44
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil pengkajian pada Ny. E diperoleh keluhan utama mengatakan cemas akan kehamilannya.
Berdasarkan pengkajian dapat diperoleh data subjektif yaitu pasien mengatakan cemas dengan kehamilannya, masih merasakan gerakan janin, pasien
mengatakan tidak bisa tidur semalaman karena gerakan janin dari dalam perut, dan pasien juga menyatakan pusing pada bagian kepala dan lama tidur pasien
hanya 3 jam. Data objektif yaitu pasien banyak bertanya, palpebrakantong mata tampak hitam, sering menguap, dan conjungtiva anemis.
Setelah dilakukan analisa data penulis mendapatkan masalah keperawatan dengan diagnosa keperawatan cemas berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang kehamilan yang bermasalah ditandai dengan pasien banyak bertanya. Kemudian diberikan intervensi dan implementasi selama
3 hari. Diagnosa utama yang penulis angkat adalah cemas bd kurangnya pengetahuan tentang kehamilan yang bermasalah dd pasien banyak bertanya
Setelah intervensi di susun dan implementasi dilakukan, maka ada beberapa masalah yang berhasil di atasi seperti klien mengatakan sudah
tenang,cemasnya sudah berkurang, dan klien sudah dapat mengatur waktu istirahat dan ada juga masalah yang belum teratasi seperti klien banyak bertanya
tentang kehamilannya dan keadaan klien tampak lemah,maka intervensi dilanjutkan,
.
45
B. Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan.
Rumah sakit, melalui perawat yang ada diruangan lebih aktif dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien dengan
Gangguan Rasa Nyaman: Cemas
2. Bagi Institusi Pendidikan.
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan profesional agar tercipta perawat yang profesional,
terampil, inovatif, aktif dan bermutu yang dapat memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.
3. Bagi Keluarga.
Keluarga adalah orang terdekat dari pasien, diharapkan dapat mendukung pasien dan mengetahui cara mengurangi rasa cemas yang
dihadapi oleh pasien. 4.
Bagi Perawat. Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan agar lebih maksimal, khususnya pada pasien dengan kebutuhan rasa nyaman cemas. Perawat diharapkan
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang profesional terutama dalam memfasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
5. Bagi Penulis.
Perlu untuk menambah dan meningkatkan kemmapuan dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan masalah Gangguan
Rasa Nyaman: Cemas serta perlu memperbaiki agar karya tulis ini lebih sempurna.
5
BAB II PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep dasar Kecemasan 2.1.1. Definisi
Ansietas merupakan hal yang akrab dalam hidup manusia. Ansietas bukanlah hal yang aneh karena setiap orang pasti pernah mengalami ansietas
dengan berbagai variannya. Ansietas sangat berhubungan dengan perasaan tidak pasti dan ketidakberdayaan sebagai hasil penelitian terhadap suatu objek atau
keadaan. Keadaan emosi ini dialami secara subjektif, bahkan terkadang objeknya tidak jelas. Artinya, seseorang dapat saja menjadi cemas, namun sumber atau
sesuatu yang dicemaskan tersebut tidak tampak nyata. Ansietas ini dapat terlihat dalam hubungan interpersonal.
Ansietas dapat menjadi suatu kekuatan motivasi untuk pertumbuhan dan perkembangan pada individu yang bersangkutan Corey 2005. Dapat pula
ansietas menjadi suatu beban berat yang menyebabkan individu tersebut hidupnya selalu di bawah bayang-bayang ansietas yang terus berkepanjangan . Ansietas
berkaitan dengan stres. Oleh karena ansietas ansietas timbul sebagai respon terhadap stres, baik stres fisiologis maupun psikologis. Artinya, ansietas terjadi
ketika seseorang merasa terancam baik secara fisik maupun psikologis. Artinya, ansietas terjadi ketika seseorang merasa terancam baik secara fisik maupun
psikologis. Stres merupakan bagian yang tidak dapat terelakan dalam hidup manusia. Meskipun demikian, stres bukanlah merupakan sesuatu yang patologis.
Terlihat jelas bahwa ansietas ini mempunyai dampak terhadap kehidupan seseorang, baik dampak positif maupun dampak negatif. Apalagi bila
ansietas ini dialami oleh klien yang dirawat di rumah sakit. Berbagai situasi dan kondisi akan membuatnya semakin cemas. Oleh karenanya perawat sebagai
tenaga kesehatan profesional tidak boleh mengabaikan aspek emosi ini dalam memberikan asuhan keperawatan.
6
Menurut Suliswati 2005 Cemas merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidakmenyenangkan dan dialami oleh semua
makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.Kecemasan pada individu merupakan pengalaman yang subjektif, dapat memberikannmotivasi untuk mencapai sesuatu
dan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Kehamilan trimester pertama menimbulkankekhawatiran
yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran Kusmiyati,2009, dan pada trimester kedua perasaan cemas pun muncul kembali ketika melihatkeadaan
perutnya yang bertambah besar , payudara semakin besar, dan bercak hitamyang semakin
melebar, perasaan
cemas muncul
karena mereka
mengkhawatirkanpenampilannya akan rusak dan merasa takut suaminya tidak mencintai dirinya lagiHuliana, 2006. Pada kehamilan trimester III, psikologi dan
emosional wanita hamildikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang dantanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya
Aprianawati, 2007 dalamAstria, 2009.Dapat penulis simpulkan, bahwa kecemasan ibu hamil pada trimester IIIdalam menghadapi persalinan adalah suatu
kondisi psikologis atau perasaan yangtidak menyenangkan yang mengancam individu pada masa kandungan 7-9 bulandimana objek kecemasan itu tidak jelas,
dikarenakan adanya perubahan-perubahanfisiologis seperti perubahan bentuk tubuh ataupun rahim yang semakin membesar danperut menurun serta tekanan-
tekanan yang dirasakan dalam perut yang menyebabkanketidakstabilan kondisi psikologis, seperti merasa takut, khawatir, was-was dan tidaktahu apa yang akan
terjadi dan yang harus dia lakukan setelah anaknya lahir.
2.1.2. Teori Kecemasan
Menurut Stuart dan Sundeen 1998, ada beberapa teori penyebab kecemasan antara lain:
a. Teori psikoanalitik Kecemasan
adalah konflik
emosional yang
terjadi antara
dua elemenkepribadian yaitu id dan super ego. Id mewakili dorongan insting dan
impulprimitive seseorang, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani
seseorang dandikembangkan oleh norma budaya.
7
b. Teori interpersonal Bahwa kecemasan timbul akibat ketakutan atau ketidakmampuan untuk
berhubungan secara interpersonal serta sebagai akibat penolakan.Halini dikaitkan
dengan trauma perkembangan, perpisahan, kehilangan, dan lain sebagainya. c. Teori perilaku
Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Teori biologik Dalam otak terdapat reseptor spesifik terhadap benzodiazepin, dimanareseptor
ini dapatmengatur timbulnya kecemasan. e. Kajian keluarga
Menunjukkan bahwa kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalamsuatu keluarga.
2.1.3. Faktor Pencetus Kecemasan
Menurut Stuart and Sundeen 1998, pencetus timbulnya kecemasan dapatdisebabkan oleh berbagai sumber yaitu sumber internal maupun sumber
eksternal, haltersebut dibedakan menjadi: a. Ancaman terhadap integritas fisik
Merupakan ketidakmampuan
fisiologis atau
penurunan kapasitas
seseoranguntuk melakukan aktifitas sehari-hari, meliputi sumber eksternal bisa disebabkan olehinfeksi virus atau bakteri, polusi, lingkungan, ancaman
keselamatan, injuri;sedangkan
sumber internal
merupakan kegagalan
mekanisme fisik seseorang seperti jantung, sistem imun, termoregulator menurun, perubahan biologis normal sepertikehamilan.
b. Ancaman terhadap self esteem Merupakan sesuatu yang terjadi yang dapat merusak identitas harapan diri dan
integritas fungsi sosial, meliputi sumber eksternal yaitu berbagai kehilangan sepertikehilangan orang tua, teman dekat, perceraian, perubahan status
pekerjaan, pindahrumah, tekanan sosial; sedangkan sumber internal yaitu
8
kesulitan dalam hubunganinterpersonal di dalam rumah, di tempat kerja, dan di dalam masyarakat.
2.1.4. Tingkat Kecemasan
Menurut Suliswati 2005, tingkat kecemasan dibagi 4 empat, yaitu: a. Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Individu akanberhati-hati dan waspada serta lahan persepsi meluas, belajar menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas. Respon cemas ringan seperti sesekali bernafas pendek,nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut
danbergetar, telinga berdengung, waspada, lapang persepsi meluas, sukar konsentrasipada masalah secara efektif, tidak dapat duduk tenang dan tremor
halus pada tangan. b. Kecemasan Sedang
Pada tingkat ini, lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu telah berfokuspada hal-hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal-hal yang
lain. Responcemas sedang seperti sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering,muka merah dan pucat, anoreksia, gelisah, lapang pandang
menyempit, rangsanganluar mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidakenak, firasat buruk.
c. Kecemasan Berat Pada tingkat ini, lapangan persepsi individu sangat sempit. Seseorang cenderung
hanya memikirkan hal kecil saja dan mengabaikan hal yang penting.Tidak mampuberpikir berat lagi dan membutuhkan lebih banyak pengarahan atau
tuntutan.Responnya meliputi nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, rasa tertekanpada dada, berkeringat dan sakit kepala, mula-mual, gugup, lapang
persepsi sangatsempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, verbalisasi cepat, takut pikiran sendiridan perasaan ancaman meningkat dan seperti ditusuk-tusuk.
d. Panik Pada tingkat ini, lapangan persepsi individu telah terganggu sehingga tidak dapat
mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa, walaupun telah diberi pengarahan. Respon panik seperti napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi,
9
penglihatan kabur, hipotensi, lapang persepsi sempit, mudah tersinggung, tidak dapat berpikir logis, agitasi, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak-teriak,
kehilangankendali dan persepsi kacau, menjauh dari orang.
Bagan 2.1 Rentang Respon Kecemasan Respon Adaptif ResponMaladaptif
Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik Sumber: Stuart dan Sundeen, 1998
Tabel 2.1 Tingkat Kecemasan dan karateristik Tingkat Cemas
Karateristik
Cemas ringan -
Berhubungan dengan ketegangangan dalam peristiwa sehari-hari
- Kewaspadaan meningkat
- Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan
menghasilkan kreativitas -
Respons fisiologis: sesekali napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat sedikit, gejala ringan pada
lambung, muka berkerut, serta bibir bergetar -
Respons kognitif: mampu menerima rangsangan yang
kompleks, konsentrasi
pada masalah,
menyelesaikan masalah
secara afektif,
dan terangsang untuk melakukan tindakan
Rentang Respon Kecemasan
Respon adaptif Respon maladaptif
Antisipasi Ringan
Sedang Berat Panik
10
- Respons perilaku dan emosi: tidak dapat duduk
tenang, tremor halus pada tangan, dan suara kadang- kadang meninggi
Cemas sedang -
Respon fisiologis: sering napas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah meningkat, mulut kering,
anoreksia, diarekonstipasi, sakit kepala, sering berkemih, dan letih
- Respon kognitif: memusatkan perhatiannya pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit, dan rangsangan dari
luar tidak mampu diterima -
Respons perilaku dan emosi: gerakan tersentak- sentak, terlihat lebih tegang, bicara banyak dan
lebih cepat, susah tidur, dan perasaan tidak aman
Cemas berat -
Individu cenderung memikirkan hal yang yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain
- Respons fisiologis: napas pendek, nadi dan tekanan
darah naik,
berkeringat dan
sakit kepala,
penglihatan berkabut, serta tampak tegang -
Respon kognitif: tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahantuntunan,
serta lapang persepsi menyempit -
Respons perilaku dan emosi: perasaan terancam meningkat dan komunikasi menjadi terganggu
verbalisasi cepat
Panik -
Respons fisiologis: napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, serta
rendahnya koordinasi motorik -
Respons kognitif: gangguan realitas, tidak dapat berpikir logis, persepsi terhadap lingkungan
mengalami distorsi,
dan ketidakmampuan
memahami situasi
11
- Respons perilaku dan emosi: agitasi, mengamuk dan
marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan kendalikontrol
diri aktivitas
motorik tidak
menentu, perasaan terancam, serta dapat berbuat sesuatu yang membahayakan diri sendiri danatau
orang lain.
2.1.5 Alat Ukur Kecemasan
Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrumen HamiltonAnxiety Rating Scale
HARS, Analog Anxiety Scale, Zung Self-Rating Anxiety Scale
ZSAS, dan Trait Anxiety Inventory Form Z-I STAI Form Z-I Kaplan Saddock,1998.
Menurut Hawari
2001 Untuk
mengetahui sejauh
mana tingkat
kecemasanseseorang apakah ringan, sedang, berat atau sangat berat dengan menggunakan alatukur yang dikenal dengan nama HARS Hamilton Anxiety
Rating Scale .
Nilai 0 = tidak ada gejala atau keluhan Nilai 1 = gejala ringan
Nilai 2 = gejala sedang Nilai 3 = gejala berat
Nilai 4 = gejala sangat berat Penilaian derajat kecemasan score :
14 = tidak ada kecemasan 14
– 20 = kecemasan ringan 21
– 27 = kecemasan sedang 28 - 41 = kecemasan berat
42 - 56 = kecemasan berat sekali panic
2.1.6 Kecemasan Selama Kehamilan
Menurut Kusmiyati 2009, Peristiwa kehamilan adalah peristiwa fisiologisnamun proses tersebut dapat mengalami penyimpangan sampai berubah
menjadipatologis. Ada dua macam stressor, yaitu:
12
1. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat,tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan peran sebagai orang
tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan persalinan, kehilangan pekerjaan.
2. Stressor eksternal: status marital, maladaptasi, relathionship, kasih sayang,support mental, broken home.Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu
rentang waktu dimana tidak hanyaterjadi perubahan fisiologis, tetapi juga perubahan psikologis yang memerlukanpenyesuaian emosi, pola berfikir dan
perilaku yang berlanjut hingga bayi lahir.Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan, saat inilah tugaspikologis pertama sebagai calon ibu
untuk dapat menerima kenyataan akankehamilannya. Selain itu, dampak dari peningkatan hormo estrogen dan progesteronpada tubuh ibu hamil akan
mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga banyak ibuhamil yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.Kekhawatiran orang tua
terhadap kesehatan anak berbeda-beda selama hamil. Kekhawatiran pertama timbul berkaitan dengan kemungkinan terjadinya
kegugguran.Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebihmeyakinkan bahwa dirinya hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akanselalu diperhatikan dengan seksama Kusmiyati, 2009. Reaksi psikologi danemosional wanita yang pertama kali hamil ditunjukkan dengan
adanya rasakecemasan, kegusaran, ketakutan, dan kepanikan. Diantara mereka ada yangberpikiran bahwa kehamilan merupakan ancaman maut yang menakutkan
danmembahayakan bagi diri mereka Huliana, 2006.Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibumerasa sehat. Quickening
mungkin menyerang wanita untuk memikirkan bayinnyasebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. Pada trimester ini kecemasanyang terutama ialah
kemungkinan cacat pada anaknya Kusmiyati, 2009. Padaperiode ini perasaan cemas pun muncul kembali ketika melihat keadaan perutnyayang bertambah
besar, payudara semakin membesar, dan bercak-bercak hitam yangsemakin melebar. Perasaan cemas muncul karena mereka mengkhawatirkan
penampilannya akan rusak dan merasa takut suaminya tidak akan mencintai dirinyalagi Huliana, 2006.
13
Sejumlah ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita mungkin khawatirterhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak tahu kapan akan melahirkan.
Mimpinyamencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. Ibu hamil akan lebih sering bermimpitentang bayinya, anak-anak, persalinan, kehilangan bayi, atau
terjebak disuatu tempatkecil dan tidak bisa keluar. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisikyang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak
nyaman timbul kembali karenaperubahan body image yaitu merasa dirinya aneh dan jelek. Ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. Dan
menurut Musbikin 2005, semuakegelisahan mengenai keadaan bayi, sehingga menghasilkan mimpi yang bervariasi.Bayi yang cacat, sangat kecil atau sangat
besar misalnya, menggambarkan kecemasanakan kesehatan bayi.Wanita juga mengalami proses berduka seperti kehilangan perhatian dan hakistimewa yang
dimiliki selama kehamilan, terpisahnya bayi dari bagian tubuhnya, danmerasa kehilangan kandungan dan menjadi kosong. Perasaan mudah terluka jugaterjadi
pada masa ini wanita merasa canggung, jelek, tidak rapi, membutuhkanperhatian yang lebih besar dari pasangannya Kusmiyati, 2009.Perubahan mood dan
peningkatan sesitivitas terhadap orang lain akanmembingungkan mereka sendiri dan juga orang di sekelilingnya. Mudah tersinggung,menangis tiba-tiba, dan
ledakan kemarahan serta perasaan sukacita, kegembiraanyang luar biasa muncul silih berganti hanya karena suatu masalah kecil atau bahkanmasalah sama sekali
Kusmiyati, 2009. Penyebab perubahan mood ini kemungkinan karena perubahan
hormonaldalam kehamilan, ini hampir seperti pre menstrual syndrom atau selama menopause.Selain itu masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri melahirkan,
mungkin jugamenjadi penyebab perubahan mood Kusmiyati, 2009.Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluh ketidaknyamananfisik dapat
mencari bantuan untuk mengatasi konflik peran ibu dan tanggungjawabnya. Pengkajian ebih lanjut tentang toleransi dan kemampuan koping perludilakukan
Lederman, 1984 dalam Kusmiyati, 2009.
14
A. Konsep dasar asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar: