Universitas Sumatera Utara
Dalam Tomogola 1998, citra perempuan yang berhasil dibentuk dalam media massa tersebut antara lain yaitu:
Citra Pigura : Perempuan sebagai sosok sempurna dengan bentuk
tubuh ideal.
Citra Pilar : Perempuan sebagai penyangga keutuhan dan penata
rumah tangga.
Citra Peraduan : Perempuan sebagai objek seksual
Citra Pinggan : Perempuan sebagai sosok yang identik dengan dunia dapur.
Citra Pergaulan : Perempuan sebagai sosok yang kurang aktif dalam
bergaul.
II.2.2.3 Tinjauan tentang daya tarik Daya tarik menurut Onong Uchjana Effendy adalah kekuatan atau
penampilan komunikator yang dapat memikat perhatian komunikan Onong,
1989: 33. Sedangkan menurut Kotler dalam Sindoro 1996 adalah: Daya tarik isi
pesan sebuah tayangan meliputi daya tarik rasional, emosional dan moral. Daya tarik rasional menunjukan bahwa kegiatan tersebut menghasilkan manfaat,
sedangkan daya tarik emosional mencoba membangkitkan motivasi terhadap suatu kegiatan atau produk, dan daya tarik moral diarahkan pada perasaan
seseorang sehingga sering digunakan untuk mendorong orang mendukung masalah-masalah sosial.
Berdasarkan dari dua definisi mengenai daya tarik diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa daya tarik merupakan kekuatan yang dapat
memikat perhatian, sehingga seseorang mampu mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh dari media komunikasi. Selain itu, daya tarik merupakan kekuatan
mutlak yang harus diperhatikan, karena berhubungan dengan kemampuan komunikator dalam hal menyita perhatian komunikan sebagai langkah awal dalam
menyampaikan pesan. Daya tarik dapat menjadi suatu proses psikologis yang dapat berkembang
menjadi pemberian respon positif maupun respon negatif terhadap pesan komunikasi yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
Daya tarik adalah proses awal terhadap kesan dari suatu bentuk komunikasi dan sangat berperan dalam membentuk animo komunikan Buchori, 1988: 135.
Oscar Matuloh, salah seorang ikon fotografi jurnalistik Indonesia dalam sebuah wawancara dengan majalah fotografi The Light Magazine mengatakan,
“Ketika seseorang membaca koran, yang membuat berita jadi menarik dibaca selain tulisannya adalah fotonya. Dan memang itu tugas fotografer jurnalis, yaitu
menarik perhatian pembaca untuk membaca lebih jauh lagi. Untuk itu hal paling penting dalam fotojurnalistik adalah eye catching. Semakin foto tersebut eye
catching semakin ia berhasil menjalankan tugasnya”.
II.2.3 Semiotika
Secara etimologis, semiotika berasal dari kata yunani, “semeion” yang berarti tanda dan secara terminologis, semiotika adalah cabang ilmu yang
berurusan dengan pengkajian tanda dan seggala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi tanda Sobur,
2004:15. Alex Sobur mengemukakan pendapatnya mengenai semiotika yang dalam
pandangannya adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Dengan ungkapan lain, semiotika berperan untuk melakukan interogasi terhadap
kode-kode yang ada agar pembaca bisa memasuki bilik-bilik makna yang tersimpan.
Dalam semiotika, pesan merupakan suatu konstruksi tanda yang melalui interaksinya dengan penerima, menghasilkan makna. Dan membaca adalah proses
menemukan makna yang terjadi ketika pembaca berinteraksi atau bernegosiasi dengan teks. Negosiassi terjadi karena pembaca membawa aspek-aspek
pengalaman budayanya untuk berhubungan dengan tanda yang menyusun teks Fiske, 2007.
Fisske dalam Bungin, 2007:167 membagi tiga bidang utama dari semiotika yaitu ;
1 Tanda itu sendiri. Yaitu studi tentang berbagai tanda yang berbeda, cara
tanda yang berbeda dalam menyampaikan makna, dan cara tanda terkait dengan manusia yang menggunakannya.
Universitas Sumatera Utara
Tand a merupakan konstruksi manusia, makanya bias dipahami dalam artian manusia yang menggunakannya.
2 Kode atau Sistem yang mengorganisasikan tanda. Studi ini meliputi
bagaimana berbagai kode dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan suatu masyarakat atau budaya untuk mengekpolitasi saluran komunikasi
yang tersedia untuk mengirimkannya.
3
Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Bergantung bagaimana kode- kode dan tanda-tanda itu digunakan untuk keberadaan dan bentuknya
sendiri. Ada dua pendekatan penting terhadap tanda-tanda yang biasanya dijadikan
rujukan para ahli. Yang pertama adalah pendekatan tanda yang didasarkan pada pandangan Charles Sanders Pierce. Pierce menandaskan bahwa tanda berkaitan
dengan obyek yang menyerupainya, keberadaanya memilki hubungan sebab akibat dengan tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda Pierce melihat
tanda, acuannya dan penggunanya sebagai tiga titik dalam segitiga.
Gambar 2 Unsur Makna Pierce
Ikon
Indeks Objek
Sumber : Bungin, 2007:168
Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda menjadi tiga, yaitu tandaikon, indeks, dan objeksimbol. Ikon adalah sesuatu yang berfungsi sebagai
penanda yang mengisyaratkan petandanya. Sedangkan simbol adalah sesuatu yang melaksanakan fungsi sebgai penanda oleh kaidah secara konvensi telah lumrah
digunakan dalam masyarakat Bungin, 2007:166.
Universitas Sumatera Utara
Panah dua arah menekankan bahwa masing-masing istilah dapat dipahami hanya dalam relasinya dengan yang lain. Tanda adalah sesuatu yang dikaitkan
pada seseorang untuk sesuatu dalam beberapa hal. Tanda menunjuk pada seseorang yakni menciptakan di benak orang tersebut suatu tanda yang setara atau
tanda yang lebih berkembang. Tanda yang diciptakan tersebut merupakan interpretasi dari tanda pertama. Tanda itu menunjukkan sesuatu, yaitu objeknya.
Yang kedua adalah pendekatan yang didasarkan pada pandangan Ferdinan de Saussure yang mengatakan bahwa tanda disusun dari dua elemen yaitu aspek
citra tentang bunyi dan sebuah konsep dimana bunyi disandarkan. Menurut Saussure, tanda merupakan objek fisik dengan sebuah makna. Sebuah tanda terdiri
atas penanda Signifier dan petanda signified Fiske, 2007. Signifier adalah bunyi yang bermakna atau coretan bermakna yang
meliputi aspek material . Signified adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep aspek mental dari bahasa. Bila dianalogikan keduanya merupakan dua sisi
dari sekeping mata uang Sobur, 20004:125. Penanda mewakili bentuk isi, sedangkan petanda mewakili bentuk konsep atau makna. Berikut gambar elemen-
elemen makana Saussure:
Gambar 3 Unsur Makna Saussure
Sign
Composed of Signification
Signifier Signified
External Reality of Meaning
Phsycal Existence Mental Concept
Sumber : John Fiske, Introduction to Communication Studies dalam Sobur, 2004:125
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya, apa yang disebut sebagai signifier dan signified merupakan produk kultural yang mana hubungan diantara keduanya bersifat arbitrer atau
berada dalam dua hal yang sama dan hanya berdasarkan pada konvensi, kesepakatan atau peraturan dari kultur pemakai bahasa tersebut. Signifikasi
merupakan hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep mental. Dapat dikatakan signifikasi adalah upaya untuk memberikan makna terhadap dunia
Sobur, 2004:125.
II.2.3.1 Semiologi Barthes