Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris dan Umur Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure dalam Laporan Tahunan

(1)

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE DALAM LAPORAN TAHUNAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Monic Ariestyawati 109082000122

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1434 H/2013 M


(2)

(3)

(4)

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Monic Ariestyawati

NIM : 109082000122 Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomidan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan danmempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakn karya orang laun tanpa menyebutkan sumber asli atautanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melaluipembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan buktibahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkanaturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Yang Menyatakan


(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Monic Ariestyawati 2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 30 Maret 1991

3. Alamat : Perumahan. Sarua Permai. Jln. Gelatik C.23/8 Pamulang, 15416

4. Telepon : 085781815130 / 083872095911 5. Email : ariestyawati@gmail.com

II. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Drs. Hanut Budi Masanto 2. Tempat Tanggal Lahir : Solo, 01 Februari 1958 3. Ibu : Karty Susilowati 4. Tempat, Tanggal Lahir : Jogja, 21 April 1964

III. PENDIDIKAN

University / School Dates From – To 1. UIN Syarif Hidaytullah Jakrta 2009 – 2013 2. SMAN 1 Cisauk, Tangerang 2006 – 2009 3. SMPN 2 Pamulang, Tangerang 2003 – 2006 4. SDN Sarua VI, Tangerang 1997 – 2003 5. TK Putra Indonesia V 1996 – 1997


(7)

vii VI. Seminar & Training

No. Seminar / Pelatihan / Kursus / Training

Penyelenggara Waktu

Pelaksanaan 1. “Propesa” BEM UIN Jakarta BEM UIN Jakarta 17-18 Agustus 2009 2. Think Acct “To Be Happy in

Community of Accounting” BEMJ Akuntansi UIN Jakarta

1 November 2009 3. Insurance Goes To Campus ACA Asuransi & UIN

Jakarta

20 Mei 2010 4. Accurate Training BEMJ Akuntansi UIN

Jakarta

21 November 2011 5. Seminar “Potret Perpajakan

Indonesia Menuju Sistem

Perpajakan yang Transparan”

Penyuluhan Pelayanan dan Humas Dirjen Pajak

24 November 2011

6. Sekolah Kader Lingkungan KMPLHK Ranita UIN Jakarta

27 November 2011 7. Sekolah Pasar Modal Kelas

Syariah (Level 1)

PT. Bursa Efek Indonesia 1 Maret 2012 8. Silaturahmi dan Dialog Nasional

“Memperkuat Peran DPD dan

Memperkokoh Lembaga

Perwakilan RI”

BEMJ Sosiologi UIN Jakarta

31 Januari 2012

10. Workshop Zahir Himpunan Mahasiswa Akuntansi STAN

17 Maret 2012 11. IDEA Overview for TOADS

(Training of Accounting & Auditing Software)

Insight Consulting 17 Maret 2012

12. Workshop Audit Perpajakan BEMJ Akuntansi UIN Jakarta

24 Maret 2011 13. Kuliah Umum Manajemen

“CAFTA : Peran dan Tantangan

Ekonomi Kerakyatan dalam Menghadapai Perekonomian

Global”

BEMJ Manajemen UIN Jakarta

10 Mei 2011

14. Sekolah Pasar Modal (Level 1) Bursa Efek Indonesia 30 Mei 2012 15. Auditing Days BEMJ Akuntansi UIN

Jakarta

6 November 2012 16. Seminar Audit National

Accounting Challenge

Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Kementrian Keuangan RI


(8)

viii V. COMMITTEE

No. Committee Position Year

1. Panitia Accounting Charity On Ramadhan

Anggota Div. Kesekretariatan 2010

2. Panitia PROPESA UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta

Anggota Div. Acara 2010

3. Panitia Think Acct UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta

Bendahara I 2010

4. Panitia Accounting Fair UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta

Div. Acara & Tim Soal 2011

VI. Working Experience

Activity Organized Dates

1. Guru Bimbel Bimbingan Belajar Juli – Oktober 2010 2. Magang or Internship Hasnur Group Januari - April 2013


(9)

ix

ABSTRACT

This research is aimed to analyze and get empirical evidence about influence of firm size, size of board commissioner, and firm age have effect to Corporate Social Responsibility disclosure in corporate annual report to the mining company in Indonesia. Dependent variable which was used in the research was Corporate Social Responsibility disclosure. It was analyzed based on disclosure of Global Reporting Initiatives. Independent variable used in the research was firm size, size of board commissioner and firm age.

This research is done at mining company which are listed at Indonesia Stock Exchange from 2009 until 2012. This reserch uses purposive sampling, it was found that 60 companies as the research sample. Researches uses multiple regression analysis as analysis method.

The result of the research showed that firm size, size of board commissioner and firm age has significant influence on CSR disclosure.

Keywords: Corporate Social Responsibility disclosure, Size Compsny, Size of Board Commissioner and Firm Age.


(10)

x

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris dan umur perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility disclosure dalam laporan tahunan pada perusahaan pertambangan di Indonesia. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility disclosure yang dianalisis berdasarkan pengungkapan Global Reporting Initiatives. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, dan umur perusahaan.

Sampel dalam penelitian adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari 2009 sampai 2012. Dengan menggunakan metode purposive sampling, didapat sebanyak 60 perusahaan ditentukan sebagai sampel penelitian. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris dan umur perusahaan berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility disclosure.

Kata Kunci: Corporate Social Responsibility disclosure, Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, dan Umur Perusahaan.


(11)

xi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya.

Tujuan Utama dari penyusunan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada: 1. Kedua Orang Tua penulis, Bapak Drs. Hanut Budi Masanto, dan Ibu Karty

Susilowati yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, semangat serta doa yang tiada hentinya kepada penulis.

2. Kakakku Dewi Prihatini, ST., yang telah memberikan banyak sekali semangat serta banyak sekali motivasi kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.

4. Dr. Rini, SE., Ak., M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan banyak arahan selama proses penelitian ini hingga selesai.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.


(12)

xii

6. Ibu Yusro Rahma SE., Ak., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan banyak sekali arahan dan banyak sekali motivasi selama proses penelitian ini hingga selesai.

7. Keluarga Besar BEMJ Akuntansi periode 2010-2011. Tempat penulis melakukan berbagai kegiatan organisasi, mendapat teman-teman baru, dan pengalaman lainnya yang sangat tak terlupakan. Penulis senang sekali dan bangga sekali bisa menjadi bagian dari kalian.

8. Perusahaan Hasnur Group khususnya PT. Magma Sigma Utama dan PT. Hasnur Citra Terpadu. Tempat penulis mendapat pengalaman kerja, mempunyai teman-teman yang sangat baik dan pengalaman lainnya yang sangat tak terlupakan. Penulis senang sekali dan bangga sekali bisa menjadi bagian dari kalian.

9. Terima kasih untuk teman-teman Akuntansi 2009, khususnya teman-teman Akuntansi C 2009.

10.Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu terselesaikannya Skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Wassalam


(13)

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ………... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPERHENSIF ………. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ………. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ………. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……… vi

ABSTRACT ……….. viii

ABSTRAK ……….. ix

KATA PENGANTAR ……… x

DAFTAR ISI ………. xiii

DAFTAR TABEL ………. xvi

DAFTAR GAMBAR ……… xvii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ……… 11

C. Tujuan dan Manfaat ……… 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ……… 13

1. Agency Theory ……….. 13

2. Stackeholder Theory ………. 14


(14)

xiv

B. Tinjauan Literatur ……… 16

1. Sejarah Singkat CSR ………. 16

2. Definisi CSR ………. 16

3. Jenis-Jenis CSR ………. 18

4. Manfaat CSR ………. 18

5. Prinsip-Prinsip CSR ……….. 20

C. Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan ……… 22

1. Ukuran Perusahaan ……… 22

2. Ukuran Dewan Komisaris ………. 23

3. Umur Perusahaan ……….. 24

D. Keterkaitan Antar Variabel ………. 26

1. Ukuran Perusahaan terhadap CSR Disclosure ………. 26

2. Ukuran Dewan Komisaris terhadap CSR Disclosure…….. 26

3. Umur Perusahaan terhadap CSR Disclosure……… 27

E. Penelitian Sebelumnya ……… 28

F. Kerangka Pemikiran ……… 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ……… 33

B. Metode Penentuan Sampel ……….. 33


(15)

xv

D. Metode Analisis Data ……….. 35

1. Statistik Deskriptif ………... 35

2. Uji Dasar Asumsi Klasik ………... 35

3. Uji Hipotesis ………... 39

E. Operasional Variabel Penelitian ……….. 41

1. Variabel Dependen ………... 41

2. Variabel Independen ………... 41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ………. 45

B. Hasil Analisis dan Pembahasan ……… 46

1. Statistik Deskriptif ………... 46

2. Uji Dasar Asumsi Klasik ………... 50

3. Uji Hipotesis ………... 56

4. Interpretasi Hasil ………... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 65

B. Implikasi ……… 66

C. Saran ……….. 68


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian ……… 41

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ……… 42

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data ……….... 46

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ……….. 49

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test ………. 50

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adj R2) ……… 52

Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan (Uji F) ………. 53


(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Normality ……… 47 Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dgn Grafik Normal Probability Plot …….. 48 Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedasitas ……… 51


(18)

xviii

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan Lampiran 2 Daftar Pengungkapan GRI

Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan Lampiran 4 Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Dewan Komisaris Lampiran 5 Hasil Perhitungan Variabel Umur Perusahaan

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Variabel CSR Disclosure Lampiran 7 Review CSR Disclosure GRI Tahun 2009 Lampiran 8 Review CSR Disclosure GRI Tahun 2010 Lampiran 9 Review CSR Disclosure GRI Tahun 2011 Lampiran 10 Review CSR Disclosure GRI Tahun 2012 Lampiran 11 Output Hasil Pengujian Data


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan merupakan suatu sarana atau media informasi penting bagi para stakeholders. Dengan adanya penerbitan laporan keuangan dapat diperoleh berbagai macam informasi tentang kinerja perusahaan maupun aktivitas perusahaan. Informasi dalam laporan keuangan perusahaan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan calon investor untuk pengambilan keputusan investasi. Adanya informasi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu memungkinkan investor melakukan pengambilan keputusan secara rasional sehingga informasi yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan (Pradipta & Purwaningsih, 2012: 1).

Akuntansi sosial dan lingkungan telah lama menjadi perhatian. Akuntansi ini menjadi penting karena perusahaan perlu menyampaikan informasi mengenai aktivitas sosial dan perlindungan terhadap lingkungan kepada stakeholder perusahahaan. Perusahaan tidak hanya menyampaikan informasi mengenai keuangan kepada investor dan kreditor yang telah ada serta calon investor atau kreditor perusahaan, tetapi juga perlu memperhatikan kepentingan sosial di mana perusahaan beroperasi (Suaryana, 2012: 2).


(20)

2 Informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahan dapat digambarkan sebagai ketersediaan informasi keuangan dan non keuangan yang berkaitan dengan interaksi perusahaan dengan lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap stakeholders atas berbagai akitivitas perusahaan. Isu ekonomi, kemanusiaan, dan lingkungan menjadi bagian dari tanggung jawab perusahaan karena ketiga hal tersebut sangat berkaitan dengan aktivitas perusahaan (Pradipta & Purwaningsih, 2012: 1-2).

Tetapi, didalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan adalah stockholders dan bondholders, sedangkan pihak lain sering diabaikan. Dewasa ini tuntutan terhadap perusahaan semakin besar. Perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal, tetapi juga karyawan, konsumen, dan masyarakat. Perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial terhadap pihak-pihak diluar manajemen dan pemilik modal. Akan tetapi perusahaan terkadang melalaikannnya dengan alasan bahwa mereka tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan, hal ini disebabkan hubungan perusahaan dengan lingkungannnya bersifat non reciprocal, yaitu transaksi antara keduanya tidak menimbulkan prestasi timbal balik (Anggraini, 2006: 2).


(21)

3 Dunia bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk mampu menyeimbangkan pencapaian kinerja ekonomi (profit), kinerja sosial (people), dan kinerja lingkungan (planet) atau disebut triple bottom-line performance. Orientasi praktik bisnis yang selama ini pada maksimalisasi laba perlu dikaji ulang. Orientasi mengejar laba semaksimal mungkin, secara jangka pendek akan menunjukkan keberhasilan, namun untuk jangka panjang hal tersebut bisa menimbulkan masalah bagi perusahaan karena adanya resistensi dari masyarakat dan stakeholder lainnya (Pradipta & Purwaningsih, 2012: 2).

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, akibatnya yang terjadi di dalam praktik perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk mengungkapkan informasi sosial. Bila manfaat yang akan diperoleh dengan pengungkapan informasi tersebut lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkannya maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi tersebut (Anggraini, 2006: 3).


(22)

4 Sejak tanggal 23 September 2007, pengungkapan Corporate Social Responsibility mulai diwajibkan melalui UU Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, khususnya untuk perusahaan-perusahaan yang hidup dari ekstraksi sumber daya alam. Dalam pasal 74 Undang-Undang tersebut diatur tentang kewajiban pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Sehingga, tidak ada lagi pengungkapan CSR yang sukarela, namun wajib hukumnya. Sementara itu, perkembangan CSR di luar negeri sudah sangat populer. Bahkan di beberapa negara, CSR digunakan sebagai salah satu indikator penilaian kinerja sebuah perusahaan dengan dicantumkannya informasi CSR di dalam catatan laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan (Rahmawati & Utami, 2005: 2).

Jadi, Corporate Social Responsibilty (CSR) adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat dan lingkungan tempat beroperasi. Secara teoretik, Corporate Social Responsibilty dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholders terutama komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya. Sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas. Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah pengedepankan prinsip moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok masyarakat lainnya (Suaryana, 2011: 3)


(23)

5 Salah satu fenomena yang terkait dengan CSR mengenai kasus Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dapat dilihat pada kasus PT. Freeport, yang dapat dilihat pada artikel berikut: Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) mendesak pemerintah segera mengusut kasus longsor di tambang bawah tanah Area Big Gosan PT Freeport yang terjadi beberapa hari lalu. Menurut Presiden KSPSI, Andi Gani Nena Wea, jika hal itu tak kunjung dilakukan, serikat pekerja PT Freeport yang tergabung dalam KSPSI bakal mogok kerja. Menurut Andi, upaya serius mutlak dilakukan karena kecelakaan tersebut menewaskan sejumlah pekerja. Apalagi, serikat pekerja mencatat kecelakaan serupa pernah terjadi pada 2006. Ironisnya, dalam peristiwa yang terjadi tujuh tahun silam itu dan menewaskan sembilan pekerja, Andi melihat pihak yang bertanggungjawab tak dijatuhi sanksi sesuai harapan serikat pekerja. Hanya dipecat dan diberikan kompensasi. Sedangkan untuk runtuhnya tambang bawah tanah Area Big Gosan yang terjadi tiga hari lalu itu pemerintah dinilai lamban melakukan tindakan. Begitu juga, PT Freeport, lalai dalam menerapkan Keselamatan Keamanan Kerja (K3) sebagaimana diwajibkan dalam UU Ketenagakerjaan. Andi memperkirakan ada puluhan pekerja yang masih terjebak timbunan runtuhan tambang bawah tanah. Untuk mengawasi jalannya proses investigasi yang bakal dilakukan untuk mengusut peristiwa itu, Andi mendesak KSPSI dilibatkan dalam tim tersebut. Selain itu Andi mengimbau presiden SBY turun langsung memimpin


(24)

6 tim investigasi itu sebagai salah satu bentuk tanggungjawab pemerintah. Pada kesempatan yang sama, Ketua SPSI Kabupaten Mimika, Virgo Solossa, menyesali pernyataan Kementerian ESDM yang menyebut runtuhnya tambang bawah tanah Big Gossan karena kondisi terowongan termakan usia. Namun, dia berpendapat keselamatan para pekerja adalah tanggungjawab perusahaan. Virgo, tak ingin alasan pihak Kementerian ESDM itu dijadikan landasan utama untuk melihat penyebab utama terjadinya kecelakaan tersebut. Tak ketinggalan Virgo menegaskan PT Freeport harus memberi perhatian yang lebih terhadap keselamatan para pekerja, terutama yang beraktivitas di tambang bawah tanah. Pasalnya, pekerja merupakan aset terbesar ( http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt51963cbb5e975/serikat-pekerja-freeport-ancam-mogok-kerja, 17 Mei 2013).

Fenomena lain yang terkait dengan CSR mengenai lingkungan hidup, dapat dilihat pada kasus kebakaran hutan yang banyak terjadi di Indonesia, yang dapat dilihat pada artikel berikut: Koalisi masyarakat sipil melaporkan 117 perusahaan ke Kementerian Lingkungan Hidup. Perusahaan-perusahaan ini diduga terlibat dalam kebakaran hutan dan lahan di Sumatera, hingga menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan udara di atas ambang batas kesehatan. Muhnur Stayahaprabu, Manager Advokasi Hukum dan Kebijakan Walhi Nasional mengatakan, dari 117 perusahaan ini 33 perkebunan, 84 hutan tanaman industri dengan lokasi 99 persen di Riau.


(25)

7

“Kami menduga kebakaran bukan semata terjadi begitu saja, melainkan ada

kepentingan korporasi yang jelas mendapatkan keuntungan di balik kebakaran lahan dan hutan itu,” katanya dalam rilis kepada media, di Jakarta, Rabu (26/6/13). Koalisi mendesak KLH memproses hukum 117 perusahaan ini atas dasar tindak pidana lingkungan. Pemerintah diminta audit lingkungan sebagai bentuk pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan yang diduga melanggar UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Juga mencabut perizinan lingkungan setiap perusahaan yang jelas-jelas mencemari dan merusak lingkungan. Sebelumnya, pada Selasa (25/6/13), Walhi menyampaikan somasi ke Presiden Republik Indonesia, ke tiga kementrian yakni KLH, Kementerian Kehutanan dan Kementerian Pertanian dan tiga gubernur (Riau, Jambi dan Sumatera Selatan) serta Kapolri. Dalam waktu tujuh hari Walhi mendesakkan beberapa hal. Pertama, mengeluarkan kebijakan melindungi warga negara dalam ancaman udara yang melebihi ambang batas kesehatan. Kedua, pencegahan dan penanggulangan cepat atas peristiwa kebakaran hutan di sejumlah pulau di Indonesia. Ketiga, evaluasi semua izin konsesi baik perkebunan maupun HTI. Keempat penegakan hukum termasuk menangkap pelaku perseorangan, korporasi yang bertanggung jawab ( http://www.mongabay.co.id/2013/06/26/diduga-terlibat-kebakaran-hutan-117perusahaan-dilaporkan-ke-kementerian-lingkungan-hidup/, 26 Juni 2013).


(26)

8 Sementara itu, undang-undang yang mengatur tentang CSR terdapat dalam undang-undang Nomor 40, Tahun 2007, Bab V, Pasal 74. Pasal tersebut berisi tentang:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan;

2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran;

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dalam peraturan pemerintah.

Peraturan lainnya yang diterapkan, terdapat dalam UUD 25, Tahun 2007, Pasal 15, tentang Penanaman Modal, terdapat pada Ayat 1 yaitu setiap penanam modal berkewajiban menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, dan pada Ayat 2, yaitu setiap penanam modal berkewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.


(27)

9 Jadi, Corporate Social Responsibility disclosure merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan hanya pada tanggung jawab dari aspek ekonomi dan keuangan saja, tetapi juga harus berpijak pada tanggung jawab pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ide tanggung jawab sosial pada dasarnya adalah bagaimana perusahaan memberikan perhatian kepada lingkungannya, terhadap dampak yang terjadi akibat kegiatan operasional perusahaan.

Penggunaan industri pertambangan sebagai objek dalam penelitian ini dikarenakan industri pertambangan termasuk industri high profile yang memiliki visibilitas dari stakeholder, risiko politis yang tinggi, dan memiliki persaingan yang tinggi. Industri high profile umumnya merupakan industri yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas operasinya memiliki potensi yang bersinggungan dengan kepentingan luas dalam masyarakat (stakeholder).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk tulisan yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris dan Umur Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure dalam Laporan Tahunan”.

Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh Agung Suaryana (2011). Adapun perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:


(28)

10 1. Penelitian ini menggunakan dua variabel yang digunakan sebelumnya, yaitu ukuran dewan komisaris dan ukuran perusahaan, dan menambahkan satu variabel dalam penelitian ini, yaitu umur perusahaan.

2. Periode penelitian ini meliputi periode pelaporan keuangan pada periode 2010, 2011, 2012, sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan data periode 2009, 2010, 2011, 2012.

3. Penelitian ini menggunakan data melalui sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI, sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan data melalui sampel perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, dan umur perusahaan, berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility disclosure perusahaan dalam laporan tahunan?

2. Seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, dan umur perusahaan, terhadap Corporate Social Responsibility disclosure perusahaan dalam laporan tahunan?


(29)

11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, dan umur perusahaan, terhadap Corporate Social Responsibility disclosure dalam laporan tahunan.

2. Menganalisis seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, dan umur perusahaan, terhadap Corporate Social Responsibility disclosure dalam laporan tahunan.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran perusahaan akan pentingnya melaksanakan Corporate Social Responsibility disclosure untuk meningkatkan kepedulian mereka kepada masyarakat. Sehingga tidak terjadi ketimpangan sosial antara perusahaan tersebut dengan masyarakat disekitar lingkungan diamana perusahaan beroperasi.


(30)

12 2. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam melakukan analisa laporan keuangan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam investasi yang tidak terpaku pada ukuran moneter, tetapi juga ukuran non moneter, seperti Corporate Social Responsibility disclosure, sehingga memungkinkan investor melakukan pengambilan keputusan secara tepat.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat peneliti untuk mempelajari dan menambah wawasan, terutama berbagai hal yang berkaitan dengan praktik Corporate Social Responsibility disclosure perusahaan dalam laporan tahunan.

4. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkkan para pembaca dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak mereka yang seharusnya diperoleh, baik dari segi ekonomi, lingkungan diamana mereka tinggal, ketenagakerjaan, hak asasi manusia, sosial, dan juga informasi tentang produk yang dikeluarkan perusahaan.


(31)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Agency Theory

Penelitian ini menggunakan teori keagenan sebagai grand theory dimana agency theory mengungkapkan adanya hubungan antara principal dan agent yang dilandasi dari adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan, pemisahan penanggung resiko, pembuatan keputusan dan pengendalian fungsi-fungsi (Suaryana, 2011: 5).

Adanya pemisahan antara fungsi kepemilikan (ownership) dan fungsi pengendalian (control) dalam hubungan keagenan sering menimbulkan masalah-masalah keagenan (agency problems). Masalah-masalah keagenan tersebut timbul karena adanya konflik atau perbedaan kepentingan antara principal dan agent (Suaryana, 2011: 5).

Teori keagenan menyatakan bahwa, perusahaan yang menghadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah cenderung akan melaporkan laba lebih rendah atau dengan kata lain akan mengeluarkan biaya-biaya untuk kepentingan manajemen, salah satunya biaya yang dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat yaitu biaya-biaya yang terkait tanggung jawab sosial perusahaan (Suaryana, 2011: 5).


(32)

14 2. Stakeholder Theory

Stakeholder theory mempertimbangkan berbagai kelompok yang terdapat dalam masyarakat dan bagaimana harapan kelompok stakeholder memiliki dampak yang lebih besar (lebih kecil) terhadap strategi perusahaan. Teori ini berimplikasi terhadap kebijakan manajemen dalam mengelola harapan stakeholder. Stakeholder perusahaan pada dasarnya memiliki ekspektasi yang berbeda mengenai bagaimana perusahaan dioperasikan. Perusahaan akan berusaha untuk mencapai harapan stakeholder yang berkuasa dengan penyampaikan pengungkapan, termasuk pelaporan aktivitas sosial dan lingkungan (Suaryana, 2010: 10).

Stakeholder theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali & Chairiri, 2007). 3. Legitimacy Theory

Legitimacy theory menjelaskan bahwa organisasi secara continue akan beroperasi sesuai dengan batas-batas dan nilai yang diterima oleh masyarakat di sekitar perusahaan dalam usaha untuk mendapatkan legitimasi. Norma perusahaan selalu berubah mengikuti perubahan dari waktu ke waktu sehingga perusahaan harus mengikuti perkembangannya.


(33)

15 Usaha perusahaan mengikuti perubahan untuk mendapatkan legitimasi merupakan suatu proses yang dilakukan secara berkesinambungan. Usaha perusahaan untuk mendapatkan legitimasi merupakan suatu proses yang dilakukan secara berkesinambungan (Suaryana, 2011: 9).

Proses untuk mendapatkan legitimasi berkaitan dengan kontrak sosial antara yang dibuat oleh perusahaan dengan berbagai pihak dalam masyarakat. Kinerja perusahaan tidak hanya diukur dengan laba yang dihasilkan oleh perusahaan, tetapi ukuran kinerja lainnya yang berkaitan dengan berbagai pihak yang berkepentingan. Untuk mendapatkan legitimasi perusahaan memiliki insentif untuk melakukan kegiatan sosial. Kegagalan untuk memenuhi harapan masyarakat akan mengakibatkan hilangnya legitimasi dan kemudian akan berdampak terhadap dukungan yang diberikan oleh masyarakat kepada perusahaan (Suaryana, 2011: 9).

Pengungkapan perusahaan melalui laporan keuangan tahunan merupakan usaha perusahaan untuk mengkomunikasikan aktivitas sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat sehingga kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Perusahaan akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi kontrak sosial dengan masyarakat disekitarnya (Suaryana, 2011: 9).


(34)

16 B. Tinjauan Literatur

1. Sejarah Singkat CSR

Pada era modern CSR mulai dikenal pada dekade 1950-an dengan mulai banyaknya literatur-literatur yang membahas tentang CSR. Pada tahun 1950-an menyebut CSR sebagai SR atau Social Responsibility. Tidak disebutkannya kata corporate dalam istilah tersebut kemungkinan besar disebabkan pengaruh dan dominasi korporasi modern belom terjadi atau belom disadari.

Salah satu literatur yang membahas CSR adalah melalui buku karangan Howard R. Bowen yang berjudul Social Responsibility of The Businessman. Dalam buku itu bowen (1953) dalam Kalangit (2008) memberikan definisi awal dari CSR: “…..obligation of businessman to pursue those policies, to make those decision or to follow those line of action which are desirable in term of objectives and values of society”. Sejak penerbitan buku tersebut definisi CSR yang diberikan Bowen memberikan pengaruh besar kepada literatur-literatur CSR yang terbit setelahnya. Sumbangsih besar pada peletakan fondasi CSR tersebut membuat Bowen pantas disebut sebagai Bapak CSR.

2. Definisi CSR

Salah satu definisi CSR yang terkenal adalah yang diungkapkan oleh Carroll (1991) yang mendefinisikan CSR kedalam 4 bagian:


(35)

17 pertama yaitu tanggung jawab ekonomi atau economic responsibilities, kedua yaitu tanggung jawab hukum atau legal responsibilities, ketiga yaitu tanggung jawab etis atau ethical responsibilities, dan keempat yaitu tanggung jawab kebijaksanaan atau discretionary responsibilities.

Definisi CSR menurut World Business Council for Sustainable

Development yaitu: “…..CSR is the continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large” yang artinya “…..CSR adalah keterpanggilan dunia bisnis untuk bersikap etis dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bersamaan dengan kualitas hidup para karyawan beserta keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas hidup komunitas setempat dan masyarakat luas.

Indonesian CSR Award mendefinisikan CSR sebagai komitmen dan upaya perusahaan yang beroperasi secara legal dan etis, untuk meminimalkan resiko kehadiran perusahaan, berkontribusi terhadap pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan serta pembangunan berkelanjutan guna meningkatkan kualitas hidup semua pemangku kepentingan.


(36)

18 3. Jenis-Jenis CSR

Dauman dan Hargreaves (1992) dalam Hasibuan (2008) menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan (CSR) dapat dibagi menjadi dua level sebagai berikut: Pada level pertama, yaitu basic responsibility, pada level ini menghubungkan tanggung jawab utama dari suatu perusahaan seperti perusahaan harus membayar pajak, memenuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham, apabila tanggung jawab pada level ini tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang sangat serius. Pada level kedua, yaitu organization responsibility, pada level ini menunjukan tanggung jawab perusahaan secara lebih khusus untuk memenuhi perubahan kebutuhan stakeholder seperti pekerja, dan masyarakat di sekitar, pada level ini menunjukkan bagaimana perusahaan bisa diterima secara baik didalam masyarakat.

Sedangkan, menurut Carroll (1991) dalam Kartini (2009), menyatakan bahwa konsep tanggung jawab perusahaan (CSR) akan memuat komponen-komponen sebagai berikut: Pertama yaitu economic responsibilities, tanggung jawab sosial perusahaan yang utama adalah tanggung jawab ekonomi karena lembaga bisnis terdiri dari aktivitas ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa bagi masyarakat secara menguntungkan. Kedua yaitu legal responsibilities, pada tanggung jawab kedua ini masyarakat berharap bisnis dijalankan dengan mentaati hukum


(37)

19 dan peraturan yang berlaku yang pada hakikatnya dibuat oleh masyarakat melalui lembaga legislative. Ketiga ethical responsibilities, pada tanggung jawab ketiga ini masyarakat berharap perusahaan menjalankan bisnis secara etis dengan menunjukan refleksi moral yang dilakukan oleh pelaku bisnis secara perorangan maupun kelembagaan. Keempat yaitu discretionary responsibilities, pada tanggung jawab paling akhir ini, masyarakat mengharapkan keberadaan perusahaan tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan itu sendiri tetapi juga dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi masyarakat.

4. Manfaat CSR Bagi Perusahaan

Pelaksanaan program CSR belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat, disebabkan minimnya perhatian perusahaan terhadap pelaksanaan CSR. Padahal, banyak sekali manfaat yang akan didapat perusahaan apabila konsisten untuk melaksanakan program CSR. Nugroho (2000) dalam Wibisono (2007) menjelaskan manfaat CSR sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan, ada empat manfaat yang diperoleh bagi perusahaan

dengan mengimplementasikan CSR. Pertama yaitu keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra (image) yang positif dari masyarakat luas. Kedua yaitu perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap modal (capital). Ketiga yaitu perusahaan dapat mempertahankan sumber


(38)

20 daya manusia (human resources) yang berkualitas. Keempat yaitu perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko atau risk management.

2. Bagi masyarakat, praktik Corporate Social Responsibility yang baik akan meningkatkan nilai-tambah adanya perusahaan di suatu daerah karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan kualitas sosial di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap akan mendapatkan perlindungan akan hak-haknya sebagai pekerja. Jika terdapat masyarakat adat atau masyarakat lokal, praktek CSR akan mengharagai keberadaan tradisi dan budaya lokal tersebut.

3. Bagi lingkungan, praktik Corporate Social Responsibility akan mencegah eksploitasi berlebihan atas sumber daya alam, menjaga kualitas lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan justru perusahaan terlibat mempengaruhi lingkungannnya,

4. Bagi negara, praktik Corporate Social Responsibility yang baik akan mencegah apa yang disebut malpraktik bisnis seperti penyuapan pada aparat negara atau aparat hukum yang memicu tingginya korupsi. Selain itu, negara akan menikmati pendapatan dari pajak yang wajar (tidak digelapkan) oleh perusahaan.


(39)

21 5. Prinsip-Prinsip CSR

Warhurst (1998) dalam Wibisono (2007) mengajukan prinsip-prinsip CSR sebagai berikut:

1. Prioritas Korporat. Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan. Dengan begitu korporat bisa membuat kebijakan, program, dan praktik dalam menjalankan operasi bisnisnya dengan cara yang bertanggungjawab secara sosial.

2. Manajemen Terpadu. Mengintegrasikan kebijakan, program dan praktik ke dalam setiap kegiatan bisnis sebagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen.

3. Proses Perbaikan. Secara berkesinambungan memperbaiki kebijakan, program dan kinerja sosial korporat, berdasarkan temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut secara internasional.

4. Pendidikan Karyawan. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta memotivasi karyawan.

5. Pengkajian. Melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau meninggalkan lokasi pabrik.


(40)

22 6. Informasi Publik. Memberi informasi dan (bila diperlukan) mendidik pelanggan, distributor dan publik tentang penggunaan yang aman, transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk, begitu pula dengan jasa.

7. Penelitian. Melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan baku, produk, proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi dampak negatif.

8. Prinsip Pencegahan. Memodifikasi manufaktur, pemasaran atau penggunaan produk dan jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir, untuk mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.

9. Siaga menghadapi darurat. Menyusun dan merumuskan rencana menghadapi keadaaan darurat, dan bila terjadi keadaaan berbahaya bekerja sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas lokal. Sekaligus mengenali bahaya yang muncul.

10.Pencapaian dan pelaporan. Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan perundang-undangan dan menyampaikan informasi tersebut pada dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan publik.


(41)

23 C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan skala yang menentukan besar atau kecilnya perusahaan. Tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan antara lain, total penjualan, rata-rata tingkat penjualan, dan total aktiva. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah, dan perusahaan kecil (Pradipta & Purwaningsih, 2012: 11).

Perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil, karena perusahaan besar akan menghadapi risisko politis yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan yang lebih besar mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan dalam laporan tahunan, yang merupakan media untuk menyebarkan informasi tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan (Untari, 2010, dalam Pradipta & Purwaningsih, 2012: 12).

2. Ukuran Dewan Komisaris

Dewan Komisaris merupakan organ Perseroan yang secara kolektif bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris tidak turut serta dalam mengambil keputusan operasional.


(42)

24 Kedudukan dari masing-masing anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Dalam melaksanakan tugas, Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemgang Saham (RUPS). Pertanggungjawaban Dewan Komisaris kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (Laporan Tahunan PT. Elnusa, 2012: 140).

Komisaris Independen merupakan anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan atau dengan Pemegang Saham atau hubungan lainnya dengan Perseroan yang dapat mempengaruhi kemampuannya bertindak independen. Jumlah Komisaris Independen Perseroan sesuai Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-305/BEJ/07-2004 tentang Peraturan No. I-A “tentang Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat”, dimana setiap perusahaan publik harus memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris yang ada di perusahaan (Laporan Tahunan PT. Elnusa, 2012: 140-141).


(43)

25 Kinerja Komisaris dievaluasi secara berkala minimal setahun sekali berdasarkan kriteria evaluasi kinerja yang diajukan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi kepada Dewan Komisaris. Evaluasi Kinerja Komisaris dilakukan oleh Pemegang Saham dalam RUPS. Hasil evaluasi kinerja Anggota Dewan Komisaris akan digunakan oleh RUPS dalam memberikan remunerasi serta sebagai salah satu indikator dalam pengangkatan kembali dan pemberhentian Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan (Laporan Tahunan PT. Bukit Asam, 2012: 181). 3. Umur Perusahaan

Ketepatan dalam pelaporan keuangan oleh perusahaan dipengaruhi oleh usia (yaitu pengembangan dan pertumbuhan). Hal ini didasarkan dari teori kurva belajar. Karena itu, perusahaan profesional yang memiliki umur lebih tua cenderung lebih profesional dalam pengumpulan, pengolahan dan penyediaan informasi ketika diperlukan karena pengalaman perusahaan (Ansah, 2000: 12).

Umur perusahaan dapat menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis dan mapu bersaing dengan perusahaan lain. Dengan demikian, umur perusahaan dapat dikaitkan dengan kinerja keuangan suatu perusahaan. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dan mengetahui kebutuhan constituent atas informasi tentang perusahaan (Rahmawati & Utami, 2005: 8).


(44)

26 D. Keterkaitan Antar Variabel

1. Ukuran Perusahaan terhadap CSR Disclosure

Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang paling banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Sembiring (2005) dan Nofandrilla (2008) menemukan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Namun hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2006) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Rahmawati & Utami, 2005: 6).

Ha1: Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure.

2. Ukuran Dewan Komisaris terhadap CSR Disclosure

Sembiring (2005) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan pengawasan yang dilakukan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Beasley (2000). Tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nofandrilla (2008) yang


(45)

27 menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial (Rahmawati & Utami, 2005: 6-7).

Ha2: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure.

3. Umur Perusahaan terhadap CSR Disclosure

Umur perusahaan dapat menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis dan mapu bersaing dengan perusahaan lain. Dengan demikian, umur perusahaan dapat dikaitkan dengan kinerja keuangan suatu perusahaan. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dan mengetahui kebutuhan konstituennya atas informasi tentang perusahaan (Rahmawati & Utami, 2005: 8).

Ansah (2000) meneliti tentang pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, hasilnya menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan Sembiring (2003), Marwata (2001), dan Nofandrilla (2008) tidak menemukan pengaruh yang signifikan antara umur perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial (Rahmawati & Utami, 2005: 8) .

Ha3: Umur Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure.


(46)

28 E. Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya Mengenai UKuran Perusahaan (X1), Ukuran Dewan Komisaris (X2), Umur Perusahaan (X3) dan CSR Disclosure (Y)

Peneliti (Tahun)

Metode Penelitian Persamaan Hasil Penelitian X1 X2 X3 Y

Eddy Rismanda Sembiring. (2005) -Analisis Regresi Berganda. -Metode Sample Staratified Random -Tahun Penelitian 2002.

-Jumlah Sampel 78 Perusahaan.

-Variabel lainnya: Profile, Leverage, Profitabilitas.

√ -Ukuran perusahaan, profile, ukuran dewan komisaris, berpengaruh positif terhadap CSR disclosure. -Profitabilitas, leverage berpengaruh negatif terhadap CSR Disclosure. Rahmawati Indah Dewi Utami. (2005) -Analisis Regresi Berganda. -Metode Purposive Sampling. -Tahun Penelitian 2005-2007. -Jumlah Sampel 121 Perusahaan. -Variabel lainnya: Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Asing.

-Ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, umur perusahaan, berpengaruh positif terhadap CSR disclosure.


(47)

29 Peneliti

(Tahun)

Metode Penelitian Persamaan Hasil Penelitian X1 X2 X3 Y

Fr. Reni Retno Anggraini. (2006) -Analisis Regresi Berganda. -Metode Purposive Sampling. -Tahun Penelitian 2002-2004. -Jumlah Sampel 75 Perusahaan. -Variabel lainnya: Kepemilikan Manajemen, Leverage, Biaya Politis, Profitabilitas.

-Kepemilikan manajemen, biaya politis, profitabilitas, berpengaruh postif terhadap CSR disclosure. -Leverage, berpengaruh negatif terhadap CSR disclosure.

I G N Agung Suaryana. (2011) -Analisis Regresi Berganda. -Metode Purposive Sampling. -Tahun Penelitian 2007-2009.

-Jumlah Sampel 75 Perusahaan.

-Variabel lainnya: Leverage,

Kepemilikan Manajerial.

-Leverage,

profitabilitas, ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, berpengaruh signifikan terhadap CSR disclosure. Tabel 2.1 (Lanjutan)


(48)

30 Peneliti

(Tahun)

Metode Penelitian Persamaan Hasil Penelitian X1 X2 X3 Y

Anna Purwaningsih, Dyah Hayu Pradipta. (2012) -Analisis Regresi Berganda. -Metode Pooling Data -Tahun Penelitian 2008-2010.

-Jumlah Sampel 30 Perusahaan.

-Variabel lainnya: Earning Response Coeficient (ERC), Leverage.

-Disclosure CSR

berpengaruh negatif terhadap earning response coeficient (ERC). -Ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol berpengaruh negatif terhadap earning response coeficient (ERC). Rizki Eriandani, Dianne Frisko, Marissa Yaparto. (2012) -Analisis Regresi Berganda. -Metode Non Probability Sampling kategori Purposive Judgement Sampling. -Tahun Penelitian 2010-2011. -Jumlah Sampel 158 Perusahaan. -Variabel lainnya: Profitabilitas

-CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap rasio keuangan yang ada.

Bersambung ke halaman berikutnya Tabel 2.1 (Lanjutan)


(49)

31 Peneliti

(Tahun)

Metode Penelitian Persamaan Hasil Penelitian X1 X2 X3 Y

Steven, Ansah (2000)

- Regression Analysis

-This step result in 58 companies surviving

-others variable: profitability, extra ordinary and or contingent items, month of financial year-end,

complexity of operations.

-a two stage least

squares regression identified company size, profitability, and company age as statistically significant

explanators of the differences in the timeliness of annual reports issued by the sampled companies. Matthew Brine, Rebecca Brown and Greg Hackett (2007) - Regression Analysis

-The final method consist of 124 companies from 2001-2004. -Others variable: financial

performances

-Tidak ada pengaruh yang signifikan antara corporate social responsibility dan financial performance Tabel 2.1 (Lanjutan)


(50)

32 F. Kerangka Pemikiran

.

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris dan Umur Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility

Disclosure dalam Laporan Tahunan

Basis Teori: Agency Theory, Legitimacy Theory, Stakeholder Theory, Teori Akuntansi Positif.

Ukuran Perusahaan (X1)

Corporate Social Responsibility Disclosure (Y) Ukuran Dewan Komisaris (X2)

Umur Perusahaan (X3)

Metode Analisis : Uji Regresi Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan


(51)

33 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pusat referensi pasar modal (capital market reference center) dengan mengambil data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah kausal komparatif merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro & Supomo, 2002: 27). Penelitian ini akan menguji dan membuktikan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan, dewan komisaris, dan umur perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility disclosure dalam laporan tahunan perusahaan.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang bergerak di industri pertambangan yang terdaftar atau yang melakukan listing di Bursa Efek Indonesia. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan purposive sampling. Purposive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan atau penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (jadi, sampel tidak diambil secara acak, tetapi ditentukan sendiri oleh peneliti). Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:


(52)

34 1. Daftar perusahaan yang bergerak dibidang industri pertambangan yang

listing atau terdaftar di BEI selama periode tahun 2009 - 2012.

2. Tersedia laporan tahunan perusahaan dibidang industri pertambangan secara lengkap selama periode tahun 2009 - 2012.

3. Data mengenai variabel-variabel yang akan diteliti tersedia, dan informasi lain yang terkait dalam perhitungan dan analisis.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro & Supomo, 2002: 147). Antara lain:

1. Riset Kepustakaan (library research)

Penelitian ini digunakan untuk mendapatkan landasan dan konsep yang kuat agar permasalahan dapat dipecahkan. Penelitian ini dilakukan dengan membaca literatur yang ada berupa buku, artikel, surat kabar, diktat kuliah dan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik skripsi yang dibahas.

2. Teknik dokumentasi

Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga instansi terkait, yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan.


(53)

35 D. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar dapat memberikan penjelasan yang memudahkan dalam menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum (Ghozali, 2011: 19).

2. Uji Dasar Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik variabel independen maupun dependen, telah terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data dapat dideteksi dengan melihat analisis statistik dan grafik Normality Probability Plot (P-Plot).


(54)

36 Analisis statistik merupakan alat statistik yang sering digunakan untuk menguji normalitas residual yaitu uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov. Dalam mengambil keputusan dilihat dari hasil uji K-S, jika nilai probabilitas signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.

Grafik Normality Probability Plot (P-Plot), dilihat dari penyebaran data, jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal serta mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya, maka menunjukkan pola distribusi yang normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011: 161).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2011:105). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran nilai Tolerance dan VIF-nya (Variance Inflation Factor). Regresi bebas dari masalah multikolonieritas jika nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2011: 106).


(55)

37 c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2011:110).

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan menggunakan Runs Test. Runs Test sebagai bagian dari statistik non-parametrik digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Runs Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Pengambilan keputusan pada uji Runs Test adalah sebagai berikut:

1) Jika hasil uji Runs Test menunjukkan nilai probabilitas signifikan pada 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual.


(56)

38 2) Jika hasil uji Runs Test menunjukkan nilai probabilitas tidak signifikan pada 0,05 maka hipotesis nol diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual. (Ghozali, 2011: 120)

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011:139). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang homokedastisitas. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID) dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi sedangkan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas, namun jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas angka nol dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas pada data tersebut (Ghozali, 2011: 125).


(57)

39 3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh antar variabel dependen dengan variabel independen (Agung Suaryana, 2011: 15). Untuk menguji hipotesis tersebut, maka persamaan rumus regresi berganda yang digunakan sebagai berikut:

Ket :

Y = Corporate Social Responsibiliy Disclosure α = Konstanta

X1 = Ukuran Perusahaan X2 = Ukuran Dewan Komisaris X3 = Umur Perusahaan

e = Error term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian Dalam melakukan pengujian hipotesis analisis dilakukan melalui analisis data:

a. Uji Koefisien Determinasi (Adj R2)

Uji Koefisien determinasi (Adj R2) pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai Adj R2 adalah diantara nol dan satu. Jika nilai Adj R2 berkisar hampir satu, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel


(58)

40 dependen dan sebaliknya jika nilai Adj R2 semakin mendekati angka nol, berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2011: 177).

b. Uji Simultan (Uji F)

Ujui statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel indewpenden secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai probabilitas F lebih besar dari 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen, dengan kata lain variabel independen secara bersma-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, dan sebaliknya (Ghozali, 2011: 178).

c. Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual (parsial) dalam menerangkan variasi variabel dependen. Langkah yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah dengan menentukan level of significance-nya. Level of significance yang digunakan

sebesar 5 % atau (α) = 0,05. Jika sign. t > 0,05 maka Ha ditolak


(59)

41 E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terbagi atas dua jenis variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Penelitian ini menggunakan Corporate Social Responsibility disclosure sebagai variabel dependen.

Corporate Social Responsibility disclosure atau pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan pengungkapan informasi terkait dengan aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini mengacu pada peneliti sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Suaryana (2011), Corporate Social Responsibility disclosure diukur berdasarkan indikator Global Reporting Initiative (GRI) yang dikelompokkan berdasarkan enam indikator, yakni pertama economic performance (EC), kedua environment performance (EN), ketiga labour practices performance (LA), keempat human rights performance (HR), kelima social performance (SO), dan terakhir product responsibility performance (PR). Daftar pengungkapan CSR yang lengkap berdasrkan General Reporting Initiative dapat dilihat pada lampiran dalam penelitian ini. 2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Penelitian ini menggunakan tiga jenis


(60)

42 variabel independen, yaitu ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, dan umur perusahaan.

Ukuran perusahaan, dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan logaritma total aset perusahaan, karena total aset lebih dapat mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran dewan komisaris, dalam penelitian ini konsisten dengan sembiring, yaitu jumlah personil dalam anggota dewan komisaris. Umur perusahaan, dalam penelitian ini yaitu lama perusahaan berdiri, dihitung sejak tahun perusahaan tersebut berdiri hingga perusahaan tersebut dijadikan sampel dalam penelitian.

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala

CSR Disclosure (Y) (Suaryana, 2011)

Proksi:

Rasio

Ukuran Perusahaan (X1) (Suaryana, 2011)

Proksi: log (total asset) Rasio

Ukuran Dewan Komisaris (X2)

(Sembiring, 2005)

Proksi: jumlah personil dalam anggota dewan komisaris.

Rasio

Umur Perusahaan (X3) (Rahmawati & Indah, 2005)

Proksi: sejak tahun

perusahaan berdiri sampai perusahaan tersebut dijadikan sampel dalam penelitian.

Rasio


(61)

43 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan variabel dependen maupun variabel independen, untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, dan umur perusahaan, terhadap Corporate Social Responsibility disclosure, dengan menggunakan model analisis regresi berganda. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini merupakan representasi dari populasi sampel yang ada, serta sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan kriteria sampel diperoleh sampel penelitian sebanyak 60 perusahaan selama periode 2009 sampai dengan periode 2012. Selengkapnya mengenai rincian sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Rincian Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah

Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 31 Annual Report perusahaan yang tidak tersedia 16 Perusahaan yang memuat data yang dibutuhkan peneliti 15

Total sampel penelitian selama 4 periode 60


(62)

44 B. Hasil Analisis dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian secara keseluruhan pengaruh antara variabel ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, dan umur perusahaan, terhadap Corporate Social Responsibility disclosure perusahaan, terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Selengkapnya mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

Minimum Maximum Nilai Rata-Rata

Std.

Deviation N

CSR 0.038 0.385 0.159 0.002 60

FIRM SIZE 6.037 12.672 8.4.83 0.202 60

DEWAN 02 13 5.250 0.385 60

FIRM AGE 02 62 26.97 0.000 60

Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel dependen, yaitu Corporate Social Responsibility disclosure perusahaan, memiliki nilai minimum sebesar 0,038 yang diperoleh dari PT. Benakat Petroleum Energy Tbk pada tahun 2009, PT. Mitra Investindo pada tahun 2009,


(63)

45 sedangkan untuk nilai maksimum sebesar 0.385 diperoleh dari PT. Antam Tbk pada tahun 2010, pada tahun 2011, dan pada tahun 2012. Memiliki nilai rata-rata sebesar 0.159, dan standar deviasi sebesar 0.002.

Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR oleh perusahaan masih sangat rendah, dapat dilihat dari nilai rata-rata yang bahkan tidak mencapai 50%. Pengungkapan CSR hanya dilakukan pada item-item tertentu, yang dianggap penting oleh perusahaan. Dari keenam indikator yang ada didalam Global Reporting Initiatives, item yang paling sering diungkapkan oleh perusahaan terdapat pada dua indikator. Pertama pada indikator lingkungan, sebanyak 6 item dari total 30 item sering diungkapkan oleh perusahaan, yaitu perlindungan keanekaragaman hayati, pemulihan habitat, strategi menjaga keanekaragaman hayati, keanekaragaman hayati, inisiatif mengurangi dampak buruk pada lingkungan, biaya dan investasi perlindungan lingkungan. Kedua pada indikator tenaga kerja, sebanyak 6 item dari total 14 item sering diungkapkan oleh perusahaan, yaitu jumlah karyawan, kompensasi bagi karyawan tetap, tingkat kecelakaan kerja, program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan, kesepakatan, kesehatan dan keselamatan kerja, penilaian kinerja dan pengembangan karir. Selengkapnya tentang pengungkapan CSR berdasrkan Global Reporting Initiatives masing-masing perusahaan dapat dilihat pada lampiran dalam penelitian ini.


(64)

46 Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel independen, yaitu ukuran perusahaan, memiliki nilai minimum sebesar 6.037 yang diperoleh dari PT. Indo Tambangraya Megah pada tahun 2010, sedangkan untuk nilai maksimum sebesar 12.672 diperoleh dari PT. Benakat Petroleum Energy Tbk pada tahun 2010. Memiliki nilai rata-rata sebesar 8.483, dan standar deviasi sebesar 0.202.

Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian, memiliki total aset berbeda-beda. Dilihat dari nilai rata-rata total aset yang dimiliki, rata-rata perusahaan bisa diklasifikasikan kedalam perusahaan besar, dan terlihat perbedaan total aset yang dimiliki satu perusahaan dengan total aset yang dimiliki perusahaan lain.

Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel independen, yaitu ukuran dewan komisaris, memiliki nilai minimum sebesar 2 yang diperoleh dari PT. Darma Henwa Tbk pada tahun 2009, dan pada tahun 2010, sedangkan nilai maksimum sebesar 13 yang diperoleh dari PT. Aneka Tambang pada tahun 2012. Memiliki nilai rata-rata sebesar 5.250, dan standar deviasi sebesar 0.385.

Hal ini menunjukkan bahwa anggota dewan komisaris yang ada di perusahaan bervariasi, dikarenakan tidak ada peraturan pemerintah yang mengikat, jadi jumlah anggota dewan komisaris sangat tergantung dari


(65)

47 kebijakan perusahaan itu sendiri, bagaimana pertimbangan perusahaan dalam menentukan jumlah anggota dewan komisaris di perusahaan tersebut, yang akan memepengaruhi kebijakan yang akan diambil perusahaan kedepannya, sedangkan pemerintah hanya mengatur tentang jumlah anggota dewan komisaris independen.

Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel independen, yaitu umur perusahaan, memiliki nilai minimum sebesar 2 yang diperoleh dari PT. Benakat Petroleum Energy Tbk pada tahun 2009, sedangkan nilai maksimum sebesar 62 yang diperoleh dari PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk pada tahun 2012. Memiliki nilai rata-rata sebesar 26.97, dan memiliki standar deviasi sebesar 0.000.

Hal ini menunjukkan bahwa umur perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian sangat beragam. Ada perusahaan yang sudah berdiri dimulai sejak zaman kolonial belanda, dan setelah berpuluh-puluh tahun kemudian perusahaan tersebut baru mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di BEI. Ada juga perusahaan yang masih sangat baru didirikan, yaitu tahun 2007, dimulai dengan mendapat Surat Keterangan Izin Peninjauan Batubara & Ijin Survey Batubara, yang beberapa bulan kemudian perusahaann tersebut sudah resmi didirikan. Selain itu, ada juga perusahaan yang merupakan anak perusahaan dari perusahaan lain.


(66)

48 2. Hasil Uji Dasar Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan agar model regresi menjadi suatu model yang lebih reperesentatif atau lebih menjelaskan. Analisis data uji asumsi klasik dalam penelitian ini yaitu melalui: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas.

a. Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik variabel dependen maupun variabel independen, telah terdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas dapat diketahui dari nilai signifikansi unstandardized residual pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .06393485

Most Extreme Differences Absolute .110

Positive .110

Negative -.079

Kolmogorov-Smirnov Z .851

Asymp. Sig. (2-tailed) .464

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(67)

49 Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.851 dengan tingkat signifikansi adalah 0.464 hal ini berarti data residual terdistribusi secara normal karena tingkat signifikansinya diatas 0.05. Artinya model regresi tidak memiliki masalah normalitas data atau data yang digunakan terdistribusi secara normal. Selain melihat dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov diatas, kenormalan distribusi data juga dapat dilihat melalui histogram normality dan grafik normal probability plot berikut:

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Normality


(68)

50 Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normality Probability Plot

Dari gambar 4.1 atau histogram normality, dapat diketahui bahwa distribusi data yang teratur dengan membentuk garis yang menyerupai lonceng, hal ini dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Dandari gambar 4.2 atau grafik normal probability plot, dapat diketahui bahwa sebaran data tersebar secara teratur mendekati garis, hal ini berarti bahwa data telah terdistribusi secara normal.


(69)

51 b. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (variabel bebas) dan model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah tersebut. Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.4berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan nilai tolerance masing variabel diatas 0.01 dan nilai VIF masing-masing variabel juga dibawah 10 dan mendekati 1. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi dalam penelitian ini.

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

SIZE .759 1.317

DEWAN .864 1.157

AGE .729 1.371

a. Dependent Variable: CSR


(70)

52 c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan Run Test pada uji non parametric test. Hasil uji autokorelasi dengan perhitungan statistik Runs Test dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi Runs Test

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -.00687

Cases < Test Value 30

Cases >= Test Value 30

Total Cases 60

Number of Runs 27

Z -1.042

Asymp. Sig. (2-tailed) .298

a. Median

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa signifikansi adalah sebesar 0.298 yang berarti hipotesis nol diterima, karena tingkat signifikansi diatas 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random (acak) atau tidak terjadi gangguan autokorelasi dalam model penelitian ini.


(71)

53 d. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah heterokedastitisitas. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3

Hasil Uji Heterokedasitas

Dari gambar 4.3 dapat diketahui bahwa tidak ada pola tertentu dan titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas angka 0 pada sumbu Y maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.


(1)

95

Lampiran

10

(Lanjutan)

BIPI ENRG INCO MEDCO BRAU BUMI DEWA MITI

40 1 1 1 1 1 1 1 0

41 0 0 1 0 0 0 0 0

42 1 1 1 0 0 1 1 0

43 0 0 0 0 0 0 0 0

44 0 0 0 0 0 0 0 0

45 0 0 0 0 0 0 0 0

46 1 0 1 0 1 1 1 1

47 1 1 1 1 1 1 1 1

48 1 1 1 1 1 1 1 0

49 0 0 1 0 0 0 0 0

50 0 0 1 0 0 0 0 0

51 0 1 1 0 0 1 1 0

52 0 1 0 0 0 0 0 0

53 0 0 0 0 0 0 0 0

54 0 0 0 0 0 0 0 0

55 0 0 0 0 0 0 0 0

56 0 0 0 0 0 0 0 0

57 0 0 0 0 0 0 0 0

58 0 0 1 0 0 1 0 1

59 0 0 0 0 0 0 0 0

60 0 0 0 0 0 0 0 0

61 0 0 0 0 0 0 0 0

62 0 0 0 0 0 0 0 0

63 0 0 0 0 0 0 0 0

64 0 0 0 0 0 0 0 0

65 0 0 0 0 0 0 0 0

66 0 0 0 0 0 0 0 0

67 0 0 0 0 0 0 0 0

68 0 0 0 0 0 0 0 0

69 0 0 1 1 1 1 0 0

70 0 0 0 0 0 0 0 0

71 0 0 0 0 0 0 0 0

72 1 0 0 0 0 0 0 0

73 0 0 0 0 0 0 0 0

74 0 0 1 0 0 1 0 0

75 1 0 1 0 1 1 1 1

76 0 0 0 0 0 0 0 0

77 0 0 0 0 0 0 0 0


(2)

96

Lampiran 11

Output Hasil Pengujian Data

1.

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

Minimum

Maximum

Nilai

Rata-Rata

Std.

Deviation

N

CSR

0.038

0.385

0.159

0.002

60

FIRM SIZE

6.037

12.672

8.483

0.202

60

DEWAN

2

13

5.250

0.385

60

FIRM AGE

2

62

26.97

0.000

60

Descriptive Statistics

2.

Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .06393485

Most Extreme Differences Absolute .110

Positive .110

Negative -.079

Kolmogorov-Smirnov Z .851

Asymp. Sig. (2-tailed) .464

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

97

Lampiran 11 (Lanjutan)

3.

Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

Normality


(4)

98

Lampiran 11 (Lanjutan)

5.

Hasil Uji Multikolonieritas

6.

H

6.

Hasil Uji Autokorelasi dengan

Runs Test

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -.01084

Cases < Test Value 30

Cases >= Test Value 30

Total Cases 60

Number of Runs 27

Z -1.042

Asymp. Sig. (2-tailed) .298 a. Median

Bersambung ke halaman berikutnya

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

SIZE .759 1.317

DEWAN .864 1.157

AGE .729 1.371


(5)

99

Lampiran 11 (Lanjutan)

7.

Hasil Uji Heterokedastisitas

8.

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .819a .672 .654 .065625

a. Predictors: (Constant), AGE, SIZE, DEWAN b. Dependent Variable: CSR


(6)

100

Lampiran 11 (Lanjutan)

9.

Hasil Uji Simultan (Uji F)

10.

Hasil Uji Parsial (Uji t)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .493 3 .164 38.169 .000a

Residual .241 56 .004

Total .734 59

a. Predictors: (Constant), AGE, DEWAN, SIZE b. Dependent Variable: CSR

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.212 .060 -3.543 .001

SIZE .015 .005 .251 2.855 .006

DEWAN .018 .004 .345 4.184 .000

AGE .006 .001 .735 8.196 .000


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kemampulabaan, Leverage, dan Dewan Komisaris Terhadap Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan

1 72 102

Corporate Social Responsibility Dan Citra Perusahaan (Study Korelasional Mengenai Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Citra Pt. Tirta Sibayakindo Di Mata Masyarakat Desa Doulu Dalam Dan Desa Doulu Pasar Kecamatan Berasta

1 79 137

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KOMISARIS INDEPENDEN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE DAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

0 27 24

Pengaruh mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility di dalam laporan sustainability : Studi empiris pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-

0 6 156

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Em

0 4 15

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN ASING, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN PROPERTY D

0 4 192

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Leverage, Ukuran Dewan Komisaris, dan Kepemilikan Saham Publik Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Ter

0 2 15

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, UMUR PERUSAHAAN, DAN DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN DALAM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2 6 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 12