Pengaruh Input Terhadap Produksi .1 Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas

adalah 1887 ml per musim tanam per petani atau sebanyak 7.358 mlha. Untuk pestisida yang digunakan biasanya berupa fungisida dengan merk dagang Skor untuk mengatasi penyakit pada tanaman cabai dan juga insektisida dengan merk dagang Curacon, Pegasus dan Agrimax untuk mengendalikan hama pengganggu tanaman. 5.2 Pengaruh Input Terhadap Produksi 5.2.1 Uji Asumsi Klasik Sebelum mencari pengaruh penggunaan input produksi terhadap produksi cabai merah sebaiknya dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik yang bertujuan untuk mengetahui data terdistribusi dengan normal serta terbebas dari multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal. Uji normalitas dilkakuan dengan pendekatan secara grafik. Suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila garis yang digambarkan data menyebar atau merapat ke garis diagonalnya. Kemudian, berdasarkan uji one sample kolmogorov- smirnov diperoleh nilai Z 0,05, maka data pada penelitian ini berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.1 Uji Normalitas Model b. Multikolinearitas Untuk menguji multikolinearitas dilakukan dengan metode sederhana yaitu dengan melihat tabel Coefficient. Jika nilai Toleransi atau VIF Variance InflationFactor kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10. Berikut adalah tabel Cofficients : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant pupuk .373 2.683 pestisida .679 1.473 tenagakerja .985 1.015 bibit .409 2.445 Sumber : Lampiran 4 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai toleransi pada tiap model lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF pada tiap model tidak ada yang melebihi 10. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada data yang diolah.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan pendekatan grafik. Heteroskedastisitas terjadi apabila plot menunjukkan plot yang sistematis membentuk pola tertentu. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2 Scatter Plot dari Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik pada Scatter Plot menyebar tanpa membentuk pola tertentu. Maka dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas pada model. Berdasarkan hasil analisis uji asumsi klasik yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diolah telah terdistribusi secara normal serta bebas dari masalah multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh input produksi pupuk, pestisida, tenagakerjadan bibit terhadap produksi cabai merah di daerah penelitian, maka Universitas Sumatera Utara perlu diketahui terlebih dahulu fungsi produksi pada usahatani cabai merah tersebut. Model fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Variabel yang digunakan dalam model fungsi penduga adalah variabel tidak bebas yaitu produksi cabai merah Y serta variabel bebas yaitu luas lahan X1, pupuk X2, pestisida X3, tenaga kerja X4 dan bibit X5. Berdasarkan Tabel 5.3, maka diperoleh fungsi produksi usahatani cabai merah sebagai berikut : Y = 33,339X1 2,341 X2 0,106 X3 1,266 X4 0,517 Di mana Y = Jumlah Produksi kg X1 = Pupuk kg X2 = Pestisida ml X3 = Tenaga Kerja hkp X4 = Bibit Hasil regresi antara input produksi pupuk, pestisida, tenaga kerja dan bibit terhadap jumlah produksi secara serempak maupun secara parsial dapat diketahui dari Tabel 5.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Analisis Regresi Penggunaan Input Produksi Terhadap Produksi Cabai Merah No Variabel Koefisien Regresi t hitung t tabel α 5 Signifikansi 1 Pupuk 2,341 3,125 2,002 Nyata 2 Pestisida 0,106 1,190 2,002 Tidak Nyata 3 Tenaga Kerja 1,266 0,305 2,002 Tidak Nyata 4 Bibit 0,517 8,213 2,002 Nyata Intersep = 33,339 R 2 = 0,849 Fhitung = 80,052 Ftabel α 5 = 2,53 Sumber : Lampiran 4 Untuk menganalisis pengaruh penggunaan pupuk dan pestisida terhadap produksi cabai merah secara serempak digunakan uji F. Dari hasil uji statistik pada Tabel 5.3 diperoleh nilai F hitung yaitu sebesar 33,339. Jika dibandingkan dengan nilai F tabel α 5 = 2,53, ternyata F hitung F tabel. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa secara serempak variabel pupuk X1, pestisida X2, tenaga kerja X3 dan bibit X5 berpengaruh nyata terhadap produksi cabai merah Y. Selanjutnya untuk menganalisis pengaruh input produksi secara parsial terhadap hasil produksi maka dapat diketahui dengan melakukan uji t. Dari Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa variabel pupuk X1 berpengaruh nyata terhadap produksi cabai merah, karena nilai t hitung =3,125 lebih besar dari pada t tabel α 5 = 2,002. Universitas Sumatera Utara Variabel pestisida X2 tidak berpengaruh nyata terhadap produksi cabai merah, karena nilai t hitung =1,190lebih kecil dari pada t tabel α 5 = 2,002. Variabel tenaga kerja X3 tidak berpengaruh nyata terhadap produksi cabai merah, karena nilai t hitung =0,305 lebih kecil dari pada t tabel α 5 = 2,002. Variabel bibit X4 berpengaruh nyata terhadap produksi cabai merah, karena nilai t hitung =8,213 lebih besar dari pada t tabel α 5 = 2,003. Untuk menjelaskan sejauh mana variasi produksi cabai Y dapat dijelaskan oleh input produksi pupuk X1, pestisida X2, tenaga kerja X3 dan bibit X4, digunakan nilai koefisien determinasi R 2 . Dapat dilihat dari tabel 5.2 bahwa nilai R 2 = 0,849. Hal ini memberikan arti bahwa 84,9 variabel produksi Y dapat dijelaskan oleh variabel luas pupuk X1, pestisida X2, tenaga kerja X3 dan bibit X4 dan sisanya sebesar 15,1 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model.

5.3 Efisiensi Penggunaan Input Produksi