Dampak kepariwisataan terhadap sosial masyarakat.

tempat-tempat bersejarah, monumen-monumen, kesenian, dan adat istiadat akan tetap terpelihara dan lestari sustainable.

3.7.3 Dampak kepariwisataan terhadap sosial masyarakat.

Pada sejumlah Negara yang sedang membangunan, pengenalan yang terlalu dini pada pemikiran dan teknologi Barat dapat menciptakan beragam masalah sosial. Pengenalan di sector pariwisata misalnya, bagi sebuah kawan baru pada akhirnya mengubah gaya hidup sehari-hari penduduknya. Perkembangan pariwisata yang terlalu cepat dapat meningkatakan angka kejahatan dan sekaligus memperkanalkan perjudian, materialism, serta keserakahan Denis L. Foster, 2000. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemerintah Negara yang sedang berkembang seringkali mengkhawatirkan akibat pariwisata pada karakter bangsa. Dengan secara menyolok menempatkan wisatawan yang makmur di tengan- tengan penduduk local yang miskin, pariwisata seringkali menimbulkan kegelisahan. Kegiatan pariwisata cenderung mengarah kepada kegiatan dari aksi sosial, dalam artian bahwa kegiatan pariwisata erat kaitannya dengan tingkah laku tiap individu, kelompok dalam melakukan perjalanan wisata serta pengaruh kegiatan pariwisata dalam masyarakat. Dengan berkembangnya pariwisata orang-orang bebas bergerak dari satu tempat ke tempat lain, dari lingkungan yang satu ke lingkungan lain yang sama sekali berbeda bangsa dan agama. Orang-orang yang sedang melakukan perjalanan wisata tersebut akan saling berhubungan langsung dengan orang-orang yang berkebangsaan dan lingkungan lain ditempat tujuannya, dan memperkenalkan adat kebiasaan, tingkah laku dan keinginan yang kebiasaan, tingkah laku dan keinginan yang berbeda-beda bahkan bertolak belakang dengan tata cara hidup the way of life masyarakat yang dikunjungi. Gejala ini dapat membuat sektor pariwisata menjadi suatu yang dianggap peka yang dapat mempengaruhi hubungan antar bangsa.

BAB IV DAMPAK OBYEK WISATA MAKAM PAPAN TINGGI TERHADAP

MASYARAKAT DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

4.1 Pengaruh Obyek Wisata Makam Papan Tinggi terhadap Masyarakat di

Kabupaten Tapanuli Tengah Barus pintu masuknya Islam pertama di Indonesia Menjejakan kaki di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara terasa tak sempurna jika tak mendatangi Kecamatan Barus. Kecamatan ini menyimpan misteri kerajaan yang namanya tercatat hingga ke Eropa dan Timur Tengah sebagai penghasil kapur barus dan rempah- rempah.Barus terletak di pinggir Pantai Barat Pulau Sumatera. Barus sebagai kota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1-17 M, dan disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur.Barus kota tua, menjadi salah satu tujuan wisata serta bagi para peniliti arkeologi Islam, baik dari dalam dan luar negeri, khususnya di Lobu Tua dimana peneliti Perancis dan Indonesia melakukan eksplorasi arkeologi. Saat ini kita dapat melihat peninggalan sejarah Islam di Barus, yaitu dengan adanya makam Papan Tinggi dan makam Mahligai. Kompleks makam ini menempati areal seluas 40 meter X 15 meter, dengan pagar pembatas di sekeliling setinggi 160 cm. Orang yang dimakamkan di situs ini bernama Syekh Mahmud berasal dari Hadral maut Jazirah Arab, sebagaimana tertulis pada batu nisannya. Disamping nama beliau ada juga tulisan ayat-ayat Al- Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW, Syekh Mahmud wafat pada tahun 44 Hijriah H.