10
b. Metode Pembelajaran Kooperatif
Slavin  2008:  4  mendefinisikan “Metode  pembelajaran  kooperatif merujuk  pada  berbagai  macam  metode  pengajaran  dimana  siswa  bekerja  dalam
kelompok-kelompok  kecil  untuk  saling  membantu  satu  sama  lain  dalam mempelajari  materi  pelajaran”.  Siswa  belajar  dalam  kelompok-kelompok  kecil
yang  memiliki  tingkat  kemampuan  heterogen.  Dalam  menyelesaikan  tugas kelompok,  setiap  anggota  kelompok  saling  kerjasama  dan  membantu  untuk
memahami suatu bahan pembelajaran agar dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan baik.
Anita  Lie  2004:  31 mendefinisikan  “Sistem  pembelajaran  kooperatif merupakan  sistem  kerja  atau  belajar  kelompok  yang  terstruktur”. Sedangkan
menurut Etin Sohmatin dan Raharjo 2007: 4 “Cooperatif learning mengandung pengertian  sebagai  suatu  sikap  atau  perilaku  bersama  dalam  bekerja  dan
membantu  di  antara  sesama  dalam  stuktur  kerja  sama  yang  teratur  dalam kelompok,  yang  terdiri  dari  dua  orang  atau  lebih  di  mana  keberhasilan  kerja
sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri”. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran  kooperatif merupakan metode  pengajaran  dimana  siswa  bekerja dalam kelompok- kelompok kecil yang terstruktur yang terdiri dari dua orang atau
lebih untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran, di  mana  keberhasilan  kerja  sangat  dipengaruhi  oleh  keterlibatan  dari  setiap
anggota kelompok itu sendiri. Roger dan David Jonson dalam Anita Lie 2004: 31 menyatakan bahwa
“Tidak  semua  kerja  kelompok  bisa  dianggap cooperative  learning”. Untuk mencapai  hasil  maksimal,  ada  lima  unsur  model  pembelajaran  yang  harus
diterapkan yaitu : 1 Saling ketergantungan positif
Keberhasilan  kelompok  sangat  tergantung  pada  usaha  setiap  anggota kelompoknya. Setiap kelompok diberikan tugas berlainan, kemudian bertukar
informasi.  Dengan  cara  ini,  mau  tidak  mau  setiap  anggota  kelompok  merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain berhasil.
11 2 Tanggung jawab perseorangan
Setiap anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawab sendiri agar tugas selanjutnya  bisa  dilaksanakan.  Setiap  anggota  kelompok  akan  menuntutnya
untuk melaksanakan tugasnya agar tidak menghambat yang lain. 3 Tatap muka
Setiap  kelompok  harus  diberikan  kesempatan  untuk  bertemu  muka  dan berdiskusi.  Kegiatan  interaksi  akan memberikan  para  pembelajar  untuk
membentuk  sinergi  yang  menguntungkan  semua  anggota.  Hasil  pemikiran beberapa  kepala  akan  lebih  kaya  daripada  hasil  pemikiran  dari  satu  kepala
saja.  Inti  dari  sinergi  ini  adalah  menghargai  perbedaan,  memanfaatkan kelebihan, dan  mengisi  kekurangan  masing-masing.  Para  anggota  kelompok
perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.
4 Komunikasi Antar Anggota Keberhasilan  suatu  kelompok  juga  bergantung  pada  kesediaan  para
anggotanya  untuk  saling  mendengarkan  dan  kemampuan  mereka  untuk mengutarakan pendapat mereka.
5 Evaluasi proses kelompok Evaluasi  dilaksanakan  untuk  mengetahui  apakah  dalam  setiap  anggota
kelompok dapat bekerja sama dengan baik.
c. Team Game Tournament TGT