4. Kemudian dilakukan penyaringan dan residu dicuci dengan aquades
sampai volume filtrat 300 ml. Residu yang diperoleh kemudian dikeringkan hingga beratnya konstan dan ditimbang b.
5. Selanjutnya residu kering b dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
dan ditambahkan H
2
SO
4
72 sebanyak 10 ml. Direndam selama 4 jam pada suhu kamar kemudian ditambahkan 150 ml H
2
SO
4
1 N untuk pengenceran, dipanaskan pada penangas air pada suhu 100 °C selama 2
jam. 6.
Kemudian dilakukan penyaringan dan dicuci dengan aquades hingga volume filtrat 400 ml. Residu dikeringkan hingga beratnya konstan dan
ditimbang c. Residu c tersebut kemudian diabukan selama 6 jam 600 °C Chesson, 1981.
Kadar hemiselulosa, selulosa, dan lignin dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Kadar hemiselulosa = × 100
Kadar selulosa =
× 100 Kadar lignin
= × 100
3.7 Prosedur Tahap Hidrolisis
Selulosa yang tidak segera diproses disimpan terlebih dahulu di lemari es untuk menghindari tumbuhnya jamur dan atau mikroorganisme.
Sedangkan untuk selulosa yang akan digunakan, dikeringkan terlebih dahulu pada suhu 105
o
C selama 16 jam selanjutnya disimpan dalam desikator untuk mempertahankan level moisture Lavarack dkk., 2002. Tahap hidrolisis
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1.
Selulosa hasil delignifikasi ditimbang sebanyak 10 gram. 2.
Kemudian siapkan larutan H
2
SO
4
10 dari berat bahan baku.
Universitas Sumatera Utara
3. Masukkan selulosa hasil delignifikasi tersebut ke dalam erlenmeyer dan
di campur dengan cairan ionik sebanyak yang telah ditentukan. 4.
Kemudian tutup erlenmeyer tersebut dengan gabus dan dipanaskan sambil diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer selama 30, 60, dan
90 menit. 5.
Suhu di dalam erlenmeyer dijaga pada 90
o
C. 6.
Hasil dari hidrolisa ini kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring.
7. Kemudian dilakukan pengukuran kadar glukosa dengan menggunakan
metode Luff Schoorl.
3.8 Analisa Kadar Glukosa
1. Timbang sebanyak 2 gr sampel dan masukkan kedalam labu ukur 250
ml, ditambahkan 100 ml air dan di homogenkan. 2.
Kemudian tambahkan 5 ml pb-asetat. 3.
Selanjutnya teteskan 1 tetes larutan NH
4 2
HPO
4
10 4.
Kemudian goyang dan tepatkan isi labu ukur sampai tanda garis batas dengan aquades, dihomogenkan dan disaring.
5. Larutan hasil penyaringan dipipet dan dimasukkan kedalam erlenmeyer
500 ml. 6.
Setelah itu tambahkan 15 ml aquades dan 25 ml larutan Luff serta beberapa butir batu didih.
7. Kemudian hubungkan erlenmeyer dengan pendingin tegak, dipanaskan
diatas pemanas listrik sampai mendidih selama 10 menit. 8.
Setelah dipanaskan kemudian diangkat dan didinginkan. 9.
Setelah dingin ditambah 10 ml larutan KI 20 dan 25 ml larutan H
2
SO
4
25. 10.
Titrasi dengan larutan natrium tio-sulfat 0,0990 N dengan larutan kanji 0,5 sebagai indikator.
11. Selanjutnya buat larutan blanko dengan 25 ml air dan 25 ml larutan luff
dengan cara yang sama tanpa menggunakan larutan sampel 12.
Kemudian hitung kadar glukosa yang didapat.
Universitas Sumatera Utara
Cara perhitungan: V
blanko
– V
tio
ml tio yang dibutuhkan oleh contoh dijadikan ml 0,1000 N, kemudian dalam daftar table lampiran A cari
beberapa mg glukosa yang tertera untuk ml tio yang dipergunakan misalnya W
1
mg
W1 x fp Glukosa = ___________ x 100
W Dimana:
W1 = Glukosa mg
fp = Faktor pengenceran
W = Bobot Contoh mg
Universitas Sumatera Utara
3.9 Flowchart Percobaan