Transesterifikasi Katalis TINJAUAN PUSTAKA

gliserin dariminyak dan mereaksikanasam lemak bebasnyadenganalkohol menjadi alkohol ester Fatty AcidMethyl Ester atau biodisel[3]. Adapun proses transesterifikasi secara umum dapat dilihat dalam gambar berikut [25] : Gambar 2.1 Skema proses transesterifikasi Pada prosestransesterifikasiini terdiri terjadi tiga urutanreaksiberturut- turutdanreversibelyaitu mengubahtrigliseridamenjadidigliserida, kemudian menjadimonogliserida, dan akhirnyamenjadigliserindanmetil ester asam lemak [26]. NBBNational Biodiesel Board mendeskripsikan keuntungan produksi biodiesel dari segi produsen yakni [27] : • Produsenbiodieselsudahmenyediakanbahan bakar yang sangatberkelanjutan. Produksi biodiesel membuat kita tumbuhsebagaiindustri, dan terusmeningkatkankualitas hidup, menjagalingkungan, dan memperkuatekonomi. • Meningkatkankualitas udara, sifatnya dapat terbarukan, dan pembuatan biodiesel inimenciptakanlapangan pekerjaan masyarakat. • Biodieselmemilikikeseimbangan energi yang sangat tinggi Akan tetapi, pada saattransesterifikasiminyak nabatimemilikimasalah besarkarenamembentuksabunsebagaiproduk sampinganyang tidak diinginkan, di manajumlahlimbahyangdihasilkan besar, korosif, danmembutuhkan waktulebih lamauntukproses pemisahan [28].

2.4 Katalis

Penggunaan katalis dalam proses pembuatan biodiesel sangat diperlukan, karena diharapkan dapat meningkatkan produksi biodiesel baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.Adanya katalis asam diharapkan dapat membantu dalam reaksi esterifikasi dan katalis basadapat membantu dalam reaksi transesterifikasi [29]. Katalis digunakan untuk transesterifikasi mungkin homogen atau heterogen.Transesterifikasi homogen adalah metode yang paling mudah namun sangat kompleks pada pemisahan antara produk dan langkah pemurnian karena sifat homogen campuran, dan juga cenderung membentuk sabun yang memerlukan air lebih untuk mencuci sehingga mengakibatkan biaya produksi yang lebih tinggi. Oleh karena itu,katalisheterogenlebih disukai. Transesterifikasi heterogen lebih murah dan proses yang lebih simpel. Transesterifikasi heterogen memilikiproses pemisahansederhanasebagaikatalisdalam faseberbeda antarareaktandenganprodukdaneliminasipembentukansabunsehingga yang paling sering digunakan dan disukai adalah katalis heterogen [30]. Adapun mekanisme katalis basa pada proses transesterifikasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini [32]: Gambar 2.3 Mekanisme katalis basa transesterifikasi Penggunaankatalisheterogen dalamreaksi esterifikasi dapat menghindariadanyamasalah seperti: korosiinstrumen,timbulan sampahdariprosesnetralisasiasam, dan kesulitanpemisahanproduk yang terkait dengan penggunaancairanhomogenasam sepertiasam sulfat, danhal ini sangatpenting dalammengembangkanproses yang lebihramah lingkungandan ekonomis [33].

2.5 Kulit Kakao

Pada penelitian ini, katalis yang digunakan yaitu kulit kakao K 2 CO 3 . Kulit kakao Cocoa Pod HuskCPH adalah limbah pertaniandari industri kakao yang kaya kalium karbonat K 2 CO 3 .K 2 CO 3 dariabuCPH Cocoa Pod Husk dianalisismengandungsekitar 142mgg karbonat, 3,7 mg g nitrat, 1,23 mg g fosfat dan beberapa jejak silikat dan sulfat. Kalium darikulit kakao memiliki potensi sebagai sumber katalis basa heterogen, dimana kulit kakao merupakan limbah terbarukan dan ramah lingkungan untuk produksi biodiesel yang berkelanjutan[11].Pada treatment kalsinasi dari katalis ini di lakukan untuk mendekomposisi dari potassium karbonat yang terkandung di dalamnya[12]. K 2 CO 3  K 2 O + CO 2 Gambar 2.2 Hasil Kalsinasi dari K 2 CO 3 Abu dari kulit kakao memiliki titik leleh 891 C, kepadatan 2,29 gcm 3 , kelarutan standar 105,5 g100g air dan pH 11,4 – 12 [11].

2.6 Metanol

Untuk membuat biodiesel, ester dalam minyak nabati perlu dipisahkan dari gliserol. Selama proses transesterifikasi, komponen gliserol dari minyak nabati digantikan oleh alkohol. Alkohol yang paling umum digunakan adalah metanol karena memiliki berat molekul paling rendah sehingga kebutuhan untuk proses transesterifikasi relatif sedikit, harganya lebih murah, daya reaksinya lebih tinggi dan lebih stabil dibandingkan dengan alkohol berantai panjang [34]. Metanolmerupakanpelarut yang bersifat universal yang dapat menarik sebagian besar senyawa kimia dalam tanaman [7]. Metanol juga merupakan bentuk alkohol yang paling sederhana, cairan yang mudah menguap,tidak berwarnadengan bau yang khas.Methanol dapat digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.Methanol diproduksi alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri [35].Metanol secara umum telah digunakan sebagai pelarut atau agen esterifikasi maupun transesterifikasi dalam pembuatan biodiesel dibawah kondisi supercritical karena sifatnya yang memiliki titik didih rendah dan tekanan yang rendah pula [8].Alkohol sepertimetanolatau etanol,bila digunakansebagaiaditifbahan bakarsecara efektifdapatmenurunkankeseluruhanviskositascampuran bahan bakardan mempercepatprosespenguapan bahan bakar[36].

Dokumen yang terkait

Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Minyak Jelantah Dengan Katalis Heterogen K2o Yang Berasal Dari Limbah Kulit Kakao : Pengaruh Persenkatalis Dan Waktu Reaksi

0 0 19

Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Minyak Jelantah Dengan Katalis Heterogen K2o Yang Berasal Dari Limbah Kulit Kakao : Pengaruh Persenkatalis Dan Waktu Reaksi

0 0 2

Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Minyak Jelantah Dengan Katalis Heterogen K2o Yang Berasal Dari Limbah Kulit Kakao : Pengaruh Persenkatalis Dan Waktu Reaksi

0 0 6

Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Minyak Jelantah Dengan Katalis Heterogen K2o Yang Berasal Dari Limbah Kulit Kakao : Pengaruh Persenkatalis Dan Waktu Reaksi

0 0 6

Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Minyak Jelantah Dengan Katalis Heterogen K2o Yang Berasal Dari Limbah Kulit Kakao : Pengaruh Persenkatalis Dan Waktu Reaksi

0 0 4

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao (Cacao Pod Husk) Menjadi Katalis Heterogen K2O Pada Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Minyak Jelantah : Pengaruh Suhu Kalsinasi Katalis

0 0 24

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao (Cacao Pod Husk) Menjadi Katalis Heterogen K2O Pada Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Minyak Jelantah : Pengaruh Suhu Kalsinasi Katalis

0 0 2

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao (Cacao Pod Husk) Menjadi Katalis Heterogen K2O Pada Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Minyak Jelantah : Pengaruh Suhu Kalsinasi Katalis

0 0 10

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao (Cacao Pod Husk) Menjadi Katalis Heterogen K2O Pada Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Minyak Jelantah : Pengaruh Suhu Kalsinasi Katalis

1 2 10

Pengaruh Molar Metanol Dengan Minyak dan Waktu Reaksi Pada Pembuatan Biodiesel dari Limbah Minyak Jelantah dengan Menggunakan Katalis Heterogen Abu Kulit Pisang Kepok

1 1 17