Hasil Analisis Bivariat HASIL PENELITIAN

45

BAB VI PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan pembahasan dari hasil penelitian yang telah diperoleh Pembahasan dalam bab ini adalah analisa dari hasil penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dari pemabahsan ini akan membandingkan hasil penelitian peneliti dengan hasil penelitian yang ada atau telah dilakukan sebelumnya dengan konsep atau teori pada tinjauan pustaka.

A. Karakteristik Responden

1. Usia Responden Menurut kamus besar bahasa indonesia usia adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan atau diadakan. Dari hasil penelitian univariat yang dilakukan peneliti, pada data demografi berdasarkan karakteristik usia responden, usia terbanyak responden pada angkatan 2012 adalah usia 20 tahun, dan usia terbanyak responden pada angkatan 2013 adalah usia 19 tahun. Pada saat mulai menginjak usia 19 sampai 20-an pada kategori usia produktif ini, semakin banyak orang yang mengalami stres berat, karena usia tersebut merupakan masa dimana seseorang sudah mulai memikirkan masa depan, dan yang menjadi permasalahan utama adalah tekanan pekerjaan, dan kurang nya porsi tidur Vemale.com, 2013 46

B. Hasil Analisis Univariat

1. Gambaran Tingkat Stres Pada Mahasiswa Angkatan 2012 dan Angkatan

2013 dalam Menjalani Praktik Klinik di Rumah Sakit Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan bahwa tingkat stres mahasiswa keperawatan angkatan 2012 dan 2013 dalam menjalani praktik klinik berada pada tingkat stres sedang. Angkatan 2012 33 orang mahasiswa 100 berada pada tingkat stres sedang, dan angkatan 2013, 44 orang mahasiswa 91.7 berada pada tingkat sedang. Hasil penelitian lain mengatakan berbeda mengenai tingkat stres antara mahasiswa tahun pertama praktik klinik dengan mahasiswa tahun kedua praktik klinik, Kleehammer, Hart Keck, 1990 dalam Lin, 2006 mengatakan bahwa mahasiswa tahun pertama memiliki tingkat stres yang tinggi, dan mahasiswa tahun kedua praktik klinik memiliki tingkat stres sedang. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan usia, pengalaman, dan keterpaparan mahasiswa dengan lingkungan rumah sakit,

2. Gambaran Sumber Stres yang Paling Banyak di Rasakan oleh Mahasiswa

Angkatan 2012 dan 2013 dalam Menjalani Praktik Klinik di Rumah Sakit. Sebanyak 77 orang responden 95.1 merasakan stres sedang yang bersumber dari pengajar dan staf keperawatan yang menjadi peringkat pertama paling banyak dirasakan oleh mahasiswa selama menjalani praktik klinik dan hal yang menjadi penyebab utamanya adalah karena mahasiswa merasa kurangnya mendapat perhatian dan bimbingan dari pengajar, merasa stres saat instruksi dari pengajar berbeda dari harapannya, dan merasa bahwa terdapat ketidaksesuaian antara teori dan praktek, serta merasa bahwa staf kesehatan lainnya kurang 47 empati dan tidak mau membantu mahasiswa ketika menjalani praktik klinik di Rumah Sakit. Peringkat kedua sumber stres yang paling banyak di rasakan sebanyak 76 orang responden 93.8 yaitu merasakan stres sedang yang bersumber dari merawat pasien, hal ini terjadi karena mahasiswa merasa kurang memiliki pengalaman, serta kurangnya kemampuan dalam menyediakan perawatan dan membuat keputusan pada suatu tindakan, dan juga hal yang menjadi penyebab timbulnya stres pada kategori ini adalah ketidakmampuan mahasiswa dalam memberikan jawaban yang sesuai untuk pertanyaan yang diberikan oleh dokter, pengajar, dan pasien. Sebanyak 72 orang responden 88.9 merasakan stres sedang karena kurangnya pengetahuan dan skill ketika menjalani praktik klinik dan menjadi peringkat ketiga sebagai sumber stres yang paling banyak dirasakan dalam stresor ini mahasiswa seringkali merasa asing dengan diagnosa pasien dan cara menanganinya, kemudian alasan lain yang menjadi penyebab stresor ini adalah mahasiswa merasa asing dengan kemampuan merawat secara professional. Hasil dari penelitian lain mengatakan berbeda dengan penelitian yang dilakukan peneliti, penelitian yang dilakukan oleh Khateer, 2014 mengatakan bahwa sumber stres utama yang menjadi nomer satu adalah sumber stres yang berasal dari tugas dan beban kerja. Kekhawatiran mahasiswa mendapatkan nilai yang buruk, terlalu banyak tekanan atau tugas yang diberikan selama praktik klinik, mahasiswa merasa bahwa penampilan yang ditunjukan tidak sesuai dengan ekspektasi pengajar, merasa bosan dan tidak fleksibel saat praktik klinik