b. Kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah dan rencana pembangunan nasional dan daerah;
c. Letak tanah; d. Luas tanah yang dibutuhkan;
e. Gambaran umum status tanah; f. Perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan tanah;
g. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan; h. Perkiran nilai tanah;
i. Rencana penganggaran. Hasil pengumuman atau verifikasi dan perbaikan ditetapkan oleh lembaga
pertanahan dan selanjutnya menjadi dasar penentuan pihak yang berhak dalam pemberian ganti kerugian.
21
21
Badriah Harun,Solusi Sengketa Tanah Dan Bangunan, Tim Pustaka Yustisia,Yogyakarta,2013, hal.58.
C. Klasifikasi Kepentingan Umum
Karena pengadaan tanah bertujuan untuk pembangunan fasilitas kepentingan umum maka harus ada kriteria yang pasti tentang arti atau katagori dari kepentingan
umum itu sendiri. Arti kepentingan umum secara luas adalah kepentingan Negara yang terkandung di dalamnya kepentingan pribadi, golongan dan masyarakat luas.
Arti Kepentingan Umum menurut:
Universitas Sumatera Utara
1. Keppres Nomor 55 Tahun 1993, kepentingan seluruh masyarakat. 2. Perpres Nomor 36 Tahun 2005, kepentingan sebagian besar masyarakat.
3. Perpres Nomor 65 Tahun 2006, kepentingan yang menyangkut seluruh lapisan masyarakat.
4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012, pasal 1 angka 6, kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan
digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. 5. Prepres Nomor 71 Tahun 2012, pasal 1 angka 5 kepentingan bangsa, negara,
dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
22
Namun bagi warga masyarakat awam, makna kepentingan umum bisa berarti lain, sehingga di kalangan mereka diartikan sebagai kepentingan orang banyak.
Sekalipun kepentingan nasional sering sekali diartikan sebagai kepentingan orang banyak. Tetapi masih ada perbedaan yang sukar dijembatani untuk mencari kata
sepakat tentang pengertian kepentingan umum yang menekankan makna pada Kepentingan umum adalah suatu kepentingan yang menyangkut semua
lapisan masyarakat tanpa pandang golongan, suku, agama, status sosial dan sebagainya. Berarti yang dikatakan kepentingan umum ini menyangkut hajat hidup
semua orang bahkan hajat orang yang telah meninggal atau dengan kata lain hajat semua orang, di aktakan demikan karena orang yang meninggalpun masih
memerlukan tempat pemakaman dan sarana lainnya.
22
Mudakir Iskandar Syah, Op.cit, hal. 13
Universitas Sumatera Utara
politiknya, dan pengertian kepentingan umum yang ditekankan pada makna sosial masyarakat awam.
23
Paradigma mengenai masalah-masalah kepentingan publik, yang cukup lama dianut negara-negara berkembang, lebih berorintasi kepada kecenderungan
memandang masyarakat sebagai dalam hubungan subjek dab objek. Bukan sebagai dalam hubungan kemitraan antara produsen dan konsumen sekarang yang kurang
lebih berada dalam posisi kesetaraan atau saling memerlukan. Para pengambil kebijakan lebih berposisi sebagai subjek penentu, sementara masyarakat disikapi
sebagai onjek penerima, ada analisa yang menggambarkan sebagai hubungan penjajah dengan yang dijajah.
24
23
Syafruddin Kalo, Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Pustaka Bangsa Press, Jakarta, 2004, hal. 75.
24
Nommy Horas Thombang Siahaan, Hutan,Lingkungan dan Paradigma Pembangunan, Pancur Alam, Jakarta, 2007, hal. 82
Pemerintah sering memaksakan kehendak, agar masyarakat bersedia untuk melepaskan hak atas tanahnya dengan dalih untuk kepentingan umum, yang berarti
juga untuk kepentingan komunitas masyarakat lokal. Dengan arti masyarakat itu wajib melepaskan hak atas tanahnya. Maka yang terjadi disini hanyalah suatu proses
yang tidak berimbang, akibatnya tidak ada kesamaan pengertian. Jika proses ini berkelanjutan dan pemerintah tidak lagi memiliki kesabaran dan kurang pengertian,
maka pemerintah melakukan pendekatan kekuasaan yang bersifat publiek rechtelijk hukum publik. Tindakan ini sesunggunya memperlakukan masyarakat secara tidak
jujur dan tidak adil.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Soetandyo, sesunggunya ada dua kemungkinan yang dapat ditempuh manakala pembangunan nasional yang banyak memerlukan tanah yang dapat
dibebaskan, akan tetap dapat diharapkan bersifat kemanusiaan dan berdimensi kerakyatan, yaitu:
1. Mengunakan pendekatan sosiologik antropologik yang prosesnya harus ditunggui dengan penuh kesabaran. Mungkin pula dalam wujud kebijaksanaan untuk
membuka peluang yang luas dan bebas kepada masyarakat awan agar secara menggelegak para warga ini dapat memutuskan sendiri secara bertanggungjawab
kegunaan lahan-lahan mereka untuk kepentingan orang banyak. 2. Menggunakan pendekatan hukum kalau memang ini yang dipilih, namum
dengan memperioritaskan prosedur dan proses yang privaatrechtelijk yang pada hakekatnya adalah juga suatu proses yang demokratik dari pada mendahulukan yang
publiekrechtelijk yang dalam masa-masa transisi di kebanyakan negeri-negeri yang tengah berkembang, umumnya terkesan masih amat berwarna kekuasaan
ekstralegal.
25
Didalam pelaksanaan pelepasan hak-hak atas tanah masyarakat untuk kepentingan umumpembangunan nasional ternyata, cenderung melakukan pelepasan
hak atas tanah masyarakat itu dengan cara melakukan suatu perbuatan yang bersifat publiekrechterlijk yang kadangkala mengenyampingkan hak-hak keperdataan
masyarakat.
25
Syafruddin Kalo,Op.cit. hal. 75.
Universitas Sumatera Utara
D. Tata Cara pengadaan Tanah