Universitas Sumatera Utara
Mitos adalah cerita yang digunakan suatu kebudayaan untuk menjelaskan atau memahami bebeapa aspek dari realitas atau alam. Menurut Barthes, mitos
adalah cara berpikir kebudayaan tentang sesuatu atau sebuah cara memahami suatu hal. “tak ada mitos yang universal pada satu kebudayaan. Yang ada adalah
mitos yang dominan Fiske, 2007. Dapat dikatakan bahwa dari mitoslah kita kemudian menemukan ideologi.
II.2.3.1 Semiotika MK.Halliday
M.K.Halliday, seorang ahli yang meletakkan dasar-dasar bagi analisis semiotik sosial, untuk studi teks berita yang dalam penelitian ini dimaksudkan
adalah fotojurnalistik dalam artian apa-apa yang dirangkai dalam isi berita yang kemudian membentuk konstruksi suatu ideologi lewat penerbitan fotojurnalistik di
surat kabar. Pada penelitian ini, model ini sangat bermanfaat untuk menganalisis caption foto teks berita foto yang merupakan satu keasatuan dari sebuah
fotojurnalistik. Menurut Haliday, terdapat tiga komponen utama dalam menciptakan
makna, yakni komponen ideasional, interpersonal, dan tekstual. Komponen ideasional berhubungan dengan bagaimana pengguna bahasa memahami
lingkungan sosial. Komponen interpersonal berhubungan dengan bagaimana bahasa digunakan dalam interaksi sosial. Dan komponen tekstual berhubungan
dengan interpretasi bahasa dalam fungsinya sebagai pesan. Halliday menjabarkan semiotiika pertama mengulas masalah makna the
problem of meaning atau bagaimana orang memahami pesan? Informasi apa yang dikandung dalam struktur sebuah pesan?. Kedua adalah masalah tindakan
the problem of action atau pengetahuan tentang bagaimana memperoleh sesuatu, dan yang ketiga ialah masalah koherensi the problem of coherence yang
menggambarkan bagaimana membentuk suatu pola bahasa masuk akal logic dan dapat dimengerti sensible.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5 Skema Analisis Semiotika Sosial Halliday
Sumber : Halliday dan Hasan, 1992.
Sebagai suatu sistem, bahasa bersama-sama dengan sistem sosial lainnya bekerja dalam menciptakan makna. Semiotika sosial melihat tanda dalam arti
yang lebih luas, yakni sebagai suatu sistem tanda yang merupakan bagian tatanan- tatanan yang saling berhubungan sebagai pembawa maknadalam budaya.
Sehingga, bahasa dalam semiotika sosial mendapatkan maknanya melalui interaksi sosial, dengan perantara sosial, dan untuk tujuan sosial pula.
Bahasa sebagai semiotika sosial berhubungan dengan penggunaan bahasa bersama-sama dengan sistem makna lainnya dalam menciptakan kebudayaan.
Pengalaman-pengalaman manusia sebagai bagian dari dimensi sosial merupakan awaldari munculnya gejala bahasa, oleh karena itu penting untuk melihat bahasa
dari sudut padnang dimensi sosial yang melingkupinya. Lingkungan sosial merupakan tempat terjadinya pertukaran makna. Oleh
sebab itu, proses pertukaran makna adalah sesuatu yang bersifat kontekstual, artinya penggunaan bahasa sebagai alat interaksi sosial untuk menciptakan makna
dari sederetan sistem makna yang tersedia secara keseluruhan berhubungan dengan konteks yang melatarbelakangi interaksi tersebut. Terdapat tiga konteks
sosial yang melatarbelakangi penggunaan bahasa dalam suatu proses interaksi, yakni konteks situasi,budaya, dan ideologi Halliday dan Hasan, 1992: 4-6.
Masalah Makna Problem of Meaning
Masalah Tindakan Problem of Action
Masalah Koherensi Problem of Coherence
Medan Wacana Field of Discourse
Pelibat Wacana Tenor of Discourse
Sarana Wacana Mode of Discourse
Kata-kata dalam Teks
Universitas Sumatera Utara
II.2.3.2 Foto Berita Sebagia Perangkat Ideologis