b. Curah Jantung
Curah jantung, merupakan hasil perkalian dari denyut jantung dan volume sekuncup , meningkat ~40 ~1,5 litermenit selama gestasi. Curah
jantung mencapai nilaimaksimum pada minggu ke 20-24 Gambar 2.2.
Volume sekuncupmenyumbang hampir seluruh kenaikan curah jantung pada awal kehamilan hingga mencapai puncaknya 25-30 pada minggu ke 12-
24. Denyut jantung meningkat 15 denyutmenit pada saat aterm namun tetap dipengaruhi oleh variabel yang sama seperti pada wanita yang tidak
hamil Pernoll, 2001.
Gambar 2.2 Peningkatan curah jantung selama kehamilan
c. Tekanan Darah Arteri
Progesteron menyebabkan relaksasi otot-otot polos. Hal ini tampak dalam sistem vena dan mengakibatkan dilatasi vena panggul, peningkatan
sistem vaskularisasi uterus, dan dilatasi vena-vena di tungkai bawah secara nyata. Namun, efek ini juga terjadi pada arteri Pernoll, 2001.
2.1.2. Penyesuaian Paru terhadap Kehamilan
Dilatasi Kapiler di seluruh saluran pernapasan menyebabkan perubahan suara dan pernafasan lewat hidung sulit pada awal kehamilan.
Secara radiologi, gambaran vaskularisasi paru meningkat. Pembesaran uterus disertai denganelevasi diafragma setinggi 4 cm, tetapi perubahan
Universitas Sumatera Utara
posisi ini tidak mempengaruhi fungsi diafragma. Sebenarnya, otot-otot abdominal berelaksasi selama kehamilan, sehingga pernapasan cenderung
diafragmatik. Tulang iga bawah mendatar ke arah luar, meninggikan angulus subsifoideus dan meningkatkan keliling thoraks hingga 6 cm
Pernoll, 2001. Volume ruang rugi meningkat akibat relaksasi otot-otot jalan nafas.
Peningkatan volume tidal bertahap 35-50 terjadi selama kehamilan. Peninggian diafragma menurunkan kapasitas paru total sekitar 4-5.
Volume tidal meningkat 40. Kapasitas residual fungsional, volume residual, dan volume cadangan ekspirasi menurun hingga ~20. Ventilasi
alveolar meningkat ~65 akibat kombinasi dari volume tidal besar dan volume cadangan kecil. Kapasitas inspirasi meningkat 5-10 maksimum
pada minggu ke 22-24. Ada sedikit peningkatan pada frekuensi pernafasan, menit ventilasi meningkat 50, dan konsumsi oksigen meningkat 15-20
diatas wanita yang tidak hamil. Volume menit pernapasan meningkat ~26 Gambar 2.3Pernoll, 2001.
Terjadi hiperventilasi pada kehamilan yang dideskripsikan sebagai penurunan CO
2
alveolar bersamaan dengan rendahnya CO
2
sambil mempertahankan tekanan oksigen alveolar maternal yang normal.
Hiperventilasi maternal berhubungan dengan kerja progesteron pada pusat pernapasan diperantarai oleh kemoreseptor perifer di badan karotid. Ini
memungkinkan fetus melakukan pertukaran CO
2
dengan cara yang lebih efektif Pernoll, 2001.
Selama persalinan dan pelahiran, banyak pasien mengalami hiperventilasi. Ini dapat memicu alkalosis respiratorik diikuti spasme
karpopedal. Kapasitas fungsional cadangan semakin menurun pada fase awal tiap kontraksi dari redistribusi darah yang berasal dari uterus, dan
memungkinkan pertukaran gas yang lebih efisien. Pemberian obat-obatan anestetik harus diubah sesuai dengan hal tersebut Pernoll, 2001.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Perubahan Ginjal