BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan adalah:
1. Pada proses delignifikasi ampas tebu menggunakan ChCl didapatkan
kadar selulosa terbaik adalah pada penggunaan ChCl sebesar 20 dan pada waktu 90 menit dengan hasil kadar selulosa yang didapat mencapai
39,80 . 2.
Penggunaan jumlah ChCl 20 dari berat ampas tebu sudah mencukupi untuk terjadinya degradasi gugus basa dari larutan pemasak yang
menyerang alfa dan beta lignin, yang menyebabkan kadar selulosa meningkat.
3. Kadar glukosa tertinggi sebesar 39,4, diperoleh pada kondisi waktu
hidrolisis 90 menit dengan konsentrasi cairan ionik kolin klorida 15, sedangkan tanpa menggunakan cairan ionik kolin klorida diperoleh
kadar glukosa sebesar 30,87.
5.2 SARAN
Sebaiknya untuk penelitian berikutnya disarankan untuk:
1. Mengkaji pengaruh peningkatan temperatur pada proses delignifikasi
ampas tebu. 2.
Menggunakan cairan ionik berbasis kolin dengan anion yang berbeda untuk melihat pengaruhnya terhadap kadar selulosa, hemiselulosa, dan
lignin yang dihasilkan. 3.
Menggunakan alat uv-visible untuk menganalisa kadar glukosa yang dihasilkan karena lebih efisien dalam menganalisa.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tebu
Tanaman tebu Saccharum officinarum dimanfaatkan sebagai bahan baku utama dalam industri gula. Pengembangan industri gula mempunyai
peranan penting bukan saja dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta penambahan atau penghematan devisa, tetapi
juga langsung terkait dengan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat dan penyediaan lapangan kerja Farid, 2003. Bagian lain dari tanaman seperti
daunnya dapat pula dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan bahan baku pembuatan pupuk hijau atau kompos. Ampas tebu digunakan oleh pabrik
gula itu sendiri untuk bahan bakar selain itu biasanya dipakai oleh industri pembuat kertas sebagai campuran pembuat kertas.
Daun tebu yang kering dalam bahasa Jawa, dadhok adalah biomassa
yang mempunyai
nilai kalori
cukup tinggi.
Di pedesaan dadhok sering dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak; selain
menghemat minyak tanah yang makin mahal, bahan bakar ini juga cepat panas. Dalam konversi energi pabrik gula, daun tebu dan juga ampas batang
tebu digunakan untuk bahan bakar boiler, yang uapnya digunakan untuk proses produksi dan pembangkit listrik Anonim, 2007. Tanaman tebu
dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Tanaman Tebu Tanaman tebu di Indonesia banyak ditanam oleh para petani kecil
baik atas usaha sendiri maupun atas usaha kerjasama dengan pabrik gula
Universitas Sumatera Utara
atau pabrik gula yang menyewa lahan pertanian penduduk dan sekaligus mengupah tenaganya dalam usaha mengembangkan tanaman tebu bagi
keperluan memenuhi bahan baku bagi pabriknya Kartasapoetra, 1988.
Produk utama dari pabrik gula adalah gula putih. Namun ada produk yang merupakan produk samping dari pengolahan tebu menjadi gula. Hasil
samping tersebut berupa tetes molase, pucuk daun tebu, blotong, ampas tebu yang merupakan limbah pabrik. Hasil samping berupa limbah pabrik
sering menimbulkan banyak permasalahan sebab menjadi sumber pencemaran lingkungan.
Ampas tebu adalah hasil samping dari proses ekstraksi pemerahan cairan tebu. Dari satu pabrik dapat dihasilkan ampas tebu sekitar 35
– 40 dari berat tebu yang digiling. Mengingat begitu banyak jumlahnya, maka
ampas tebu akan memberikan nilai tambah untuk pabrik jika diberi perlakuan lebih lanjut Tim Penulis PS, 1992.
2.2 Ampas Tebu