INTERNET Definisi Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

C. INTERNET

Refhie, Pembebasan dan Pencabutan Hak Atas Tanah, http:refhie.blogspot.com 201211pembebasan-dan-pencabutan-hak-atas-tanah.html 20-03-2015 , 12.28 WIB Universitas Sumatera Utara

BAB III TINJAUAN UMUM PENGADAAN ATAS TANAH UNTUK KEPENTINGAN

UMUM

A. Definisi Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

Dewasa ini pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta semakin berkembang pesat. Namun kenyataan menunjukkan bahwa pembangunan membutuhkan tanah. Di sisi lain tanah negara yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut sudah semakin terbatas, karena tanah yang ada sebagian telah dikuasaidimiliki oleh masyarakat dengan suatu hak. Maka upaya hukum dari pemerintah maupun swasta untuk memperoleh tanah-tanah te3rsebut dalam memenuhi pembangunan antara lain dilakukan melalui pendekatan pembebasan hak maupun pencabutan hak 15 15 Irene Eka Sihombing, Segi-Segi Hukum Tanah Nasional Dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan, Penerbit Universitas Trisaki, Jakarta, 2005,hal 98. Pengadaan tanah bisa dilakukan dengan cara pembebasan atau pencabutan. Keduanya tetap diberikan ganti rugi kepada yang berhak. Penentuan harga ganti rugi yang dikatakan atas dasar jual beli artinya jual beli dalam kondisi yang wajar dalam sudut pandang ekonomi kalau antara permintaan dan penawaran dalam kondisi yang seimbang. Harga dalam kondisi yang demikian biasa dijadiakan acuan, walau tidak menjadi keharusan dalam arti patokan harga yang dikuatkan dengan yuridis yang menyangkut pemberian ganti rugi dalam pengadaan tanah. Universitas Sumatera Utara Tanah di Indonesia mempunyai “fungsi sosial” artinya kegunaan dari tanah itu lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan individu atau golongan. Yang menjadi kendala dalam melaksanakan fungsi sosial adalah awamnya masyarakat dan akibat dari awamnya masyarakat itu dianggapnya kepemilikan dari tanah berlaku mutlak, artinya hak kepemilikannya tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun termasuk oleh negara. Padahal negara mempunyai hak terhadap yang disebut hak untuk menguasai, sebagaimana diterangkan dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “ Bumi dan Air dan Kekayaan Alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Penjabaran Undang-Undang Dasar 1945 itu dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria, yang didalamnya mengatur dan membenarkan pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum, yang dalam pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 disebutkan, bahwa kewengan Negara adalah: 1. kewenangan untuk mengatur dan menyelenggarakan peruntukan penggunaan, persediaan, dan pemeliharaan bumi air dan ruang angkasa tersebut; 2. menentukan dan mengatur hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi air dan ruang angkasa; Universitas Sumatera Utara 3. menentukan hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan hukum yang mengenai bumi air dan ruang angkasa; 16 Karena pengadaan tanah itu bertujuan untuk pembangunan kepentingan umum, maka harus ada kreteria yang pasti tentang arti atau kategori dari kepentingan umum itu sendiri Negara yang termasuk di dalamnya kepentingan pribadi maupun kepentingan golongan, atau dengan kata lain kepentingan umum merupakan kepentingan yang menyangkut sebagian besar masyarakat. Kepentingan umum memurut doktrin yuridis, sebagaimana dijelaskan dibawah ini. a. Menurut pasal 1 angka 1 Keppres Nomor 65 Tahun 1993 yang dimaksud dengan Pengadaan Tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang berhak atas tanah tersebut. b. Menurut Pasal 1 angka 3 Keppres Nomor 36 Tahun 2005 yang dimaksud dengan Pengadaan Tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah atau dengan pencabutan hak atas tanah. c. Menurut Pasal 1 angka 3 Perpres Nomor 65 Tahun 2006, yang dimaksud dengan Pengadaan Tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah. 16 Mudakir Iskandar Syah, Pembebasan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum, Permata Aksara, Jakarta, 2014, hal.4 Universitas Sumatera Utara d. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Pengadaan tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak. Dalam Undang-Undang ini tidak menyebutkan pencabutan hak atas tanah sebagai bagian dari pengadaan tanah, atau pencabutan hak atas tanah bukan merupakan bagian pengadaan tanah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012. dengan demikian, pengertian pengadaan tanah menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 jelas berbeda sekali dengan pengertian pencabutan tanah dan pembebasan tanah, yang tersirat adanya tindakan khusus dari pihak pemerintah secara sepihak maupun tindakan pihak swasta yang difasilitasi oleh pemerintah, juga adanya perbedaan mengenai objek yang akan diberikan ganti rugi, dalam aturan yang baru ini, juga secara eksplisit ditegaskan termasuk atas bangunan dan tanaman serta benda- benda yang berkaitan dengan tanah. Persamaan dari istilah pencabutan hak, pembebasan tanah dan pengadaan tanah terletak dari adanya ketentuan “pemberian ganti rugi” dari setiap kegiatan tersebut yang diberikan kepada pemilik pemegang hak atas tanah. 17 Arti kepentingan umum dilihat dari yuridis normatif yaitu Perpres Nomor 36 Tahun 2005, menjelaskan yang dimaksud dengan kepentingan umum adalah Kepentingan sebagian besar masyarakat. Sedangkan kepentingan dari sudut pandang ketentuan yang diatur dalam Keputusan umum adalah kepentingan seluruh lapisan 17 Umar Said Sugiharto, Suratma, Noorhudha Muchsin, Hukum Pengadaan Tanah,Setara Press, Malang, 2014, hal.25 Universitas Sumatera Utara masyarakat. 18 18 Mudakir Iskandar Syah, Pembebasan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum, Permata Aksara, Jakarta, 2014, hal 11. Menurut Undang-Undang nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, menjelaskan kepentingan umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Kata sebagian besar ini mempunyai arti tidak semua masyarakat, akan tetapi dalam kata demi kepentingan sebagian besar masyarakat, bisa dianggap untuk semua masyarakat, walaupun dari sebagian besar itu pasti ada sebagian kecil masyarakatnya yang tidak bisa menikmati hasil atau manfaat dari fasilitas pembangunan kepentingan umum itu sendiri atau dengan kata lain, kepentingan umum, kepentingan yang menyangkut kepentingan Negara, Bangsa, dan sebagian besar masyarakat.

B. Azas Hukum dan Tujuan Pengadaan Tanah