63
4.5.5 Analisa Zona E
Pada zona e hampir sama dengan zona sebelumnya yaitu pada zona ini digunakan pengelola sebagai tempat untuk lahan parkir roda 4. Path pada zona ini
merupakan sistem satu arah karena luas jalan yang sempit akibat dari banyaknya mobil pribadi yang parkir di sisi kiri dan sisi kana di sepanjang jalan tersebut.
Zona ini juga terdapat 2 simpul node, node pertama merupakan persimpangan tiga pada Jalan Rotan dimana node tersebut tidak terdapat aktivitas
yang khusus hanya sebagai persimpangan untuk akses menuju pasar Petisah. Node kedua barada di persimpangan tiga yaitu Jalan Rotan dan Jalan Rotan Baru
yang dimana kedua jalan tersebut meupakan sistem satu arah.Area zona E sebenarnya memiliki pedestriantrotoar yang cukup, namun masyarakat
menggunakan trotoar tersebut untuk tempat berjualan sehingga tidak terlihat lagi adanya pedestrian pada area tersebut. di zona ini juga masih sangat minim
penerangan jalan yang mengakibatkan jalan tersebut terlihat gelap pada malam hari yang akan memicu sebagai tempat kriminal.
Gambar 4.20
Lokasi Node 1 Dan Node 2 Pada Zona E sumber: googlemap
Universitas Sumatera Utara
64
Gambar 4.21
Analisa Kondisi Node 1 Pada Zona E sumber: analisa 2016
Gambar 4.22
Analisa Kondisi Node 2 Pada Zona E sumber: analisa 2016
Gambar 4.23
Analisa Kondisi Parkir Roda 2 Pada Zona E sumber: analisa 2016
Universitas Sumatera Utara
65
Gambar 4.24
Analisa Kondisi Parkir Roda 4 Pada Zona E sumber: analisa 2016
4.5.6 Analisa Zona F
Zona ini merupakan zona terkahir yang berada di Jalan Rajak Baru. Zona F juga memiliki 1 node yaitu berada pada persimpangan tiga Jalan Rotan dan Jalan
Rajak Baru dimana pada node tersebut tidak terdapat aktivitas yang khusus atau menarik karena node tersebut merupakan akses menuju pasar petisah. Zona ini
hampir sama dengan zona yang sudah dibahas sebelumnya yaitu merupakan area tempat parkir baik itu roda 4 maupun roda 2.
Jalurpath pada area tersebut cukup lebar sehingga dapat menampung kenderaan yang melintasi jalan tersebut, zona ini sebenarnya juga memilki
pedestrian yang cukup, namun pedestrian tersebut digunakan masyarakat untuk tempat parkir dan tempat berjualan sehingga sulit untuk pejalan kaki yang ingin
berpindah tempat yang dari satu tempat ke tempat lain karena kurangnya kenyamanan bagi pejalan kaki.
Universitas Sumatera Utara
66
Gambar 4.25
Lokasi Pada Zona F Sumber: Googlemap
Gambar 4.26
Analisa Kondisi Node Pada Zona F Sumber: Analisa 2016
Universitas Sumatera Utara
67
Gambar 4.27
Analisa Kondisi Trotoar Dan Parkir Pada Zona F Sumber: Analisa 2016
Universitas Sumatera Utara
68
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Peningkatan jumlah pedagang kaki lima di pasar Petisah dapat memberikan dampak positif dan negatif pada kawasan tersebut, dimana dampak positifnya
yaitu: mengurangi tingkat pengangguran dan dapat menghidupkan kawasan pasar tersebut. sedangkan dampak negatifnya yaitu: kurangnya tempat untuk pedagang
kaki lima Street Market yang mengakibatkan PKL menggunakan fasilitas umum sebagai tempat berjualan yaitu trotoarpedestrian yang seharusnya digunakan
untuk pejalan kaki. Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan penataan Street Market PKL pada kawasan pasar Petisah yang bertujuan untuk menjadikan
kawasan pasar petisah menjadi lebih baik sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
Dalam penataan tersebut dibuat dengan konsep modren yang membaginya menjadi 6 zona yaitu: zona A, zona B, zona C, zona D, zona E, dan zona F untuk
mempermudah dalam perancangan.
5.1 Konsep Pada Zona A