Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah per Musim Tanam Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Penggunaan Input Produksi pada Usahatani Cabai Merah

5.4 Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah per Musim Tanam

Untuk menjelaskan besarnya pendapatan petani cabai di Desa Beganding, maka harus diketahui biaya yang dikeluarkan selama mengusahakan cabai dan juga penerimaan dari hasil usahatani cabai tersebut. Berikut disajikan rincian biaya, penerimaan serta pendapatan petani. Tabel 5.5 Rata-rata Biaya dan Pendapatan Petani per Musim Tanam No. Uraian Per Petani Per Ha 1. Produksi 2602,25 kg 10.147 kg 2. Penerimaan Rp. 39.033.871,- Rp.152.207.547,- 3. Biaya a. Sewa Lahan Rp. 2.564.516,129,- Rp.10.000.000,- b. Pupuk Rp. 2.614.532,258,- Rp.10.195.031,45,- c. Pestisida Rp. 1.207.741,935,- Rp.4.709.433,962,- d. Tenaga Kerja Rp. 8.792.903,226,- Rp.34.286.792,45,- e. Bibit Rp. 349.161,29,- Rp.1.361.509,4,- 4. Pendapatan Rp. 23.618.241,94,- Rp.92.096.289,31,- Sumber : Lampiran 3 Dari tabel 5.4 dapat diketahui bahwarata-rata penerimaan per petani dalam sekali musim tanam cabai adalah sebesar Rp. 39.033.871,- atau sebesarRp. 152.207.547 ,- per Ha. Biaya yang harus dikeluarkan petani dalam sekali musim tanam cabai adalah sebesar Rp. 15.415.629,03,- per petani atau sebesar Rp. 60.111.257,86,- per Ha, di mana biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian pupuk, pestisida, tenaga kerja dan bibit. Pendapatan bersih petani merupakan selisih dari penerimaan dengan biaya. Dari tabel dapat diketahui pendapatan rata-rata per petani cabai di daerah penelitian sebesar Rp. 23.618.241,94,- atau sebesar Rp. 92.096.289,31,- per Ha dalam sekali musim tanam. Universitas Sumatera Utara

5.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Penggunaan Input Produksi pada Usahatani Cabai Merah

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi penggunaan input produksi pada usahatani cabai merah, yaitu:

1. Iklim dan Cuaca

Iklim dan cuaca merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu usahatani cabai merah terutama dalam penggunaan penggunaan pupuk dan pestisida. Jumlah penggunaaan pupuk dan pestisida akan meningkat apabila dalam kondisi hujan. Hal ini terjadi karena apabila hujan maka pupuk dan pestisida yang telah diberikan akan tercuci oleh hujan. Selain itu iklim di areal penanaman yang lembab akan membuat tanaman menjadi lebih mudah terserang penyakit seperrti spora dan jamur sehingga perlu adanya penambahan pestisida yang mengakibatkan bertambahnya input produksi.

2. Modal Petani

Modal yang dimiliki oleh petani juga menjadi salah satu faktor yang menentukan tingkat optimasi penggunaan input produksi pupuk dan pestisida. Bagi petani yang memiliki modal yang lebih dalam melakukan usahatani tidak peduli berapapun jumlah input seperti pupuk yang dibutuhkan dengan pemikiran asalkan produksi yang didapatkan besar. Sementara untuk petani yang kekurangan modal lebih sering untuk membatasi penggunaan input terutama pupuk sehigga penggunaannya belum mencapai titik optimal dalam upaya meningkatkan produksi. Universitas Sumatera Utara

3. Pengetahuan Petani

Pengetahuan seorang petani dalam menjalankan suatu usahatani akan mempengaruhi hail yang akan dicapai. Kurangnnya pengetahuan petani cabai merah di tempat penelitian akan dosis yang tepat dalam pemberian pupuk dan pestisida menyebabkan tidak optimalnya pengguanaan pupuk dan pestisida. Pengetahuan petani dalam penggunaan pupuk dan pestisida pada usahatani cabai merah hanya sebatas kebiasaan yang dilakukan setiap tahunnya dan juga mengikuti anjuran dari sesama petani cabai tanpa adanya informasi dari luar yang mereka dapatkan. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan