19 20
21 22
23 24
25 26
27
4 Jam 4
4 4
5 5
5 6
6 6
9:1 12:1
15:1 9:1
12:1 15:1
9:1 12:1
15:1 65
65 65
65 65
65 65
65 65
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Proses Perlakuaan Awal Bahan Baku Minyak Goreng Bekas
Perlakuaan awal adalah proses penghilangan ketidakmurniaan dari minyak seperti lumpur, air, dan bongkahan makanan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan
kualitas produksi biodiesel.Pertama minyak jelantah yang diperlukan disekat dan disaring partikel besar atau kotoran.Selanjutnya minyak jelantah yang ditampung di
sebuah tangki beaker glass selama beberapa hari disaring agar partikel-partikel terkecil dipisahkan keluar.Kemudiaan, ada dua lapisan emulsi minyak dan minyak-
air yang dibentuk di dalam tangki beaker glass. Emulsi minyak - air dipanaskan selama
± 30 menit diatas 100
o
C untuk menghilangkan kandungan air [16]
3.4.2 Analisa Bahan Baku
Analisa sampel dilakukan terhadap bahan baku dilakukan dengan analisa GC Gas Chromatography yang dianalisa di Pusat PKS Jalan Brigjen Katamso 51,
Medan.
3.4.3 Pembuatan Abu
Proses pembuatan Abu katalis kulit kakao dilakukan dengan mengadopsi prosedur yang dilakukan oleh Ofori et all [11] yaitu:
1. Kulit buah kakao dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2 minggu.
2. Kulit kering dipotong ukuran kecil 10 – 30 mm
3
. 3.
Kulit kakao di haluskan dengan ball mill kemudian ditimbang sebanyak 15 gr ke dalam cawan porselen dengan ukuran 75 ml.
4. Cawan dimasukkan ke dalam furnace.
5. Diatur perlakuan waktu furnace 4 jam dengan temperatur kalsinasi 650
o
C.
6. Ditimbang hasil pembakaran menggunakan neraca digital.
7. Dicatat data hasil kalsinasi.
8. Abu di hitung kadar abu hasil kalsinasi dengan cara rumus:
Rendemen Abu =
Berat Akhir Berat Awal
× 100 9.
Abu hasil kalsinasi di analisa dengan metode AAS Atomic Absorption Spectrometer untuk melihat kadar kandungan K
2
O abu kulit kakao
3.4.4 Analisa Free Fatty Acid FFA Bahan Baku WCO dengan Metode AOCS
ca5a-40
Untuk analisa kadar FFA bahan baku WCOsesuai dengan AOCS Official Method ca5a-40 dengan prosedur sebagai berikut :
1. Bahan baku WCO sebanyak 20 gram dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
2. Etanol 95 ditambahkan sebanyak 150 ml vv
3. Campuran dikocok kuat dan diambil 10 ml untuk dilakukan titrasi dengan
NaOH 0,1 N dengan indikator fenolftalein 10 gl dalam 95 etanol 3 tetes. Titik akhir tercapai jika warna larutan berwarna merah rosa
4. Dicatat volume NaOH 0,1 N yang terpakai.
Kadar FFA=
T x V x BM berat sampel x 10
Dimana: T = normalitas larutan NaOH
V = volum larutan NaOH terpakai M = berat molekul FFA
3.4.5 Proses Penurunan Kadar FFA