaitu pedagang kaki lima PKL, yang dimaksud dengan pedagang kaki lima PKL yaitu aktivitas berjualan yang dimiliki perorangan dengan memanfaatkan jalan dan fasilitas umum sebagai wadah tempat pedagang kaki lima berjualan yang sifatnya sementara dan dapat bergerakberpindah Evita dkk, 20013. Umumnya pedakang kaki lima dalam menjajakan dagangannya dengan menggunakan gerobak atau tenda-tenda yang memanfaatkan jalan, trotoar, dan didepan toko untuk dijadikan tempat berjualan yang sifatnya tidak permanen Wahyuni, 2014 . PKL biasanya disebut dengan pelaku sektor informal yang menciptakan lapangan pekerjaan dan menyediakan barangjasa dengan harga yang terjangkau sebagai dampak dari sulitnya lapangan pekerjaan sehingga meningkatnya jumlah angka pengangguran. PKL sering kali dianggap sebagai pedagang perorangan yang bermodal kecil namun memiliki keuntungan yang sedikit karena rendahnya standart hidup para pekerjanya Rhamadhan, 2015. Perkembangan PKL yang berada dipusat kota tumbuh dengan pesat ditandainya dengan maraknya PKL di pinggir-pinggir jalan, bahkan menjarah keruang publik yang sebenarnya tidak peruntukkan untuk berjualan. Faktor yang menyebabkan tingginya tingkat perkembangan PKL yaitu: menjadi PKL lebih menguntungkan dengan modal yang kecil, tidak perlu membayar pajak atau tempat berjualan, tingginya tingkat pengangguran, dan kurangnya keterampilan masyarakat dalam pekerjaan Mualim dan Kismartini, 2008. Universitas Sumatera Utara 9 Pada pasar Petisah keberadaan PKL juga menjadi masalah utama yang perlu diperhatikan karena dari tahun ke tahun PKL tersebut mangalami peningkatan jumlah pedagang yang mengakibatkan penyempitan lahan pada kawasan pasar Patisah. Sebenarnya keberadaan PKL dapat memberikan dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan daerah, untuk menciptakan lapangan perkerjaan baru juga sebagai penunjang dari kawasan pasar Petisah sedangkan dampak negatif yaitu dapat menimbulnya kemacetan lalu lintas, penyempitan ruas jalan, memberikan kesan kumuh, dan semraut. PKL yang berada dipasar Petisah kurang tata dapat dilihat dengan banyaknya PKL yang berjualan disembarang tempat. Umumnya pedagang kaki lima yang berada di pasar Petisah adalah PKL yang berjualan pakaian, makananminuman, bunga, ponsel, dan lain-lain. Masalah paling menonjol dari PKL pasar Petisah adalah masalah kebersihan dimana banyak dijumpai limbah keringsampah dan limbah cair yang berserakan di area pasar sehingga menimbulkan kadaan pasar yang kotor, terutama pedagang makanan yang sering dijumpai membuang limbah cair minyak di trotoar jalan yang menimbulkan efek bau dan kotor.

2.2. Fenomenologi Arsitektur