juta galon setara dengan 18.819 juta liter dan pada tahun 2008 meningkat menjadi  17.524  juta  galon  setara  dengan  66.328  juta  liter.  Hermiati,
2009.
Manfaat  umum  yang  dapat  diperoleh  dari  bahan  bakar  bioetanol antara lain, digunakan untuk bahan baku industri turunan alkohol, campuran
minuman  keras,  industri  farmasi,  sampai  pada  bahan  baku  campuran kendaraan.  Tentu  saja,  pemanfaatan  etanol  ini  harus  disesuaikan  dengan
jenis  kebutuhannya.  Misalnya,  untuk  kebutuhan  industri  diperlukan  etanol dengan grade antara 90-96,5, sedangkan untuk minuman keras dibutuhkan
etanol  berkadar  99,5-100,  atau  etanol  yang  harus  betulbetul  kering  dan anhydrous supaya tidak korosif Abidin, 2009.
Pemanfaatan  ampas  tebu  untuk  dikonversikan  menjadi  bioetanol telah  banyak  diteliti  dari  dulu  hingga  saat  ini,  diantaranya  yang  pernah
memanfaatkan  ampas  tebu  menjadi  bioetanol  yaitu  M.Samsuri  dkk  2007 dan Euis Hermiati dkk 2009.
Ampas  tebu  sebagian  besar  mengandung  lignoselulosa.  Panjang seratnya antara1,7 sampai 2 mm dengan diameter sekitar 20 mikro, sehingga
ampas  tebu  ini  dapat  memenuhi  persyaratan  untuk  diolah  menjadi  papan- papan  buatan.  Bagase  mengandung  air  48  -  52,  gula  rata-rata  3,3  dan
serat rata-rata 47,7.
Serat bagase tidak dapat larut dalam air dan sebagian besar terdiri dari  jenis  selulosa, pentosan  dan  lignin  Husin,  2007.  Menurut  Husin
2007 hasil analisis serat bagas adalah seperti dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Komposisi kimia ampas tebu Kandungan
Kadar Abu
3,82 Lignin
22,09 Selulosa
37,65 Sari
1,81 Pentosan
27,97 Sumber, Husin, 2007
2.3 Delignifikasi
Delignifikasi  adalah  suatu  proses  pendahuluan  penghilangan  lignin pada  material  berlignoselulosa  sehingga  hasil  dari  proses  ini  sudah  berupa
Universitas Sumatera Utara
selulosa  dengan  kemurnian  yang  cukup  besar.  Delignifikasi  selulosa  dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya yaitu :
1. Ozonolysis  Pretreatment,  yaitu  delignifikasi  menggunakan  ozon
dilakukan  pada  suhu  ruangan  dan  tekanan  atmosfer  serta  dapat menghancurkan sekitar lignin yang terkandung dalam lignoselulosa.
2. Delignifikasi Pulp menggunakan Hidrogen Peroksida
dalam media asam asetat.
3. Delignifikasi  Oksigen,  yaitu  proses  untuk  mengurangi  kandungan
lignin  dari  pulp  coklat  yang  belum  mengalami  proses  pemutihan. Bahan kimia yang dipakai adalah
dan alkali. 4.
Delignifikasi dengan larutan NaOH. 5.
Delignifikasi  menggunakan  cairan  ionik,  yaitu  delignifikasi menggunakan  garam  yang  berwujud  cair  di  bawah  suhu  100  °C.
Contoh  cairan  ionik  kolin  klorida  Trimethyl2-  hydroxyethyl ammonium chloride.
Tujuan  dari  proses  delignifikasi  yaitu  untuk  menghilangkan  lignin, juga  dapat  mengurangi  kristalinitas  selulosa,  dan  meningkatkan  porositas
bahan. Selain lignin terdapat juga zat non selulosa lain seperti zat ekstraktif, tanin  dan  resin  yang  melekat  kuat  pada  selulosa.  Lignin  merupakan  salah
satu  bagian  yang  mengayu  dari  tanaman  seperti  janggel,  kulit  keras,  biji, bagian serabut kasar, akar, batang dan daun.  Lignin mengandung  substansi
yang  kompleks  dan  merupakan  suatu  gabungan  beberapa  senyawa  yaitu karbon,  hidrogen  dan  oksigen.  Selain  lignin,  bagian  yang  lain  dari  ampas
tebu  adalah  selulosa.  Selulosa  merupakan  polisakarida  yang  didalamnya mengandung  zat-zat  gula.  Dalam  pembuatan  etanol  dari  ampas  tebu  yang
digunakan  adalah  selulosanya  sehingga  lignin  dalam  kayu  harus dihilangkan.  Proses  pemisahan  atau  penghilangan  lignin  dari  serat-serat
selulosa disebut delignifikasi atau pulping.
2.4 Selulosa
Selulosa  adalah  polimer  tak  bercabang  dari  glukosa  yang dihubungkan  melalui  ikatan  beta  1,4  atau  1,4  beta  glukosidase.  Molekul
lurus  dengan  unit  glukosa  rata-  rata  sebanyak  5000  ini  beragregasi membentuk  fibril  yang  terikat  melalui  ikatan  hidrogen  di  antara  gugus
Universitas Sumatera Utara
hidroksil  pada  rantai  di  sebelahnya.  Serat  selulosa  yang  mempunyai kekuatan  fisik  yang  tinggi  terbentuk  dari  fibril-fibril  ini,  tergulung  seperti
spiral  dengan  arah-arah  yang  berlawan  menurut  satu  sumbu.  Selulosa merupakan  jenis  polisakarida  yang  paling  melimpah  pada  hampir  setiap
struktur tanaman. Kandungan selulosa kayu berkisar 48
– 50, pada bagas berkisar antara 50
– 55 dan pada tandan kosong kelapa sawit sekitar 45. Selulosa  dapat  dihidrolisis  dengan  asam  kuat  maupun  dengan  enzim
selulase.
Selulosa  adalah  salah  satu  komponen  utama  dari  ligniselulosa  yang terdiri dari unit monomer D-glukosa yang terikat pada ikatan 1,4-glikosidik.
Selulosa  cenderung  membentuk  mikrofibril  melalui  ikatan  inter  dan  intra molekuler  sehingga  memberikan  struktur  yang  larut.  Mikrofibril  selulosa
terdiri dari 2 tipe, yaitu kristalin dan amorf Trisanti Anindyawati, 2009.
Adapun struktur selulosa dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 2.3 Struktur Selulosa
Selulosa  terdapat  pada  semua  tanaman  baik  pohon  tingkat  tinggi hingga  organisme  primitif  seperti  rumput  laut.  Senyawa-senyawa  seperti
lemak,  lilin,  protein,  dan  pektin  dapat  dihilangkan  dengan  cara  ekstraksi dengan  pelarut  organik  atau  alkali  encer  Sastrohamidjojo  dan
Prawirohatmojo, 1995.
2.5 Hemiselulosa