Masa Pemerintahan Kolonial Belanda Masa Pendudukan Jepang

BAB II SEJARAH PENGADAAN TANAH DI INDONESIA

A. Masa Pemerintahan Kolonial Belanda

Pengaturan masalah pengambilan tanah untuk kepentingan umum di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Pada zaman ini dikenal adanya prosedur pencabutan hak dan prosedur pembebasan hak atas tanah yang diatur dalam dua peraturan. Peraturan pertama yang termuat dalam Gouvernements Blesluit Keputusan GubernurPemerintah tanggal 1 Juli 1927 Nomor 7 Bijblad Nomor 11372, dan yang termuat didalam Gouvernements Besluit Keputusan GubernurPemerintah tanggal 8 Januari 1932 Nomor 23 Bijblad 12746 sedangkankan peraturan kedua adalah Onteigenings Ordonnantie yang termuat didalam Staatsblad Nomor 574 Tahun 1920. Peraturan perundang-undangan yang pertama, mengatur tentang pembebasan tanah yakni mengatur tentang perolehan hak atas tanah secara dua pihak artinya dilakukan pertemuan kehendak kedua belah pihak musyawarah yaitu pihak yang menghendaki tanah dan pihak lain adalah pemilik tanah tersebut.apabila persetujuan kedua belah pihak tidak menghasilkan kata sepakat atau karena adanya suatu keberatan besar yang tidak dapat diatasi dalam persetujuan tersebut, maka digunakan peraturan yang kedua, yaitu Onteigenings Ordonnantie ordonansi Pencabutan Hak Atas Tanah yaitu pengambilan hak atas benda tanah secara ‘paksa’ oleh pemerintah. Universitas Sumatera Utara Di dalam prakteknya ternyata Onteigenings Ordonnantie ini dapat diterapkan secara langsung tanpa memerlukan peraturan lain sebagai pelaksananya. Tidak ada satupun pasal atau ayat dalam peraturan tersebut yang menyatakan bahwa sesuatu hal akan diatur lebih lanjut dalam peraturan yang lebih rendah. Berarti, Onteigenings Ordonnantie ini tidak mengenal adanya delegasi undang-undang.

B. Masa Pendudukan Jepang

Sebagai konsekuensi dari menyerahnya Belanda kepada Jepang, 9 Maret 1942, maka segala kekuasaan pemerintah diatur dan dikendalikan oleh tentara Jepang. Di dalam pelaksanan pemerintahannya di Jawa dan Madura, tentara Jepang berpedoman kepada Gunserei melalui “Osamu Seirei”, yang mengatur segala sesuatu yang diperlukan untuk menjalankan pemerintahannya. Di dalam pasal 3 Osamu seirei disebutkan “Semua hukum dan undang- undang, pemerintah dan kekuasaan dari pemerintahan yang terdahulu, selagi tidak bertentangan dengan aturan Pemerintahan Tentara Jepang, untuk sementara waktu tetap berlaku”. Ketentuan yang sama, juga dikeluarkan untuk dilaksanakan diluar pulau Jawa dan Madura. Politik agrarian yang dijalankan oleh tentara pendudukan Jepang tidak berbeda tujuannya dengan politik agrarian yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda. Segala sesuatu yg diterapkan dalam pemerintahan Jepang ini semata-mata hanya untuk kepentingan mereka sahaja, meskipun berdalih demi untuk kemerdekaan Indonesia dikemudian hari. Universitas Sumatera Utara Selama Jepang menjalankan pemerintahannya, telah terjadi pengambilan tanah diberbagai tempat diseluruh wilayah Indonesia, dari penduduk Indonesia asli maupn tanah-tanah yang dicatat dengan hak-hak baru oleh Pemerintah Tentara Jepang. Pengambilan tanah ini sama sekali tidak disertai dengan ganti rugi kepada pemiliknya. Pengambilan tanah-tanah inipun tidak disandarkan pada peraturan perundang-undangan, tetapi didasarkan kepada kepentingan militer ataupun kepentingan pemerintahan militer dan sebagai bentuk pengabdian dalam usahanya membantu akan tercapainya kemenagan akhir dalam peperangan Asia Timur Raya.

C. Zaman Setelah Kemerdekaan 1. Undang-undang No. 5 tahun 1960