Saran Deskripsi Kasus Pasar Petisah

98

6.2 Saran

Dengan pendekatan Genius Loci penelitian diharapkan dapat memberikan pandangan masyarakat terhadap kawasan pasar Petisah untuk lebih menjaga keamanan, kenyamanan, dan kebersihan yang menjadi daya tarik pengunjung maupun wisatawan untuk berbelanja di pasar Petisah. Untuk pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi role model penataan street market pada kawasan pasar Petisah yang benar sehingga kawasan ini memiliki keunikan tersendiri ataupun menjadi iconnya kota Medan. sehingga roh-roh pada kawasan tersebut hidup kembali yang menjadikan kawasan tersebut sebagai salah satu tempat objek wisata di kota Medan bagi masyarakat lokal maupun mancanegara. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapakan masyarakat dan pemerintah dapat mengetahui apa saja yang menjadi potensi pada kawasan pasar Petisah untuk di kelola kembali sehingga potensi-potensi yang selama ini kurang mendapat perhatian dari instansi terkait. Universitas Sumatera Utara 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pasar

Menurut Lilananda 1997, dalam Qoriah 2014 Pasar adalah suatu tempat yang mempertemukan antara penjual dan pembeli di ruang terbuka maupun ruang tertutup. Umumnya pasar merupakan salah satu kegiatan yang berlangsung cukup lama dan memiliki histori pasar. Fungsi pasar dapat dibagi menjadi 5 kategori: 1. Pasar menetapkan nilai sets value. 2. Pasar sebagai pengorganisasi produksi. 3. Pasar sebagai pendistribusiian barang. 4. Pasar sebagai penyelenggara penjatahan. 5. Pasar dapat mempersiapkan dan mempertahankan kebutuhan masyarakat yang akan datang Sudarman, 1992 dalam Alfianita dkk, 2014.

2.1.1 Pasar Tradisional.

Pasar tradisional adalah pusat aktivitas masyarakat yang mempertemukan penjual dengan pembeli dengan system pembelian tawar menawar Qoriah, 2014. Peran pasar tradisional terhadap suatu kota sangat penting, selain sebagai sumber ekonomi, pasar juga berfungsi sebagai tempat sosial masyarakat ataupun sekelompok komunitas. Dipasar tradisional pembeli secara langsung dapat berkomunikasi dan saling mengenal dengan penjualpedagang berkaitan dengan barang yang di dagangkan maupun berhubungan dengan hal lain Mokoginta dkk, Universitas Sumatera Utara 6 2015. Umumnya pasar tradisional menyediakan berbagai kebutuhan bahan pokok, seperti: sembako, tektil, prabot, bahan kebutuhan dapur, dan sebagian pasar tradisional juga terdapat kuliner sebagai penunjang pasar tradisional. Pasar tradisional biasanya lebih dikenal dikalangan masyarakat adalah pasar yang kumuh, kotor, bau, dan tidak teratur. Dimana pasar tradisional merupakan pasar yang dikelolah oleh pemerintah daerah dan swasta. Pemilihan lokasi pasar tradisional biasanya berada dikawasan permukiman penduduk agar mudah untuk diaskses masyarakat.

2.1.2 Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar yang memiliki kesamaan dengan pasar tradisional hanya saja pada pasar modern tidak terjadi tawar-menawar saat melakukan trasnsaksi, dimana harga barang sudah diberi label dengan mencantumkan barcode pada barang tersebut. umumnya barang yang di jual pada pasar modern merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari dari mulai jenis barang yang terkecil hingga yang terbesar. Sinaga 2006, dalam Pramudyo 2014 mengatakan bahwa pasar modern lebih dikenal dengan pasar yang bersih, nyaman, dan teratur. Pasar ini lebih mengutamakan kenyamanan konsumen dalam berbelanja dengan adanya pelayanan pramuniaga. Pasar modern umumnya berada di kawasan perkotaan yang dikelola oleh pihak swasta dengan manjemen yang modern dan biasanya pasar modern lebih di dominasi masyarakat menengah ke atas. Contoh-contoh pasar modern adalah: Mall, Supermarket, Departement Store, Shopping Center, Swalayan, dan Minimarket. Menurut Thanga dan Tanb 2003 Universitas Sumatera Utara 7 dalam Asribestari dan Setyono 2013 perilaku yang mempengaruhi konsumen masyarakat terhadap pasar modern adalah citra toko dan beberapa penunjang lainnya yaitu: merchandise, interior ruang toko, pelayanan toko, aksesibilitas, discount, reputasi, dan fasilitas pendukung dalam bertransaksi ATM.

2.1.3 Revitalisasi

Menurut Razy 2009 revitalisasi adalah tempat yang sudah ada dirubah dengan tujuan untuk membangkitkan kembali vitalitas tempat karena pernah mengalami kemunduran membuat tempat tersebut kelihatan mati. Dengan menambahkan fungsi baru pada tempat tersebut namun tidak menghilangkan perubahan derastis tempat yang sudah ada. Revitalisasi yang dilakukan tidak hanya melihat dari fisik kawasan tersebut tetapi juga melihat dari sisi sosialnya, dimana suatu kawasantempat pasti memiliki sejarah atau ciri khas keunggulan dari kawasan tersebut yang merupakan potensi yang baik untuk divital-kan kembali. Selain itu penunjang dari kawasan tersebut harus diperbaiki kembali seperti infrastruktur, dan sarana-prasarana demi terwujudnya kenyamanan dan keamana di kawasan tersebut. Paskarina 2010, dalam Alfianita dkk 2015 mengatakan revitalisasi pasar tradisional yaitu merubah pandangan yang mulanya sebagai interaksi ekonomi menjadi ruang publik dengan upaya melakukan perbaikan terhadap jalur distribusi yang diperjual belikan. Sehingga fungsi dari bangunan pasar tradisional tidak hanya untuk keuntungan finansial tetapi juga untuk meningkatkan aktivitas ekonomi bagi pedagang kecil. Universitas Sumatera Utara 8

2.1.4 Street Market

Pengertian “street market” adalah pasar jalanan dimana pasar jalanan yang dimaksud yaitu pedagang kaki lima PKL, yang dimaksud dengan pedagang kaki lima PKL yaitu aktivitas berjualan yang dimiliki perorangan dengan memanfaatkan jalan dan fasilitas umum sebagai wadah tempat pedagang kaki lima berjualan yang sifatnya sementara dan dapat bergerakberpindah Evita dkk, 20013. Umumnya pedakang kaki lima dalam menjajakan dagangannya dengan menggunakan gerobak atau tenda-tenda yang memanfaatkan jalan, trotoar, dan didepan toko untuk dijadikan tempat berjualan yang sifatnya tidak permanen Wahyuni, 2014 . PKL biasanya disebut dengan pelaku sektor informal yang menciptakan lapangan pekerjaan dan menyediakan barangjasa dengan harga yang terjangkau sebagai dampak dari sulitnya lapangan pekerjaan sehingga meningkatnya jumlah angka pengangguran. PKL sering kali dianggap sebagai pedagang perorangan yang bermodal kecil namun memiliki keuntungan yang sedikit karena rendahnya standart hidup para pekerjanya Rhamadhan, 2015. Perkembangan PKL yang berada dipusat kota tumbuh dengan pesat ditandainya dengan maraknya PKL di pinggir-pinggir jalan, bahkan menjarah keruang publik yang sebenarnya tidak peruntukkan untuk berjualan. Faktor yang menyebabkan tingginya tingkat perkembangan PKL yaitu: menjadi PKL lebih menguntungkan dengan modal yang kecil, tidak perlu membayar pajak atau tempat berjualan, tingginya tingkat pengangguran, dan kurangnya keterampilan masyarakat dalam pekerjaan Mualim dan Kismartini, 2008. Universitas Sumatera Utara 9 Pada pasar Petisah keberadaan PKL juga menjadi masalah utama yang perlu diperhatikan karena dari tahun ke tahun PKL tersebut mangalami peningkatan jumlah pedagang yang mengakibatkan penyempitan lahan pada kawasan pasar Patisah. Sebenarnya keberadaan PKL dapat memberikan dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan daerah, untuk menciptakan lapangan perkerjaan baru juga sebagai penunjang dari kawasan pasar Petisah sedangkan dampak negatif yaitu dapat menimbulnya kemacetan lalu lintas, penyempitan ruas jalan, memberikan kesan kumuh, dan semraut. PKL yang berada dipasar Petisah kurang tata dapat dilihat dengan banyaknya PKL yang berjualan disembarang tempat. Umumnya pedagang kaki lima yang berada di pasar Petisah adalah PKL yang berjualan pakaian, makananminuman, bunga, ponsel, dan lain-lain. Masalah paling menonjol dari PKL pasar Petisah adalah masalah kebersihan dimana banyak dijumpai limbah keringsampah dan limbah cair yang berserakan di area pasar sehingga menimbulkan kadaan pasar yang kotor, terutama pedagang makanan yang sering dijumpai membuang limbah cair minyak di trotoar jalan yang menimbulkan efek bau dan kotor.

2.2. Fenomenologi Arsitektur

Kuswarno 2009, dalam Ekomadyo 2012 mengakatakan fenomenologi lebih dikenal dengan cara memahami manusia dalam membangun makna dan konsep secara intersubjektif. Arsitektur merupakan berpengaruh besar terhadap kualitas ruangan terbentuk terhadap emosional manusia setempat. Humanisme Universitas Sumatera Utara 10 arsitektur merupakan memahami arsitektur dengan secara pengalaman tubuh manusia secara 3 dimension Bloomer dan Moore, 1977 dalam Ekomadyo, 2012. Ruang yang terbentuk disuatu kawasantempat dapat mempengaruhi pengalaman manusia sehingga dari keadaan ruang tersebut manusia dapat membentuk suatu perilaku baru berdasarkan pengalaman yang dirasakan manusia tersebut. Manusia yang tinggal pada suatu bangunan dan hunian akan membentuk suatu aktivitas yang menjadi satu kesatuan terhadap ruang-ruang yang dimanfaatkannya Moran, 2000 dalam Ekomadyo, 2012.

2.2.1 Genius Loci

Menurut Norman 1997, dalam Ong 2004 “Genius Loci” merupakan berasal dari bangsa Romawi yang memiliki pengertian roh atau jiwa pada sebuah tempatkawasan dimana roh tersebut ditandai dengan adanya keunikan-keunikan tempat yang satu dengan tempat yang lainnya. Sehingga roh-roh yang terdapat pada tempat tersebut dapat memberikan makna bagi lingkungannya menjadi suatu identitas baru di tempat tersebut. Dalam Ong 2004 mengatakan ”Genius Loci“ sangat berperan penting untuk sebuah tempat karena tanpa kehadiran “Genius Loci” sebuah tempat tidak akan memiliki makna pada lingkungan yang memperngaruhi perilaku masyarakatnya. Menurut Norberg-Shultz “Genius Loci“ adalah istilah ruh yang terdapat pada suatu tempatkawasan dimana ruh tersebut dapat memberikan suatu kehidupan bagi masyarakat yang tinggalbermukim pada tempat tersebut mulai dari kelahiran hingga akhir hayat. Sehingga “Genius Loci“ dapat dikatakan ciri Universitas Sumatera Utara 11 khas atau keunikan pada suatu wilayah yang akan menjadi identitas kawasan tempat satu dengan tempat lain Ekomadyo, 2012.

2.2.2 Sance Of Place

Sebuah tempat tidak terlepas dari karateristik yang mencerminkan ciri khas perilaku masyarakat melalui budaya, suku, dan agama berdasarkan keyakinan yang dianut. Dari karakter tersebut muncullah identitas baru yang menjadikan kawasan tersebut berbeda dengan kawasan yang lain. Perasaan manusia terhadap tempat akan merujuk kepada yang dikenal sehingga menimbulkan kebutuhan dalam mengidentifiksi lansekap yang biasa dikenal dengan tempat perlindungan Ong, 2004. 2.2.2 Place Attachment Norberg-Schulz 1980, dalam Sesunan 2014 mendefinisikan “Place” adalah ruang dimana ruang tersebut akan memberikan makna terhadap manusia yang menempati kawasan tersebut. kata “Place” memiliki makna menjadi 2 bagian yaitu: Space merupakan elemen-elemen ruang yang akan membentuk “Place” . sedangkan character berperan sebagai property dalam pembentukan Place. Menurut pandangan Altman dan Low 1992, dalam Sesunan 2014 “Place Attachment” adalah keterikatan suatu tempat dimana tempat tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga terjadi pembentukan “place” atau ruang. Mereka juga membuat rangkuman tentang “Place Attachment” sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 12 Attachment atau keterikatan pengaruh: emosi, perasaan, pemikiran, pengetahuan, kepercayaan, pengamatan, dan praktek: tindakan atau tingkah laku. Places atau tempat yang berada dalam skala dan keturunanya. Aktor yang berbeda individu, kelompok, dan budaya. Hubungan sosial yang berbeda individu, kelompok, dan budaya. Aspek-aspek sementara lurus dan berulang. Brandley 1985, dalam Sesunan 2014 menjabarkan keterkaitan kualitas ruangan dengan lingkungan melalui indikator sebagai berikut : a. Akses kedalam ruangan permeability Dimana permeability merupakan akses menuju dari satu tempat ke tempat lain yang dapat diakses dengan mudah melalui jalan yang berupa rute-rute shingga dapat memberikan petunjuk arah menuju ketempat tersebut. dari rute-rute tersebut pengguna jalan akan menikmati sudut dan aspek ruang publik yang juga dapat diakses dari luar ruangan tersebut. b. Beraneka Ragam Variety Dengan memberikan variasi ruangan berupa fasilitas, fungsi, dan aktivitas pada ruang yang beragam dapat meningkatkan daya tarik bagi pengunjung sehingga pengujung diberikan pilihan yang lebih banyak dalam berkegiatan. c. Kemudahan dalam mengidentifikasi ruang Legibility Memberikan penanda pada ruangan yang dapat dengan mudah untuk dikenali, seperti land mark, nodes, dan edges Universitas Sumatera Utara 13 d. Kemampuan ruang dalam mengkombinasikan keinginan penggunan Robustness Dengan adanya berbagai macam aktivitas pada ruang publik akan memberikan dampak positif berupa vitalitas dan kualitas lingkungan sekitarnya. Dapat dilihat dari edges of spaceenclosure kawasan, yang menjelaskan fungsi masing masing ruang seperti ruang bagi pengendara dan pejalan kaki.

2.3 Deskripsi Kasus Pasar Petisah

Pada kawasan pasar Petisah terdapat beberapa tempat-tempat yang dapat dijadikan sebagi potensi dikawasan tersebut yaitu: terdapat pusat jajanankuliner khas kota Medan yang berada di jalan Majapahit, pusat perdagangan mobil yang terletak di jalan Nibung Raya, dan terdapat pasar modern Plaza Medan Fair sebagai pusat perbelanjaanmall di jalan Gatot Subroto. Sehingga kawasan ini bisa dikatakan sebagai identitas kota Medan namun isu belakangan ini menggambarkan bahwa pasar Patisah sudah tidak terawat lagi ditandainya dengan penataan parkir yang tidak teratur, maraknya pedang kaki lima pada ruas jalan, dan tidak berfungsinya infrastruktur pada pasar Petisah yang mengakibatkan kumuh, kotor, dan bau. Keadaan tersebut sangat mempengruhi kualitas dan kuantitas pasar berupa kenyamanan dan keamanan pengunjung semakin berkurang. Dengan menerapkan revitalisasi melalui pendekatan “Genius Loci” diharapkan pasar Petisah dapat mengembalikan vitalitas pasar tersebut sehingga Universitas Sumatera Utara 14 pasar ini dapat memberikan pengalaman ruang yang berbeda sebagai daya tarik pengunjung. Pasar Petisah merupakan salah satu pasar tertua yang berada dikawasan perkotaan kota Medan.

2.4 Fenomena Ruang Sosial Pada Pasar Tradisional