Pengeringan Spesimen Pemotongan Spesimen

V-5 perekat berupa resin menggunakan teknologi the air-laid nonwoven mats dalam skala laboratorium menggunakan mesin pencetak Rando-Webber Macedon, New York. Proses pengepresan komposit dilakukan menggunakan steamheated press dengan temperatur 197°C selama 3 menit. Tekanan maksimal yang digunakan untuk bahan serat kenaf adalah 12,4 MPa dan untuk bahan sampah kertas adalah 18,1 MPa.

5. Pengeringan Spesimen

Proses terakhir dalam pembuatan spesimen komposit adalah pengeringan. Spesimen didiamkan pada suhu kamar selama 3 hari kemudian dikeringkan menggunakan oven untuk mengurangi kadar air sesuai dengan standar SNI papan serat yaitu kadar air maksimum 13. Komposit dengan kadar air yang lebih dari 13 harus dikeringkan kembali karena kadar air yang berlebih akan komposit berjamur dan kekuatan mekanisnya rendah. Pengukuran kadar air komposit dilakukan menggunakan alat moisture meter, namun alat tersebut tidak dikalibrasi secara berkala sehingga validitas hasil pengukuran kurang terjamin. Pengovenan dilakukan pada suhu 60 C selama 1 jam. Penggunaan suhu yang lebih besar menyebabkan komposit melengkung. Hal ini disebabkan karena terjadi pemuaian yang tidak seragam di semua titik. Air yang ada dalam komposit lebih cepat memuai daripada komposit karena kerapatannya lebih kecil dibandingkan dengan kerapatan komposit. Air yang berada di dasar komposit akan menguap naik ke atas dan mengumpul di tengah karena penguapan air terhalang oleh rapatnya struktur komposit di permukaan atas. Air yang mengumpul akan mengalami pemuaian volume yang menyebabkan permukaan atas lebih panjang daripada permukaan bawah yang kadar airnya sedikit. Hal ini menyebabkan permukaan atas komposit melengkung. Salah satu cara untuk meminimalkan lengkungan adalah dengan memposisikan spesimen komposit secara vertikal pada saat pengovenan. Namun hal ini sulit dilakukan karena keterbatasan ruang dalam oven dan tidak adanya penyangga.

6. Pemotongan Spesimen

Pemotongan spesimen dilakukan untuk mendapatkan dimensi pengujian impak sesuai standar ASTM D 5942-96 yaitu 8 x 1 x 1 cm. Pada penelitian ini pemotongan spesimen dilakukan menggunakan gerinda tangan dengan pisau commit to users V-6 gerinda berupa circular saw karena keterbatasan peralatan yang dimiliki. Cara ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Molder 1996 yang menggunakan szego mill untuk grinding komposit dengan campuran sampah kertas dan sekam padi. Pemotongan mengakibatkan terjadi gesekan antara permukaan spesimen terpotong dan pisau gerinda yang menyebabkan permukaan menajdi panas dan lebih keras. Pada saat pengujian impak, kadang terjadi perbedaan peletakan permukaan spesimen yang mengarah dan terbentur oleh pendulum yang dapat mempengaruhi hasil pengujian impak. Nilai impak akan berbeda untuk spesimen yang terbentur pendulum pada permukaan yang mengalami pemotongan dan yang tidak mengalami pemotongan. Hal ini menyebabkan hasil pengujian impak memiliki variansi yang cukup lebar.

7. Penyimpanan Spesimen