Muara Tapus, Pantai Bosur, Pantai Sitiris-tiris, Pantai Sipahubat.Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah.
3.7 Dampak kepariwisataan terhadap lingkungan, budaya, masyarakat dan
ekonomi.
Menurut buku Ismayanti ada dampak lingkungan secara fisik, dan ada dampak sosial budaya, serta masyarakat yang di pengaruhi oleh kepariwisataan, antara lain
sebagai berikut:
3.7.1 Dampak kepariwisataan terhadap lingkungan fisik.
Industri pariwisata memilki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan fisik. Lingkungan alam merupakan aset pariwisata dan mendapatkan dampak karena sifat
lingkungan fisik tersebut yang rapuh fragile dan tak terpisahkan inseparability. Bersifat rapuh karena alam merupakan ciptaan Tuhan yang jika dirusak belum tentu
akan tumbuh atau kembali sediakala. Bersifat tidak terpiusahkan karena manusia harus mendatangi lingkungan alam untuk dapat menikmatinya.
Lingkungan fisik adalah daya tarik utama kegiatan wisata. Lingkungan fisik meliputi lingkungan alam flora dan fauna, bentangan alam, dan gejala alam dan
lingkungan buatan situs kebudayaan, wilayah perkotaan, wilaya perdesaan, dan peninggalan sejarah.Secara teori, hubungan linkungan alam dengan pariwisata harus
mutual dan bermamfaat. Wisatawan menikmati keindahan alam dan pendapatan yang dibayarkan wisatawan digunakan untuk melindungi dan melihara alam guna
keberlangsungan pariwisata.
Hubungan lingkungan dan pariwisata tidak selamanya simbiosa yang mendukung dan menguntungkan sehingga upaya konservasi, apresiasi, dan
pendidikan dilakukan agar hubungan keduanya berkelanjutan, tetapi kenyataan yang ada hubungan keduanya justru memunculkan konflik. Pariwisata lebih sering
mengeksploitasi lingkungan alam Ismayati, 2010 : 203.
3.7.2 Dampak kepariwisataan terhadap Kebudayaan
Dampak yang ditimbulkan oleh pariwisata terhadap kebudayaan tidak terlepas dari pola interaksi di antaranya yang cenderung bersifat dinamika dan positif.
Dinamika tersebut berkembang, karena kebudayaan memegang peranan yang penting bagi pembangunan berkelanjutan pariwisata dan sebaliknya pariwisata memberikan
peranan dalam merevitalisasi kebudayaan. Ciri positif dinamika tersebut diperlihatkan dengan pola kebudayaan mampu meningkatkan pariwisata dan pariwisata juga
mampu memajukan kebudayaan. Geriya, 1996: 49. Paparan di atas menandakan perkembangan pariwisata dapat memberikan
dampak yang positif terhadap kebudayaan. Di sini akan terjadi akulturasi kebudayaan, karena adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan. Di
samping itu, kebudayaan-kebudayaan daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional Indonesia akan terus berkembang.
Hal ini disebabkan oleh adanya wisatawan orang asing yang datang berkunjung untuk melihat dan mengenal lebih dekat kebudayaan asli tersebut. Hal ini
tentunya juga menyebabkan terjadinya penggalian nilai-nilai budaya asli untuk dikembangkan dan dilestarikan. Dengan demikian pola kebudayaan tradisional seperti
tempat-tempat bersejarah, monumen-monumen, kesenian, dan adat istiadat akan tetap terpelihara dan lestari sustainable.
3.7.3 Dampak kepariwisataan terhadap sosial masyarakat.