Darah Curah Jantung Gastrointestinal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.PERUBAHAN FISIOLOGIS IBU HAMIL 2.1.1. Perubahan Kardiovaskular Maternal selama Kehamilan

a. Darah

Volume darah terdiri dari volume plasma dan volume sel meningkat 45-50 selama kehamilan. Volume plasma meningkat lebih banyak dan lebih awal pada masa gestasi dibandingkan volume sel, meskipun peningkatan volume sel kira-kira sekitar 33 atau ~450ml. Keadaan ini menyebabkan penurunan hematokrit hingga mendekati minggu ke-30 kehamilan, ketika volume plasma stabil, dan ini disebut sebagai anemia fisiologis atau dilusi pada kehamilan. Dengan pemberian besi, eritrosit meningkat lebih cepat, dan perbedaan antara volume seluler dan plasma bekurang. Lihat Gambar 2.1 Pernoll, 2001. Gambar 2.1 Perubahan volume darah selama kehamilan dan masa nifas Universitas Sumatera Utara

b. Curah Jantung

Curah jantung, merupakan hasil perkalian dari denyut jantung dan volume sekuncup , meningkat ~40 ~1,5 litermenit selama gestasi. Curah jantung mencapai nilaimaksimum pada minggu ke 20-24 Gambar 2.2. Volume sekuncupmenyumbang hampir seluruh kenaikan curah jantung pada awal kehamilan hingga mencapai puncaknya 25-30 pada minggu ke 12- 24. Denyut jantung meningkat 15 denyutmenit pada saat aterm namun tetap dipengaruhi oleh variabel yang sama seperti pada wanita yang tidak hamil Pernoll, 2001. Gambar 2.2 Peningkatan curah jantung selama kehamilan

c. Tekanan Darah Arteri

Progesteron menyebabkan relaksasi otot-otot polos. Hal ini tampak dalam sistem vena dan mengakibatkan dilatasi vena panggul, peningkatan sistem vaskularisasi uterus, dan dilatasi vena-vena di tungkai bawah secara nyata. Namun, efek ini juga terjadi pada arteri Pernoll, 2001.

2.1.2. Penyesuaian Paru terhadap Kehamilan

Dilatasi Kapiler di seluruh saluran pernapasan menyebabkan perubahan suara dan pernafasan lewat hidung sulit pada awal kehamilan. Secara radiologi, gambaran vaskularisasi paru meningkat. Pembesaran uterus disertai denganelevasi diafragma setinggi 4 cm, tetapi perubahan Universitas Sumatera Utara posisi ini tidak mempengaruhi fungsi diafragma. Sebenarnya, otot-otot abdominal berelaksasi selama kehamilan, sehingga pernapasan cenderung diafragmatik. Tulang iga bawah mendatar ke arah luar, meninggikan angulus subsifoideus dan meningkatkan keliling thoraks hingga 6 cm Pernoll, 2001. Volume ruang rugi meningkat akibat relaksasi otot-otot jalan nafas. Peningkatan volume tidal bertahap 35-50 terjadi selama kehamilan. Peninggian diafragma menurunkan kapasitas paru total sekitar 4-5. Volume tidal meningkat 40. Kapasitas residual fungsional, volume residual, dan volume cadangan ekspirasi menurun hingga ~20. Ventilasi alveolar meningkat ~65 akibat kombinasi dari volume tidal besar dan volume cadangan kecil. Kapasitas inspirasi meningkat 5-10 maksimum pada minggu ke 22-24. Ada sedikit peningkatan pada frekuensi pernafasan, menit ventilasi meningkat 50, dan konsumsi oksigen meningkat 15-20 diatas wanita yang tidak hamil. Volume menit pernapasan meningkat ~26 Gambar 2.3Pernoll, 2001. Terjadi hiperventilasi pada kehamilan yang dideskripsikan sebagai penurunan CO 2 alveolar bersamaan dengan rendahnya CO 2 sambil mempertahankan tekanan oksigen alveolar maternal yang normal. Hiperventilasi maternal berhubungan dengan kerja progesteron pada pusat pernapasan diperantarai oleh kemoreseptor perifer di badan karotid. Ini memungkinkan fetus melakukan pertukaran CO 2 dengan cara yang lebih efektif Pernoll, 2001. Selama persalinan dan pelahiran, banyak pasien mengalami hiperventilasi. Ini dapat memicu alkalosis respiratorik diikuti spasme karpopedal. Kapasitas fungsional cadangan semakin menurun pada fase awal tiap kontraksi dari redistribusi darah yang berasal dari uterus, dan memungkinkan pertukaran gas yang lebih efisien. Pemberian obat-obatan anestetik harus diubah sesuai dengan hal tersebut Pernoll, 2001. Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Perubahan Ginjal

Dilatasi hilus ginjal, kaliks, dan ureter terjadi sedini akhir trimester pertama tetapi biasanya regresi normal pada akhir masa nifas. Sistem pengumpul sebelah kanan menunjukkan dilatasi yang lebih besar karena kompresi oleh pembesaran, uterus dekstrorotasi. Refluks vesikoureter bilateral sering terjadi selama kehamilan. Dengan demikian, wanita hamil menjadi lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih Pernoll, 2001. Gambar 2.3 Perubahan volume paru selama kehamilan Aliran Plasma Ginjal meningkat nyata selama kehamilan untuk mencapai maksimum 60 -80 di atas tingkat wanita tidak hamil pada masa midgestasi. Kemudian, penurunan bertahap dari sekitar 25 terjadi dengan istilah. Peningkatan GFR ~50 pada trimester kedua karena peningkatan volume darah dan aliran darah ginjal, menurunnya tekanan onkotik, dan perubahan endokrin. Platonya pada trimester ketiga sebagai terminasi. Fraksi filtrasi FF, rasio GFRRPF, menurun selama awal kehamilan, dan meningkat kembali pada trimester akhir. Ini mungkin menunjukkan perubahan hemodinamik dalam glomerulus Pernoll, 2001. Universitas Sumatera Utara Sangat awal di kehamilan, klirens kreatinin meningkat hingga ~45 dari nilai tidak hamil. Selama trimester kedua, klirens kreatinin tetap meninggi, tetapi pada trimester ketiga, beberapa minggu sebelum term, secara bertahap turun ke level wanita tidak hamil Pernoll, 2001. Urea dan asam urat semua diekskresikan lebih efektif selama kehamilan, sehingga konsentrasi darah dari zat ini biasanya lebih rendah daripada dalam keadaan tidak hamil. Lebih banyak glukosa dan laktosa diekskresikan selama kehamilan. Asam amino dieliminasi lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih besar selama kehamilan. Kehilangan asam askorbat dan asam folat dalam urin terjadi Pernoll, 2001. Volume dan komposisi cairan diregulasi oleh kontrol ginjal dengan mengekskresikan natrium dan air. Estrogen dan kortisol dan sistem renin- angiotensin-aldosteron berkontribusi terhadap perubahan homeostasis natrium dan air selama kehamilan. Peningkatan GFR yang sangat pesat selama kehamilan menyebabkan peningkatan dalam filtrasi natrium, tetapi reabsorbsi tubular natrium meningkat. Ini menghasilkan keseimbangan natrium positif diperlukan untuk memungkinkan persyaratan janin dan peningkatan volume darah ibu. Secara proporsional lebih banyak air daripada natrium yang tertensi selama trimester ketiga. Inilah yang diobservasi sebagai penyebab edema pada akhir kehamilan Pernoll, 2001.

2.1.4. Perubahan Gastrointestinal a. Oral

Salivasi sering meningkat dan bersifat lebih asam. Gusi dapat menjadi lebih hipertropik dan hiperemis, dan pembentukan epulis dapat terjadi tanpa higienitas oral yang baik Pernoll, 2001.

b. Gastrointestinal

Selama kehamilan, baik motillitas gastrointestinal dan iramanya menurun dibawah pengaruh peningkatan progesteron. Secara klinis, ini memicu penundaan pengosongan lambung, waktu transit lebih lambat, dan konstipasi. Dapat juga menjadi refluks gastroesofageal, yang memicu nyeri Universitas Sumatera Utara heartburn , dan kemungkinan yang nyata dapat menjadi regurgitasi dan aspirasi jika dalam keadaan tak sadar. Efek kehamilan pada keasaman lambung sangat bervariasi Pernoll, 2001. Apendiks berpindah superior dan ke panggul kanan, dan usus dipindahkan ke atas dan lateral. Pengetahuan ini yang paling penting ketika apendiktomi harus dilakukan dalam lanjutan kehamilan Pernoll, 2001.

c. Hati