Solanaceae. Dinamakan Cabai merah dikarenakan cabai ini memiliki buah yang besar dengan warna merah. Di Indonesia sendiri, ada banyak nama-nama lokal
yang beredar di masyarakat, misalnya di Jawa, dikenal dengan nama Lombok atau Lenkreng, Campli Sumatera, Capli Aceh, Lacina Batak Karo, Cabi
Lampung, dan masih banyak lagi nama cabai yang lainnya. Cabai merah ini terdiri dari beberapa macam diantaranya cabai keriting, cabai tit cabai super,
cabai hot beauty, dan cabai merah lainnya Tosin dan Nurma, 2010. Berdasarkan tingkat kepedasannya cabai dikelompokkan kedalam empat golongan
berdasarkan aturan pasar internasional. Cabai berdasarkan tingkat kepedasannya dibagi menjadi cabai dengan tingkat kepedasan sangat pedas, kepedasan
pertengahan, kepedasan kurang dan tidak pedas. Masing-masing kelompok cabai memiliki bentuk fisik serta kegunaan yang berbeda-beda Suyanti, 2007.
2.1.2Luas Lahan
Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dan skala usaha ini pada akhirnya akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian.
Seringkali dijumpai, makin luas lahan yang dipakai sebagai usaha pertanian akan semakin tidak efisienlah lahan tersebut. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa
luasnya lahan mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisiensi akan berkurang Soekartawi, 2002.
2.1.3 Pupuk
Pupuk merupakan sumber hara yang berfungsi sebagai input produksi untuk mesin biologis yang sangat menentukan kinerja tanaman agar dapat berproduksi
dengan optimal. Faktor dominan penyebab rendahnya produktivitas tanaman salah
Universitas Sumatera Utara
satunya adalah menurunnya degradasi tingkat kesuburan tanah, terutama menurunnya kandungan bahan organik tanah dari musim ke musim yang tidak
bisa digantikan peranannya oleh pupuk anorganik. Upaya mempertahankan dan meningkatkan produktivitas tanah antara lain dengan pemberian bahan organik
Bahua, 2014. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah
terutama agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri. Pemupukan tanaman muda sangat penting agar tanaman tumbuh subur
dan sehat sehingga dapat mulai berproduksi pada umur yang normal Tim Bina Karya Tani, 2008.
Menurut Anonimous 2015, pupuk kandang yang diperlukan untuk satu hektar lahan penanaman cabai adalah sebanyak 20-30 ton, tergantung kondisi kesuburan
tanahnya. Pupuk kimia yang diberikan adalah ZA dengan dosis 650 kgha, Urea dengan dosis 250 kgha, Sp 36 dengan dosis 500 kgha, dan KCI dengan dosis 400
kgha. Keempat jenis pupuk ini diberikan pada umur tanaman 2,6, dan 9 minggu dengan masing-masing sepertiga dosis.
Menurut Tarigan dan Wahyu 2003, dosis pupuk, baik pupuk kandang maupun pupuk kimia yang diberikan untuk tanaman cabai hibrida adalah Pupuk Kandang
sebanyak 30 tonha, ZA sebanyak 250 kgha, Urea sebanyak 200 kgha, TSP sebanyak 800 kgha, KCl sebanyak 270 kgha dan Borat sebanyak 18 kgha.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Pestisida
Pestisida merupakan pilihan utama cara mengendalikan hama, pentakit dan gula, karena dapat membunuh langsung jasad pengganggu. Kemanjurannya dapat
diandalkan,penggunaannya mudah, tingkat keberhasilannya tinggi, ketersediaannya mencukupi dam mudah didapat serta biaya relatif murah.
Pestisida merupakan salah satu hasil teknologi modern karena mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal ini terbukti di
beberapa negara sedang berkembang produksi pertanian melimpah, namun kesehatan masyarakat terjaga dengan cara yang tepat dan aman. Di sisi lain
apabila pestisida pengelolaannya tidak baik maka dapat menimbulkan dampak negatif terhadap beberapa aspek kehidupan yang pada akhirnya langsung ataupun
tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia Panut, 2004.
Berdasarkan hama sasarannya, pestisida dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Insektisida
Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi hewan serangga, seperti ulat, semut, belalang, lalat, kecoa, nyamuk, wereng dan
sebagainya. Contohnya adalah basmion, basudin, diazinon, tiodan, timbel arsenat dan propoksur.
Universitas Sumatera Utara
2. Nematisida
Nematisida adalah jenis pestisida untuk membasmi hama cacing. Hama ini sering merusak bagian umbi tanaman atau akar. Contohnya adalah oksamil
dan natrium metam. 3.
Rodentisida Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas binatang
pengerat, contohnya adalah tikus. Contoh rodentisida adalah warangan senyawa arsen dan thalium sulfat.
4. Herbisida
Herbisida adalah pestisida untuk membasmi tumbuhan liar atau gulma pengggangu tanaman. Contohnya adalah amonium sulfonat, pentaklorefenol,
gramoxone dan totacol. 5.
Fungisida Fungisida merupakan jenis pestisida yang digunakan untuk memberantas
fungi atau jamur. Contohnya adalah natrium dikromat, timbel I oksida, tembaga oksiklorida dan carbendazim Panut, 2004.
2.1.5Tenaga Kerja
Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan di bidang pertanian, penggunaan
tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan
mempengaruhi besar kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana yang diperlukan. Biasanya
usaha pertanian skala kecil akan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan
Universitas Sumatera Utara
tidak perlu tenaga kerja ahli skilled. Sebaliknya pada usaha pertanian skala besar lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga dengan cara sewa dan
sering dijumpai diperlukannya tenaga kerja yang ahli, misalnya tenaga kerja yang mampu mengerjakan traktor, dan sebagainya. Selanjutnya dalam analisa
ketenagakerjaan juga diperlukan pembedaan tenaga kerja pria, wanita, anak-anak, dan ternak. Pembedaan tentang hal ini terjadi karena setiap jenis tahapan
pekerjaan dalam suatu usaha pertanian adalah berbeda dan juga faktor kebiasaan juga menentukan Soekartawi, 2002.
2.1.6Bibit
Bibit adalah salah satu input produksi pertanian yang sangat terkait dengan ketahanan pangan keluarga, komunitas, dan ketahanan pangan nasional. Bibit
merupakan mata rantai pertama dari keseluruhan mata rantai pangan, oleh karena itu kebebasan petani untuk memperoleh akses pada bibit tidak hanya syarat
penting bagi terjaminnya kelestarian pangan suatu negara Soekartawi, 1993.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Fungsi Produksi